Chapter 17

5.6K 374 24
                                    

Sebenarnya Ino bisa berkomunikasi dengan binatang macam Kakashi atau Kiba nggak sih? Udah abaikan saja biar fic ini cepat selesai soalnya tangan saya sudah gatal ingin segera ending. Kita skip pula adegan penangkapan para penjahat soalnya saya nggak ahli drama action. :D

***

Sakura berjalan gontai dari rumah sakit Konoha saat Lee tiba-tiba muncul dari gang sempit menyergapnya.

"Hai, Sakura-chan."

"Lee, kau seperti hantu. Aku kaget tau!"

"Gomen, Sakura-chan. Mau ke Ichiraku?" Ini tawaran kelima dari Lee bulan ini yang membuat Sakura sedikit mengerutkan kening.

"Aku lelah, Lee."

"Ah, kau bisa memesan makanan, Sakura-chan. Aku yang traktir kok."

"Baiklah, Lee. Kupastikan kalau kau baru saja berhasil dari misi kelas S, ya."

"Hmmm, tidak juga. Ayo, Sakura-chan."

Lee menarik Sakura ke Ichiraku tanpa mempedulikan ekspresi gadis itu. Paman Teuchi memberikan semangkuk ramen pada Sakura dengan ramah.

"Sebenarnya apa yang ingin kau ketahui dariku, Lee?" tanya Sakura berusaha menghilangkan moodnya yang kurang baik akhir-akhir ini.

"Makanlah dulu, Sakura-chan." Lee segera menyantap kuah ramen dengan cepat yang membuat Sakura sedikit jijik dengan cara makan Lee yang mirip Naruto.

"Ah, Sakura-chan, aku hanya ingin memastikan sesuatu."

"Hmmm, apa?"

Lee menggaruk pelipisnya dan berdeham. "Ehm, kudengar dari Kiba jika Shino mengajakmu kencan, ya."

Sakura nyaris melempar sumpit ramen ke arah Lee sebelum mata gadis itu menyipit waspada.

"Kami tidak kencan, Lee. Hanya minum teh di kedai dekat perbatasan."

"Kau mau menerima ajakan Shino sedangkan kau selalu menolakku tiap aku mengajakmu pergi, Sakura-chan."

Sakura memijat pelipisnya lagi. Lee nyaris sama seperti Naruto. Membuatnya jengkel.

"Shino tidak melakukan apa-apa, Lee."

"Tidak! Kudengar ia berusaha menciummu."

"Lee, dia hanya sedikit mendekatkan wajahnya padaku. Dia hanya berusaha meniup debu di mataku."

Sakura kontan merasa wajahnya terbakar. Minggu lalu, Shino memang mengajaknya ke kedai teh di perbatasan yang relatif sepi dibanding Ichiraku atau kedai lain. Entah apa yang membuat Shino mengungkapkan rasa sukanya pada Sakura setelah mereka mendapatkan misi bersama.

"Aku suka padamu, Sakura-chan."

"Shino, kau ngaco. Kita bahkan jarang ngobrol bersama, kau ini!"

"Hmmm. Aku serius, setelah Sasuke, maksudku, kau jarang bersama seorang laki-laki."

"Kau bicara begitu karena rumor itu, bukan? Tenang saja, aku baik-baik saja meski teman seangkatan kita sudah menikah semua. Bagiku pernikahan bukan lomba maraton, Shino."

"Tidak! Bukan begitu, aku benar-benar tertarik padamu."

"Aduh." Sakura berusaha menyembunyikan wajahnya yang merah padam dengan mengucek matanya.

"Kau kenapa, Sakura-chan?"

"Ah, aku baik-baik saja. Hanya ada debu yang masuk ke mataku tadi."

(Un)Broken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang