Chapter 7

6.9K 473 10
                                    

Apa yang kau pikirkan saat kau pergi?

Apa yang membuatmu kembali?

Sakura's pov

Dia masih setampan lima tahun lalu saat kami berjajar di depan hutan perbatasan desa. Kulitnya tampak putih sedangkan tingginya bertambah satu kepala di atasku. Sasuke benar-benar telah tumbuh dewasa dan tampan.

Segala kesakitan yang disebabkan oleh kepergiannya seolah lenyap digantikan rasa rindu yang membuncah di dadaku.

"Aku merindukanmu, Sasuke," bisikku tak sanggup berdiam diri saja. Melepaskan semua beban dan keininginan membelai rambut hitamnya. Sasuke pun merentangkan tangan dan tubuhku tiba-tiba saja mengambur ke peluknya.

"Kurasa, kalian perlu waktu untuk berdua." Aku tersentak, Kakashi-sensei. Saat aku membalikkan tubuh, Kakashi berpura-pura mengambil novel mesum itu sebelum memasukkannya dalam saku. Dia pasti sangat marah. Aku melihat kilat berbahaya di matanya yang sayu itu.

Kakashi's pov

Brengsek! Sial! Kenapa Sasuke harus kembali di saat aku sedang ingin bersama Sakura? Berdua saja. Kehadiran bocah yang kini menjelma menjadi laki-laki dewasa yang mampu memikat seluruh gadis Konoha itu merampas perhatian Sakura dariku. Parahnya lagi, ia memandangku seolah aku adalah pengganggu diantara mereka. Hei, aku gurumu. Lagipula, dialah yang mengganggu kami.

Astaga! Sakura merangkulkan lengan di leher Sasuke bahkan terisak di dadanya. Apa-apaan ini? Setelah apa yang kami alami berdua beberapa hari ini tak berarti apa-apa. Rasanya aku ingin menarik Sakura dan mengatakan pada Sasuke untuk menjaga jarak dari gadisku.

Gadisku? Aha, aku lupa jika Sakura belum mengatakan iya tentang pernyataanku kemarin. Kami hanya sebatas menyukai atau aku telah terjerat nafsu. Apa benar perkataan Sakura bahwa seharusnya aku membuang novel Jiraiya? Tapi, aku benar-benar menyukai Sakura.

Dia tidak boleh menyentuh Sakura meski seujung rambut pun. Aku bersumpah akan menghajarnya nanti jika ia memanfaatkan Sakura yang kini menghambur ke pelukannya.

Sasuke's pov

Lima tahun adalah waktu yang cukup untukku berdamai dengan diri sendiri. Berkelana jauh ke desa lain untuk mencari pengalaman baru bahkan belajar jutsu-jutsu yang tidak akan kudapatkan dari shinobi mana pun.

Aku yakin gadis itu akan menungguku seperti saat aku menjadi anggota Akatsuki demi menumpas balas pada Konoha. Meski aku tersesat, ia tetap setia menunggu hingga aku kembali.

Tetapi keadaan saat ini membuatku sadar jika Sakura pun telah dewasa. Ia pasti patah hati dan kecewa hingga memutuskan untuk melanjutkan hidup. Namun bukan hanya itu yang membuatku terkejut. Seseorang yang bersamanya adalah Kakashi-sensei yang begitu kuhormati dulu. Benarkah mereka manjalin hubungan?

***

Sakura mengingat saat tubuh Kakashi menjauh secepat langkahnya meninggalkan apartemen. Ini bukan waktu yang tepat untuk mengejarnya. Ia tahu ada kilat berbahaya di mata Kakashi saat ia mengatakan akan memberi waktu untuk Sakura dan Sasuke bicara. Hanya saja ini terlalu mengejutkan bagi mereka terlebih Sakura sendiri.

"Apa kau menjalin hubungan dengan Kakashi-sensei? Apa yang ia lakukan di kamarmu?" tanya Sasuke detensif.

Sakura menatap Sasuke yang telah membuat ia jatuh cinta saat usia remaja namun mematahkannya pula. "Apa itu masih penting bagimu?"

Sasuke diam. Ingin sekali ia menjawab bahwa hal itu sangat penting bagi dirinya tapi harga diri melarangnya berkata begitu.

"Tidak tapi itu sangat mengejutkan. Aku hanya tidak menyangka kalau kau akhirnya memilih bersamanya."

(Un)Broken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang