13. Red Diamond

55.1K 4.3K 192
                                    

"Hati-hati, Julie." Siena melambaikan tangannya pada Julie yang berjalan meninggalkan kamar apartemennya.

Juliet mengangguk sebelum masuk ke dalam lift. Setelah Julie tak terlihat lgi, Siena masuk kembali dan berjalan ke kamarnya, bermaksud akan mandi karena hari sudah sore.
Tiba-tiba bel di pintu berdering, membuat Siena menghentikan langkahnya. Keningnya mengerut karena heran siapa yang mengunjunginya. Tak ada yang mengetahui apartemennya selain Julie, Kiara dan- Aaron.
Buru-buru Siena kembali ke pintu dan membukanya. Dihadapannya nampak tubuh tegap dan tinggi Aaron dengan balutan jas kantor.

"Aaron? Kau dari kantor?" tanya Siena dengan kedua alis yany bertaut. Karena setahu Siena Aaron tak memiliki agenda apapun di hari minggu.

"Hmm.. Aku baru saja bertemu dengan ayahku. Orang tua itu ingin aku menjalani kerjasama dengan Choi group."

Aaron masuk melewati tubuh Siena berjalan menuju ruang tengah. Sedangkan Siena mengikuti dari belakang, mendudukan dirinya disamping Aaron.
Aaron sudah melepas kancing jasnya dan merebahkan tubuhnya disandaran sofa, dengan mata tertutup. Siena mengusapi paha Aaron dengan lembut, tatapannya sedikit meredup menatap wajah tampan Aaron yang tegas. Ia teringat kembali percakapannya dengan Juliet mengenai ada nyawa lain dalam tubuhnya. Mengingat Aaron yang seperti itu, membuat Siena bertekad akan menyembunyikan kehamilannya.

"Kau terlihat sangat lelah," ujar Siena.

"Hmm.. Aku bertemu dengan Mr. Choi dari Korea. Membahas tentang kerjasama perusahaan kami. Kau tahu, ayahku dan Mr. Choi berteman baik," jawab Aaron.

Siena menghentikan usapan di paha Aaron, tubuhnya sedikit menegang mendengar Mr. Choi ada di London. Jika memang ayah Andrew bekerjasama dengan perusahaan Aaron, maka besar kemungkinan ia akan bertemu dengannya.
Sambil menghela napasnya, Siena berusaha senormal mungkin agar Aaron tak curiga. Gadis itu menaikan kakinya ke sofa dan memeluk tangan Aaron kemudian merebahkan kepalanya di bahu kokoh Aaron.

"Aku dengar kau akan ke pulau Jeju di Korea untuk meninjau lokasi pembangunan hotel Ackerley," ujar Siena.

Aaron diam, tangan besarnya melepaskan pelukan Siena di tangannya, kemudian memeluk tubuh Siena dan merapatkan dengannya. Tangannya mengusapi bahu Siena, hingga Siena merebahkan kepalanya di dada bidang Aaron.

"Humm.. Minggu depan kita akan ke Korea," balas Aaron setelah beberapa saat.

Siena mendongakkan kepalanya hingga menatap wajah Aaron dari bawah. "Apa Kiara akan ikut?"

Aaron menunduk, "Tidak. Aku tidak suka mengajak istri dan kekasihku dalam perjalanan bisnis secara bersamaan."

"Tapi bagaimana jika Kiara ingin ikut." Siena mengerutkan dahinya. "Karena setahuku dia selalu pergi dalam perjalanan bisnismu."

Mata hijau Aaron berpendar misterius dan tajam, bibir tebalnya menyeringai samar. "Aku akan membuat dia sibuk dengan butiknya."

Siena semakin mengerutkan dahinya dan menyipitkan matanya, merasa tak habis pikir dengan akal licik Aaron pada istrinya sendiri. Namun ia sendiri merasa bebas untuk bersama Aaron tanpa adanya Kiara.

"Kau benar-benar suami yang licik dan brengsek." Siena mencibir dan semakin merebahkan kepalanya di dada Aaron.

"Tapi kau suka kan aku yang brengsek?" bisik Aaron dengan suara rendahnya yang seksi. Pria tampan itu menundukan kepalanya dan mencium bibir mungil Siena dengan cepat.

"Hhhmmm.." Siena mencubit pinggang Aaron hingga ciuman mereka terlepas.

"Apa aku akan ikut kesana?" tanya Siena masih dengan posisi memeluk tubuh Aaron dan wajah mendongak.

TEMPTATION / [END] (Tersedia di KUBACA & GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang