18. Aaron's mom

41.4K 3.8K 259
                                    

Dengan langkah tegas dan wajah dinginnya, Aaron membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci. Belum selangkah ia masuk, Kiara datang dari arah tangga dengan wajah merengut kesal dan cemburu. Ia melipat kedua tangannya di dada dan menghampiri Aaron.

"Dari mana saja?" tanyanya dengan suara skeptis.

Aaron menolehkan kepalanya pada Kiara, tatapannya masih tajam dan wajahnya dingin. Tak ada niatan sedikitpun untuk menjawab pertanyaan Kiara yang menuntutnya.

"Dari mana saja, Aaron?" tanya Kiara lagi sambil menghembuskan napasnya dengan berat. Mata birunya bergerak untuk melirik rambut Aaron yang masih setengah basah dan wajahnya pun terlihat segar. "Kau pergi ke club dan tidur dengan pelacur di luar sana?" tuduh Kiara.

Kali ini Aaron menatap Kiara debgan lebih tajam lagi, dengan langkah tegas ia mendekati Kiara. Tangan besarnya meraih bahu Kiara dan meremasnya kuat, membuat Kiara sedikit meringis.

"Jaga mulutmu, Kiara," desisnya dengan suara dalam. "Resiko menjadi istri seorang pebisnis adalah kau harus tahan ditinggal terus. Apa setiap aku pulang malam kau selalu berpikiran aku bermain dengan para wanita di luar?"

Kiara terdiam, ia sedikit menundukan kepalanya dan meredupkan tatapannya. Namun kemudian Kiara mendongak lagi, untuk menatap Aaron.

"Tapi kau pulang dalam keadaan sudah mandi dan berganti pakaian."

Aaron menghembuskan napasnya kasar, ia kemudian memeluk bahu Kiara dan membawa wanita itu dalam pelukannya. Tangan besar Aaron mengusapi punggungnya, membuat Kiara sedikit tenang.

"Aku pulang ke rumah mom, kebetulan proyek yang di Korea ada hubungannya dengan dad, jadi aku harus membahas bersamanya. Jika kau selalu mencurigaiku setiap saat, apa aku harus membawamu kemanapun sekaligus saat aku bertemu klien ku? Atau aku harus berhenti memimpin Ackerley Group?"

Kiara menggelengkan kepalanya dengan tatapan masih menatap wajah Aaron, tangan lentiknya mengusapi dada bidang Aaron dengan lembut.

"Maafkan aku, honey. Aku hanya merasa kesepian," balas Kiara.

"Aku mengerti, karena pekerjaanku kau harus kutinggal terus," ujar Aaron. Pria itu mengusapi pipi Kiara dan menunduk, untuk memagut bibir Kiara. Mengecupnya kemudian melepaskannya.

"Maafkan aku, aku terlalu egois hanya memikirkan diriku sendiri. Seharusnya aku sadar, dinikahi oleh dirimu saja sudah merupakan kebahagiaan bagiku," ujar Kiara sambil melengkungkan bibirnya untuk mengulas senyum.

Aaron mengangguk menyetujuinya, pria itu pun memeluk bahu Kiara kembali dan mengajaknya untuk berjalan ke kamar mereka di lantai dua. Tanpa Kiara sadari, Aaron menyeringai dengan tatapan dalam dan penuh misteri. Merasa puas dengan jawaban Kiara yang lagi-lagi berhasil ia tipu.

"Aku ingin menemui Siena di apartemennya, tapi aku selalu sibuk di butik. Apa kau ada waktu jika kita ke apartemen Siena? Ada yang ingin aku bicarakan dengannya. Ini mengenai Siena dan kekasihnya," kata Kiara.

Mereka tiba di lantai dua dan langsung berjalan ke kamar, Aaron masih memeluk bahu Kiara sambil membuka pintu kamar. Bibirnya masih tertutup rapat, tanpa ada tanda-tanda akan membalas ucapan Kiara.

"Honey.." panggil Kiara dengan nada manja. Wanita itu menghentikan langkah mereka, berdiri didepan Aaron dan mendongak menatapnya. "Kau kan sudah beberapa minggu menjadi boss nya Siena. Apa kau tahu siapa kekasih Siena? Apa benar dia kembali berhubungan bersama Andrew?"

Aaron menaikan sebelah alisnya menatap Kiara, mata hijaunya yang seksi dan tajam menghujam mata biru Kiara. Tangannya memeluk pinggang Kiara dengan lembut.

"Tidak. Memangnya kenapa? Aku tidak punya waktu banyak untuk mengurusi siapa kekasih Siena," jawab Aaron dengan ekspresi tak terbaca.

"Ah kau benar." Kiara menganggukan kepalanya mengerti. "Aku bertemu dengan temanku, dia seorang dokter kandungan di London hospital. Kau tahu? Dia mengatakan pernah melihat Siena pergi ke rumah sakit. Ini yang ingin aku tanyakan, siapa kekasih Siena sebenarnya? Dia selalu mengatakan padaku bahwa kekasihnya sangat kaya, membelikannya barang-barang mewah dan mahal. Adikku itu tidak suka barang-barang mewah, karena keluarga kami bukan keluarga kaya, jadi dia tak pernah memakai barang mewah. Jika memang itu gajinya, apa mungkin Siena menghabiskan seluruh gajinya hanya untuk hidup mewah?"

TEMPTATION / [END] (Tersedia di KUBACA & GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang