Chapter 3

8.4K 627 8
                                    



Warning : Saya minta maaf jika membuat karakter Kakashi 'kurang' hidup seperti karekter aslinya. Yap, dia kurang dingin dan cuek. Lagi-lagi saya membuat seorang jounin Konoha rada kurang talented. Maaf, tapi Kakashi perlu terluka agar cerita ini bisa berlanjut. Actionnya jelas rada aneh, mana ninjutsu, genjutsu, susanoo. Rasengan, saya ndak paham. Cerita ini spesifik di drama romance ya. Hihihi. *ditabok*


Kakashi berlari bersama Rin sebelum pasukan Kirigakure berhasil mengejar mereka. Namun ia berhenti saat Rin berulang kali menyentuh perutnya.

"Ayo, Rin, kita harus segera melarikan diri sebelum mereka berhasil menemukan kita," kata Kakashi menyambar tangan Rin.

"Kurasa ada yang bergerak dalam perutku," bisik Rin.

Kakashi terbelalak. Tidak mungkin pasukan Kirigakure meletakkan sanbi dalam tubuh Rin.

"Mereka hendak menggunakan tubuhku sebagai wadah sanbi, Kakashi. Sanbi akan mengamuk di Konoha, begitulah tujuannya." Rin menggenggam erat tangan Kakashi.

"Pasti ada jalan lain, Rin," bantah Kakashi putus asa.

"Ya selalu ada jalan lain, Kakashi, bunuh aku!" Rin menatap Kakashi dengan sorot mata pedih.

Kakashi menggeleng. Membunuh Rin sama saja membunuh masa depan yang ia harap akan dimilikinya kelak. Tidak, tidak, tidak!!!

"Tidak ada waktu lagi, Kakashi. Aku mencintai desa. Aku tidak akan pernah sampai ke Konoha."

"Rin, kumohon," bisik Kakashi pelan.

"Cepat, Kakashi. Bunuh aku!!!" bentak Rin tegas.

Kakashi menerawang. Ia menatap wajah Rin yang sama sekali tidak menyorotkan ketakutan. Wajah gadis itu mantap dan penuh tekad. Mungkin hal itulah yang membuat Kakashi jatuh hati pada Rin. Entahlah, kenangan saat mereka dipilih menjadi tim Minato kembali terulang. Banyak kejadian yang telah Kakashi lewati bersama Rin yang mungkin tidak dihargainya selama ini. Saat Rin mengatakan suka pada Kakashi yang hanya dibalas senyuman. Mendadak Kakashi ingin kembali ke masa lalu dan mengulang semuanya. Itulah kesalahan terbesarnya.

"Jika aku memiliki kesempatan kedua, aku ingin kau melihatku, Kakashi. Selama ini, kau hanya menganggapku sebagai teman. Aku memang temanmu tapi itu bukan berarti aku tidak bisa menjadi yang lain juga." Ada luka di mata Rin yang membuat dada Kakashi berlubang besar sekali.

"Rin," bisik Kakasi tak tahu harus berbuat apa.

"Semua pun telah terlambat sekarang. Sangat menyedihkan, bukan? Kupikir setelah kepergian Obito, kita bisa...ber-sama."

Derap langkah pasukan Kirigakure terdengar sampai ke tempat mereka berdua berdiri.

"Kakashi, cepat!!!"

"Tidak! Aku tidak bisa, Rin."

"Tidak ada waktu lagi. Aku mencintai desa, Kakashi. Ini permintaan terakhirku sebagai sahabatmu. Bunuh aku!"

Saat Kakashi mengaktfikan Chidori, Rin menatapnya lekat.

Blargggghhhh!

"Aku mencintaimu, Kakashi-kun."

"Rin, Rin, Rinnnnnnnnnnnn!!!"

Kakashi tersentak. Ia terbangun dari tidur dengan wajah penuh peluh. Dia selalu bermimpi tentang Rin. Mimpi yang terus menggelayuti kehidupan Kakashi hingga saat ini.

Kakashi segera mengganti kaos ketat yang membalut tubuhnya dengan pakaian ninja dan berniat mengunjungi makam Rin. Itu adalah obat penenang yang mampu menyabotase semua pikiran tentang gadis yang dicintainya.

(Un)Broken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang