Chapter 10

6.2K 428 5
                                    


"Kau gila!"

Kakashi tahu jika Naruto akan bertingkah seperti itu setelah dia mengatakan maksud kedatangannya ke kantor Hokage sepagi ini.

"Aku baru saja dilantik menjadi Hokage dan kau ingin pergi meninggalkan Konoha." Laki-laki berambut kuning itu berulangkali mengerang frustasi.

"Hn."

"Jelaskan alasanmu, Sensei!" ulang Naruto.

"Hn. Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk tidak memanggilku sensei lagi, Naruto?"

"Iya, maaf-maaf. Tapi, sangat sulit mengubah kebiasaan lama, Sensei. Hehe. Jelaskan dulu alasanmu!"

Kakashi memutar bola mata bosan sebelum berdeham pelan. "Aku hanya ingin mencari pengalaman baru dengan berkeliling dunia, Naruto, seperti Jiraiya-sama."

"Kau sudah sangat berpengalaman, Sensei, kenapa sih tidak mencoba kehidupan laki-laki dewasa seperti menikah atau memiliki anak."

Kakashi menatap Naruto dengan tatapan membunuh. Mungkin Naruto sudah mati jika sharingan Kakashi aktif dan menelannya bulat-bulat. Bukan Naruto jika tidak membalas tatapan Kakashi dengan gaya cengengesan.

"Apa ini ada hubungannya dengan dia?" tanya Naruto menambah tekanan pada kata dia yang membuat Kakashi tersentak.

"Dia?" tanya Kakashi.

"Sakura, kalau kau berpura-pura tidak tahu. Aku mendengar rumor itu, Kakashi-sensei. Toh, aku memperhatikan perubahan wajah kalian di kafe waktu itu. Apa karena hal itu kau memintaku untuk segera menjadi Hokage?"

Sungguh pas sekali bahkan Naruto yang terkenal sangat tidak responsif pun mengetahui perasaanmu, Kakashi.

Kakashi diam dan menghela napas berat. "Aku...tidak mengerti maksudmu. Aku dan Sakura baik-baik saja dan kami tidak memiliki hubungan khusus sepetri rumor yang beredar."

Naruto menatap Kakashi dan itu membuat laki-laki berambut perak ini mengerang pelan. Dia tidak suka membicarakan hal pribadi dengan orang lain apalagi orang itu adalah Naruto.

"Aku tidak keberatan jika kalian berdua saling menyukai, Sensei. Ya, kuakui itu sedikit aneh mengingat kita berada di tim 7 dalam waktu yang lama. Tapi bukankah cinta selalu datang tak tepat waktu? Kenapa kau tidak memperjuangkannya, Sensei?"

"Dan memintanya untuk meninggalkan Sasuke yang jelas-jelas adalah cinta pertamanya?"

"Eh."

"Sudah kukatakan padamu, Naruto. Aku mungkin hanya peduli padanya karena dia adalah satu-satunya gadis yang dekat denganku sampai sekarang. Aku sudah mengenalnya sejak dia berusia dua belas tahun, kau ingat. Aku hanya bertindak sebagai sensei yang protektif saja."

Kau berbohong, Kakashi.

"Sampai kapan kau akan menyangkal, Sensei?"

Kakashi tidak menjawab dan melambaikan tangan pada Naruto. Dia sedang tidak mood untuk membicarakan masalah ini. Pikirannya terlalu kacau sejak ia melihat kedekatan antara Sasuke dan Sakura sejak peristiwa di kafe tempo lalu. Ini hanya sebuah kesalahan. Ya, ini hanya sebuah kesalahan. Kakashi membatin sendiri dan yakin bahwa perasaannya akan hilang seiring kepergiannya dari Konohagakure.

***

Sudah beberapa hari ini, Kakashi memikirkan perkataan Gai tempo hari tentang dunia petualangan yang ingin ia coba. Bukan berarti selama menjadi ninja elit, ia tidak berpengalaman. Kakashi adalah seorang jounin yang terbaik di Konoha. Seorang copy ninja yang telah malang melintang melakukan misi kelas S. Kini, ia ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Entahlah, mungkin mengikuti jalan hidup pengarang Icha-icha favoritnya, Jiraiya.

(Un)Broken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang