15. Keeping up my secret

49.1K 3.9K 191
                                    

"Siena?"

Siena menoleh dengan tubuh sedikit lesu, saat mendengar suara panggilan seorang pria yang sangat ia kenal. Kini Siena sedang berdiri didepan sebuah restoran mewah, sambil menundukan kepalanya dengan tas tangan yang ia genggam.

"Andrew?" bisik Siena.

Andrew tersenyum manis hingga lesung pipinya terlihat membuatnya terlihat semakin tampan, mata sipitnya pun menghilang dibalik senyumannya. Tampilan Andrew sedikit berubah karena ia memotong pendek rambutnya dan menyisirnya ke belakang. Mengenakan stelan jas hitam dan kemeja biru muda.

"Kau menungguku? Bersama Mr. Ackerley?" tanya Andrew.

Siena balas tersenyum, ia mengangguk singkat. Ada sedikit rasa cemas dalam benaknya, karena Andrew mengetahui tentang kehamilannya.
Andrew berjalan mendekati Siena, masih dengan senyuman di wajah tampannya. Tangan besarnya menyelipkan rambut panjang Siena yang terjatuh di pipinya, ke belakang telinga. Membuat Siena tersentak dan menolehkan matanya, hingga bulu mata lentiknya terangkat naik.

"Dimana Mr. Ackerley?" tanya Andrew.

"Dia di dalam, bersama ayahmu," jawab Siena.

"Lalu kenapa kau keluar?" tanya Andrew lagi. "Apa karena ayahku? Dia sudah bertemu denganmu?" tanyanya lagi.

Siena mengangguk sambil menatap wajah Andrew, "Ya, kami sudah bertemu. Dia masih sama seperti dulu, tak mau menatapku."

"Maafkan ayahku," ujar Andrew dengan nada bersalah.

"Tak apa, itu bukan salahmu, Andrew. Meski sekarang statusku sebagai sekertaris Aaron dan adik iparnya, tapi ayahmu masih menganggapku sebagai Siena yang dulu."

Andrew tersenyum hangat dan kembali mengangguk. Pria tampan itu mengusap rambut Siena dengan lembut, membuat Siena sedikit canggung.

"Andrew," panggil Siena singkat. "Kau mau berjanji kan untuk tidak mengatakan pada siapapun mengenai hal itu?" tanya Siena. Mata bulatnya mengerjap cantik, dengan bulu mata lentiknya yang indah.

Andrew lagi-lagi tersenyum, "Aku berjanji, bahkan jika itu membuatmu bahagia."

Siena menghela napasnya lega, ia meraih tangan Andrew dan menggenggamnya. Beberapa orang yang keluar masuk restoran itu sedikit menatap Siena dan Andrew dengan heran. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih.

"Kau adalah pria baik. Kau pantas mendapatkan gadis baik-baik yang mencintaimu dengan tulus," kata Siena.

Andrew melenyapkan senyumannya, ia menautkan alis tebalnya dan menatap Siena dengan mata memincing. Ia tak paham dengan apa yang Siena ucapkan.

"Aku tidak mengerti," ujar Andrew.

"Aku tahu kau pasti paham, aku bukan gadis baik-baik yang pantas kau kejar. Berhentilah, carilah gadis lain yang baik dan cantik." Siena menatap Andrew dengan dalam dan penuh makna, namun Andrew masih menautkan alisnya.

"Aku tidak tahu apa yang kalian rahasiakan dariku." suara dalam dan rendah dengan nada yang begitu dingin dan tajam, terdengar dari belakang tubuh Siena.

Siena tersentak dan terkejut dengan mata membulat. Gadis itu buru-buru melepaskan tangan Andrew dari genggamannya. Ia mundur dan sedikit gugup, namun Siena mampu menutupi segala kerisauan hatinya. Ia sangat takut Aaron akan mengetahui segala yang ia sembunyikan, karena pria itu pasti akan mencari tahu.

"Presdir. Bukan apa-apa, kami hanya sedang membicarakan meeting kali ini," bantah Siena smabil tersenyum manis.

Aaron menatap Siena dengan sebelah alis naik, mata tajamnya sedikit memincing tak senang. Namun kemudian Aaron berdeham dan menatap Andrew dengan wajah dinginnya yang tak tersentuh.

TEMPTATION / [END] (Tersedia di KUBACA & GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang