Ruangan hokage masih sama seperti saat Kakashi meninggalkannya kemarin. Ada beberapa berkas dokumen yang menumpuk di samping buket bunga cantik disertai kartu ucapan.
Selamat datang kembali, Kakashi-kun. Aku ingin mentraktirmu ramen hari ini.
Anko-chan
Kakashi hanya tersenyum membaca kartu ucapan dari Anko itu. Pikirannya melayang pada kejadian kemarin di rumah sakit saat Sakura cemburu dan ciuman pertama mereka.
Dulu, Kakashi begitu dingin pada gadis-gadis termasuk Rin atau Anko. Sakura baru 16 tahun saat lulus ujian sedangkan Kakashi sepuluh tahun lebih tua. Ia tentu tak ingin dicap sebagai ninja pedofil. Apa komentar Gai tentang hal ini? Ia pasti akan menjadi bahan tertawaan.
"Hei, Kakashi, tak kusangka kau jatuh cinta pada muridmu sendiri. Dimana harga diri seorang Hokage?"
Tapi, Kakashi sungguh menyukai Sakura. Gadis itu telah banyak berubah setelah perang shinobi. Dia tak lagi pemarah atau suka memukul orang lain yang berbuat salah. Ya, meski Sakura masih perlu belajar mengontrol api cemburu. Bukankah orang bisa berubah brutal jika dilanda perasaan tidak menyenangkan satu itu? Bukankah cemburu tanda cinta pula? Aih, Kakashi benci sekali dirinya.
"Ah, Mitsuko, mana Sakura?" tanya Kakashi saat Mitsuko datang mengantar vitamin untuk dirinya.
"Dia ambil cuti beberapa hari, Kakashi-sama."
"Cuti? Kenapa tidak bilang padaku dulu?"
Kakashi merasa merah saat Mitsuko mengernyitkan dahi. Bukankah cuti adalah kewenangan pihak rumah sakit Konoha tanpa perlu memberitahu Hokage?
"Maksudku, aku tidak tahu jika dia harus cuti mendadak." Kakashi paham jika Mitsuko tidak percaya pada perkataannya barusan.
"Taruh saja di atas meja itu, Mitsuko."
Mitsuko hendak beranjak pergi sebelum Kakashi kembali berkata, "Maukah kau memanggilkan Naruto? Aku ada perlu sebentar dengannya."
Mitsuko mengangguk dan permisi keluar. Kakashi harus menentukan keputusan jika ingin bersama Sakura. Apa kata orang Konoha jika ia bersama mantan muridnya? Ah, terserah.
***
"Kakashi-sensei, ada apa?" tanya Naruto tanpa basa-basi saat berada di ruang kerja Kakashi.
"Duduklah, Naruto!" perintah Kakashi menuding kursi empuk berlengan di depan meja kerja.
"Bagaimana hubunganmu dengan Hinata?"
Naruto melongo. "Apa? Kupikir kita akan membicarakan misi atau hal penting lain."
"Hmmm, tidak. Anggota Danzou sudah kita ketahui. Aku berterima kasih pada Sai untuk hal itu. Tidak ada lagi yang perlu dicemaskan. Yamato bersama tim ANBU sudah melacak keberadaan mereka."
Naruto mengangguk setuju."Waktunya liburan kalau begitu. Aku ingin mandi air hangat bersama Hinata-chan."
Kakashi terbelalak pada Naruto yang masih saja bersikap konyol dan terkesan tidak serius. Ia meletakkan tangan di saku celana untuk menetralisir suara yang sedikit tegang.
"Apa kau bahagia bersama Hinata?" Kakashi berusaha meredam takut jika Naruto masih menyimpan perasaan pada Sakura. Inilah pertanyaan sebenarnya.
Naruto cengengesan dan menjawab, "Tentu saja aku bahagia. Hinata sangat cantik, lembut dan err...montok."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Broken Love
FanfictionYang pergi tidak akan kembali. Yang ditinggalkan mendapat pengganti. Tapi, cinta sejati akan selalu kembali ke tempat yang kita sebut rumah. Sebuah kisah tentang Sakura Haruno yang menyukai sang sensei, Kakashi Hatake namun tembok pembatas antara...