Chapter 14

5.5K 395 33
                                    


Kakashi terbangun saat weeker di kamar berdering tepat pukul 04.00 pagi. Kepalanya terasa pusing sedangkan selimut yang menutupi tubuh telah tersingkap entah ke mana. Ia melirik tubuhnya yang setengah telanjang dan berusaha mengingat kejadian semalam.

Ia mabuk. Ya, ia hanya ingat jika dirinya tengah mabuk melihat botol-botol bekas sake berserakan. Dia bukan pecinta sake sebelumnya tapi kenapa ia mulai suka mengkonsumsi minuman itu. Hmmm, gara-gara gadis berambut pink tersebut. Ngomong-ngomong tentang gadis pink, Kakashi lantas memijat keningnya sendiri. Lembaran ingatan mulai terkumpul di otaknya tentang pertemuan di kedai, kedatangan Anko dan penolakannya pada Sakura.

Gadis itu pasti terluka. Ah, persetan toh Uchiha Sasuke pasti akan menemaninya. Kakashi kembali memijat pelipisnya. Sebaiknya ia segera mandi dan bergegas sebelum matahari merangkak naik. Ia ingin kepergiaannya tak diketahui warga Konoha.

"Aku sudah menyampaikan pesanmu pada Naruto."

"Hmmm, bagus. Dia pasti masih tidur," komentar Kakashi melirik ke arah Pakkun.

"Ya, aku sudah meninggalkan pesan itu di samping tempat tidurnya seperti yang kau minta. Anak itu seperti tak pernah tidur karena tak bangun sama sekali saat aku mengoyak tempat tidurnya. Kurasa ia nyaris mirip orang mati."

Kakashi mengabaikan Pakkun yang kini mulai mengendus di sekitar tempat Kakashi duduk.

"Aku mencium aroma lavender."

"Hn."

"Bukan bau aromaterapi baru karena aku yakin kau membeli aromaterapi dengan wangi lemon seminggu lalu."

"Hn."

"Kau membawa seorang gadis?"

Kakashi bergeming dan mengabaikan Pakkun yang bergerak agresif membaui sekitar tubuhnya.

"Aneh. Bau lavender terasa samar digantikan oleh bau strawberry segar." Mata anjing itu menyipit seolah melontarkan sebuah tuduhan pada Kakashi.

"Bukan urusanmu!"

"Wah, ini pertama kali aku melihatmu membawa seorang gadis ke kamar. Apa yang terjadi?" Kakashi benci raut penasaran di wajah anjing kesayangannya itu.

"Aku bilang bukan urusanmu!"

"Bau lavender mirip dengan perempuan berambut ungu itu. Aku hapal bau itu sebab ia suka mengejarmu dari dulu. Eh, bukankah kau tidak menyukainya? Berubah pikiran rupanya."

Kakashi diam saja. Ia benci sekali pada anjing ninja peliharaannya itu. Enggan berkomentar, Kakashi segera mencari handuk di lemarinya.

"Ehm, tapi aku tidak menyukai wangi lavender. Membuatku bersin. Aku lebih suka wangi strawberry ini seperti familiar saja."

"Tidak bisakah kau pergi saja?"

"Kau mengusirku?" tanya Pakkun sengit.

"Tidak! Tugasmu sudah selesai, Pakkun."

"Ya, aku suka sekali bau strawberry ini. Mengingatkanku pada muridmu yang memiliki rambut merah jambu, Sakura-chan."

"Ya, wangi tubuhnya memang seperti candu," komentar Kakashi.

"Jadi benar, dia menemuimu setelah si lavender. Ah, kau ini."

"Diam!"

"Tenang saja, aku hanya lebih menyukai wangi strawberry dibanding lavender."

"Diam!"

"Oh, dua gadis dalam semalam. Kau hebat, Kakashi."

"Diam!!!" Kakashi melempar handuk ke arah Pakkun dan bergegas menuju kamar mandi dengan bunyi blam keras yang membuat Pakkun menggeleng.

(Un)Broken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang