23. Another secret

51.4K 3.7K 174
                                    

Pagi-pagi sekali saat burung-burung bercicit didahan pohon dekat jendela kayu kamar yang Aaron dan Siena tempati, Aaron bangun. Membuka matanya secara perlahan, dan menolehkan kepalanya pada Siena, yang tertidur pulas dalam dekapannya.
Aaron melepaskan pelukannya di tubuh Siena secara perlahan, ia bangun dan menguap serta mengusap wajahnya. Pria itu turun dari ranjang dan hendak keluar, namun suara ponselnya membuat ia berhenti.
Aaron mengambil ponselnya dan membaca satu pesan yang masuk. Kedua alis tebalnya saling bertaut, kemudian bibir tebalnya menyeringai kecil dengan tatapan misterius. Tanpa kata Aaron berjalan keluar, untuk menghirup udara segar. Sebelumnya ia meraih sebuah kaos didekat ranjang untuk dipakai. Aaron pun pergi keluar.
Saat ia menggeser pintu utama, Samy berdiri didekat pintu membelakanginya. Aaron melangkah mendekat dengan wajah dinginnya tanpa ekspresi, ia menyusupkan kedua tangannya di saku celana.

"Presdir, anda sudah bangun? Saya akan langsung menyiapkan sarapan untuk anda dan nona Siena." kata Samy ketika ia melihat Aaron disampingnya.

"Tak usah, kita akan pergi, ada sesuatu yang harus aku urus." balas Aaron dengan suara rendahnya yang sedikit serak.

"Apa itu?" tanya Samy.

Aaron menoleh sesaat tapi melemparkan kembali tatapannya ke depan, ke pemandangan laut disebrang jalan. Angin pagi menerpa wajah mereka yang membawa hawa sejuk.

"Kiara sudah mengetahuinya." ujar Aaron.

Samy mengerutkan dahinya tak mengerti, pria pirang itu menatap Aaron dengan seksama sambil mencerna apa yang Aaron katakan. Perkataan Aaron memiliki banyak makna.

"Maksud anda Nyonya Kiara sudah mengetahui hubungan presdir dengan nona Siena?" tanya Samy untuk lebih memastikan.

"Tentang siapa Siena yang sebenarnya." jelas Aaron.

Samy terkejut untuk sesaat, namun ia buru-buru mengendalikan ekspresinya. Sambil menatap Aaron dan meminta penjelasan dari boss nya itu. "Bagaimana bisa?"

Aaron diam, untuk sesaat ia hanya menghirup udara segar di pagi hari tanpa menjawab pertanyaan Samy. Kemudian Aaron menghembuskan napasnya kasar.

"Seperti yang aku duga, dia masuk ke ruang kerjaku dan menggeledahnya. Kiara pasti akan mengatakan yang sebenarnya pada Siena."

"Sekarang, apa rencana presdir?"

Aaron menoleh pada Samy, menatap Samy dengan wajah dingin dan tatapan tajam yang menusuk. Salah satu sudut bibirnya tertarik membentuk seringai, dengan tatapan yang menyiratkan rasa puas.

"Apa yang akan aku lakukan? Kau tak perlu tahu. Aku akan pergi ke suatu tempat, sebaiknya kau bersiap."

"Baik, presdir." balas Samy dengah patuh.

Aaron menyeringai samar, ada tatapan geli di matanya yang tajam. Ia membayangkan bagaimana perasaan dan ekspresi Kiara, dan bahkan Aaron sudah membayangkan apa yang akan Kiara lakukan padanya.

(*0*)(*0*)

Kring kring kring

Suara dering ponsel yang keras membuat tidur Siena terusik. Secara perlahan bulu mata lentik itu terangkat dan bola matanya terbuka secara penuh. Siena menolehkan kepalanya dan meraba permukaan tempat tidur, guna menemukan keberadaan sang suami, namun tak ada Aaron disampingnya.
Sambil menguap Siena mendudukan dirinya dan membiarkan selimut terjatuh dari tubuhnya hingga membuat tubuh bagian atasnya telanjang. Merasakan hawa dingin yang menyentuh kulit putihnya yang mulus. Sadar akan sesuatu, Siena membulatkan matanya dengan lebar dan wajah memerah total.

"Astaga!" Siena tersentak saat kenyataan menghinggapi ingatannya.

Ia baru mengingat semalam Aaron menikahinya, dan pagi ini ia bangun sebagai nyonya muda Ackerley. Lagi-lagi perasaan bersalah menggelayuti hatinya, perasaan bersalah pada Kiara. Buru-buru Siena menyelimuti tubuhnya dan menutupi dada telanjangnya.

TEMPTATION / [END] (Tersedia di KUBACA & GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang