Chapter 2

10.1K 722 85
                                    



Warning  : Maaf kalau ada typo dsb

Tiba di desa Suna, Kakashi dan Sakura segera disambut oleh Temari dan Shikamaru. Sial, Gaara mengundang semua orang, batin Kakashi dongkol setengah mati. Ia bisa melihat sekelebat orang-orang yang sangat dikenalnya termasuk lima kage dalam pertemuan Gokage biasa. Ia bisa melihat Raikage dan Mitsukage sedang bercakap-cakap santai. Mereka melambai padanya yang merasa ingin lantai terbelah dan menelannya hidup-hidup.

"Kau sekarang bersama Kakashi-sama?" pekik Temari terkejut.

"Ah, eh, bukan begitu. Hokage-sama mengajakku karena aku memintanya. Kupikir, aku bisa bertemu kau dan Gaara," jawab Sakura berbohong.

"Sakura sangat pintar. Ia tidak mengatakan pada semua orang bahwa aku yang mengajaknya. Atau, mereka semua akan meledekku karena tak punya pasangan." Kakashi menyembunyikan senyum dibalik masker yang selalu dipakainya.

"Hai, Hokage dari Konohagakure." Gaara melambai pada Kakashi. Ia menggamit lengan seorang perempuan cantik berambut merah panjang yang memakai dress pendek penuh provokasi.

"Menyenangkan bisa bertemu denganmu, Hokage," kata Gaara nyengir.

"Hmmm." Kakashi ingin sekali menjitak kepala Kazekage itu mengingat catatan yang ia bubuhkan di sepucuk surat tempo lalu.

"Kakashi-sensei, kau bersama siapa?" tanya suara cempreng yang langsung dikenali Kakashi sebagai suara salah satu muridnya, Naruto Uzumaki. Whoooaaa, mati dia!

"Eh, para Kage diminta untuk berdansa mengawali pesta ini." Gaara menarik Kakashi ke ball room. Untung saja, setidaknya ia bisa menghindari Naruto tapi apa yang dikatakan Gaara tadi. Dansa? Ini namanya keluar lubang buaya masuk cengkeraman singa.

"Eh, apakah acara ini mesti begini?" protes Kakashi yang diacuhkan Gaara begitu saja.

Musik mulai diputar ke seantero ruangan. Kakashi bisa mendengar langkah-langkah mengagumkan para Kage dari lima desa memenuhi lantai ruangan. Sedangkan ia sendiri masih mematung gugup di samping Sakura.

"Kita duduk saja, Sensei," bisik Sakura yang mengerti situasi darurat.

"Jangan sampai Kage lain tahu kalau kau tidak bisa menari," cibir Gaara yang disambut geraman Kakashi.

"Tidak. Kita harus berdansa meski sebentar. Rasanya tidak adil jika para Kage lain melakukan hal yang sama. Kau mau berdansa denganku?" Kakashi menelan ludah. Ia berharap Sakura menolaknya. Jujur, ia tidak bisa berdansa.

"Apakah kau tidak mau mengulurkan tanganmu padaku lebih dahulu? Laki-laki harus memulai lebih dahulu," bisik Sakura lembut.

Kakashi tidak menjawab dan merasa butiran keringat sebesar jagung menetes dari dahinya. Ini diluar dugaan dan ia merasa sangat khawatir.

"Baiklah, perempuan pun bisa bersikap agresif." Sakura meletakkan tangannya di leher Kakashi sedangkan tangan yang lain menggenggam jemarinya. Perlakuan Sakura membuat sesuatu dalam diri Kakashi muncul kembali. Sesuatu yang tak pernah muncul sejak kematian Rin. Ini janggal. Aneh.

"Aku...,'kata Kakashi malu sekali, 'tidak bisa berdansa."

Sakura tersenyum dan mulai mengatur irama langkah-langkah mereka. "Kita akan mulai pelan-pelan dulu. Hentakkan saja kakimu seirama dengan kakiku."

Ini tidak sesulit yang dibayangkan. Kakashi mulai melangkah pelan-pelan bersama Sakura. Ia mengabaikan dengung ejekan Gaara di sampingnya. Melihat kepandaian Gaara memainkan langkah membuat Kakashi mengakui jika anak muda itu memang pandai berdansa.

(Un)Broken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang