Senja kembali bergelayut di langit Konoha sedangkan Kakashi dan Gai baru saja masuk ke kafe Konoha.
"Apa kita tidak terlalu kesorean?" tanya Kakashi merasa malu.
"Ah, Kakashi, kau akan melepas jabatan Hokage sebentar lagi. Jadi, santai saja," kata Gai langsung mengambil tempat duduk yang dekat dengan gadis-gadis.
Sebagai seorang Hokage yang masih muda dan tampan, Kakashi sangat menjaga tingkah lakunya apalagi bersama Gai. Gadis-gadis di meja sebelah tak berhenti mengikik. Ada apa sebenarnya dengan para gadis yang hobi terkikik itu? Sangat berbeda dengan Sakura yang kuat, cantik dan lumayan menjaga sikap. Ah, Sakura lagi.
"Hai, Kakashi-sensei, Gai-sensei, kalian di sini juga?" tanya Naruto yang telah tiba dengan Hinata.
"Selamat petang, Kakashi-sama, Gai-sensei," ucap Ino basa-basi yang menggamit manja lengan Sai.
Ada TenTen dengan Choji, Shikamaru bersama Temari yang sedang berlibur ke Konoha. Mata Kakashi melirik ke seluruh ruangan yang didekor cukup romantis dengan cupid-cupid warna merah muda bergelantungan di semua sisi. Gila, dia benar-benar telah salah masuk tempat anak muda yang sedang berkencan dengan pasangan mereka.
"Kalian datang berdua?" Temari melirik Kakashi dan Gai yang duduk berdekatan.
Gai tersenyum sedangkan Kakashi langsung menarik lengannya yang digenggam Gai.
"Tidak!" teriak Kakashi frustasi membayangkan Temari mengira dia adalah pecinta sesama jenis.
"Tenanglah, Sensei, di sini bukan tempat untuk anak muda saja kok. Lihat di sana, teman-teman kalian pun ada," kata Naruto setengah geli menunjuk Anko, Shizune dan Mitsuko yang sedang bercanda.
Anko melambai pada Kakashi dan tersenyum cantik sekali. Kakshi tidak membalasnya karena ia merasa urat di leher nyaris putus. Kakashi baru sadar jika sebagian kunoichi Konoha sangat cantik melihat geng Anko di meja tak jauh dari tempat ia berdiri.
"Sasuke, kau sudah kembali," teriak Naruto menghambur pada Sasuke diikuti sebagian shinobi Konoha. Hanya Kakashi yang memalingkan muka melihat seorang gadis yang tangannya digandeng oleh Sasuke.
Datang ke sini bukanlah pilihan yang tepat! Kakashi memaki Gai dalam hati.
"Sini! Arah sini, Sasuke. Lebih baik kita satu meja panjang saja biar bisa ngobrol dengan leluasa," ajak Naruto yang disambut anggukan sebagian orang di situ.
"Ide yang sangat cemerlang," umpat Kakashi jengkel.
Dia hanya berjarak dua tempat duduk saja dari Sakura dan Sasuke. Hatinya melarang ia melirik Sakura tapi matanya enggan melakukan hal yang sama. Diliriknya Sakura yang tampak tenang meski ada warna merah di pipinya saat memergoki Kakashi menatapnya.
"Permisi, bolehkah kami bergabung bersama kalian?" Anko cs disambut Naruto dengan suka cita.
"Kau boleh duduk di sampingku, Anko-chan," kata Gai penuh harap tapi Anko menggeleng.
"Aku duduk di samping Kakashi-kun saja." Untung saja Kakashi selalu memakai masker karena tentu orang-orang akan menertawakan jika wajahnya memerah karena malu. Ia jelas ingat kartu yang dikirim Anko tempo hari yang mengajaknya makan ramen namun diacuhkannya.
Anko tersenyum pada Kakashi lembut sedangkan dari balik tubuh Anko, Kakashi bisa melihat Sakura menatapnya tajam.
Wah, kesempatan yang sangat baik. Setidaknya aku harus melakukan pembalasan pada Sakura sebagai hukuman atas tingkahnya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Broken Love
Fiksi PenggemarYang pergi tidak akan kembali. Yang ditinggalkan mendapat pengganti. Tapi, cinta sejati akan selalu kembali ke tempat yang kita sebut rumah. Sebuah kisah tentang Sakura Haruno yang menyukai sang sensei, Kakashi Hatake namun tembok pembatas antara...