20

3.2K 90 3
                                    

"Raf.... Buruan lo susul Olivia ,keburu di bawa ke kantor polisi loh!" kata Ilham memperingati Rafael yang hanya diam sedari tadi.

"iya Raf,kamu susul Olivia sebelum dia di bawa.!" Timpal Stevi.

Rafael masih terdiam alis nya saling bertaut.

"eh ko diam sih!!" Ilham menepuk pundak Rafael.

"sory-sory gue cuma mikir cara agar Oliv mau berubah!" Sesal Rafael tersadar dari lamunan nya.

"kalau kamu mau dia berubah? Ya udah tolong dia! Nanti pasti berubah deh" ucap Stevi.

"nah bener tuh! Kata Stevi Raf, lo bikin perjanjian ajah sama Olivia" Ilham.

"duh~ cara kalian itu? Basi tahu gak!! Dulu juga udah pernah kaya gini,dan bikin perjanjian! Tapi gak bertahan lama!! " balas Rafael yang mengingat dulu ia sempat membuat perjanjian sama Olivia.

"apa?? Udah pernah kaya gini?? " kaget Stevi dan Ilham berbarengan. Rafael menganguk dan melipat tangan nya di dada.

"terus,sekarang rencana elo apa -an dong? Apa lo mau biarin Olivia di tahan di dalam penjara??" tanya Ilham.

"rencana gue itu? Kaya kata elo tadi ham, biarin Olivia di dalam penjara tapi gak lama kok paling malam baru gue bebasin dia" Rencana Rafael.

"hhh~ kamu yakin Rafael bakal biari Olivia di penjara sampai malam?" Stevi.

"gila lo Raf! Kasian tahu dia! Walau pun dia kasar? Tapi gue yakin dia bisa berubah kok,jadi gue minta sama elo? Agar bebasin Oliv" kata Ilham yang tak terima dengan rencana Rafael.

"ini udah jadi keputusan Gue ham!! Dan lebih baik? Kalian berdua pulang!" tegas Rafael lalu jalan meninggal kan mereka berdua.

"Tapi...Raf..." kata Stevi tak selesai karena keburu Rafael masuk ke dalam mobil.

"Rafael mah payah! Tambah benci nanti Oliv ma dia" umpat Ilham.
"benci? Benar-benar Cinta kali Ham" sahut Stevi.

"maksud kamu apa stevi??" Ilham menaik-turun kan alis nya.

"gak usah pura-pura gak tahu deh? Bukan nya kita ini saksi Cinta mereka?Cinta tapi Genggsi " jelas Stevi santai.

"hehehehe iya juga sih? "cengenges Ilham tak jelas sambil menggaruk kepala nya.

"nyengir ajah! Udah ah~ aku mau pulang" kata Stevi sekalian berpamitan.

"lah? Kok pulang?? "
"yah pulang lah,kalau gak pulang? Mau ngapain di sini? Kan Olivia gak ada? Rafael juga udah pergi? Otomatis nonton nya batal!!" terang Stevi.

"jangan batal dong! Kita nonton berdua ajah! Aku hari ini Free..." ajak Ilham.

"gak deh~ aku mau pulang ajah maaf yah" tolak Stevi lembut dan memberhentikan sebuah taksi dan naik tanpa menunggu jawaban Ilham. Ilham hanya tersenyum miris.

"terima nasib" gumam Ilham sambil berjalan ke arah Mobil nya, Ilham berniat pulang sebab tak ada yang dapat ia lakukan untuk Olivia.

*

"eh! Mana keluarga kamu? Kata nya anak nya Pak Hendra yang pengusaha sukses ? Tapi kenapa gak ada yang mau jamin kamu?" tanya Pak Polisi. Yah Oliv sudah berpindah tempat ,kini ia berada di kantor polisi terdekat. Olivia tengan duduk di sebuah ruangan introgasi.

"Ayah saya Di Jerman pak! Jadi gak mungkin ayah saya ke sini ! " Olivia.

"kalau begitu kamu telefon kerabat kamu,biar kamu bisa bebas."saran Pak Polisi tersebut,lalu menyodor kan telfon ke Olivia.

Olivia terdiam memandangi telefon yang ada di depan nya kini.
Bingung siapa yang harus ia telefon. Gak mungkin Oliv menelefon keluarga nya yang lain,jika ia lakukan itu? Papa nya Om Hendra,bakal dapat malu lagi akibat kelakuan nya.

"buruan Telefon keluarga kamu!" kata Pak Polisi tersebut.

"e.a.e.a " gugup Olivia bingung harus berkata apa lagi.

"e.a.e. E .. Kamu gak punya keluarga kan? Makan nya jadi brandal!" Pak Polisi tersebut gregetan dan merendah Olivia.

"siapa bilang saya gak punya keluarga? Saya punya keluarga kok!" balas Olivia tak terima lalu mengangkat gagang telefon dan memecet nomer telefon.
.
.
.
.
.
10 menit sudah Olivia menelefon seseorang,dan tak ada yang menjawab ,terlihat raut wajah nya kesal dan jengkel.

"ish~ nyebelin banget si Cina Garut! Telefon gue gak di angkat!!" Runtuk Olivia dalam hati.

"waktu kamu sudah habis! Lebih baik kamu masuk ke tahanan." ucap Pak Polisi tersebut merebut gagang telefon yang di pegang Olivia.

Olivia diam dan muka nya sudah terlihat sedih saat ia di seret paksa oleh Polisi tersebut.

"gue benci Rafael..........."Lirih Olivia di hati nya saat ia membutuh kan rafael? Pria itu tidak ada.

***

jam 18.00 wib.
"hmm... Saat nya jemput Olivia" gumam Rafael yang tengah bersiap-siap untuk On The way ke kantor Polisi.

Rafael keluar dari rumah nya dan sedikit terkejut saat melihat pria paruh baya di hadapan nya.

"Selamat Malam Rafael? Sudah lama tak bertemu" sapa pria itu sambil memegang koper.

" Om Hendra..." seru Rafael .

"iya ini Om Raf."

"kapan pulang Om?" Rafael mencium tangan Om Hendra.

"baru saja,kamu mau kemana? Terus Oliv ada di mana?? Ko gak kelihatan" jawab Om Hendra dan bertanya.

"emb... Lebih baik bicara di dalam saja Om" Rafael mengambil alih koper yang di tangan Om Hendra. Om Hendra menganguk setuju lalu masuk .

***

"apa?? Olivia masuk penjara ?? Kenapa lagi anak itu? Nabrak orang apa bikin onar? Atau bikin musuh nya sekarat?" kaget Om Hendra saa Rafael baru bicara tentang Olivia masuk penjara.

"haduh~gak seperti kata Om kok, ini cuma salah faham ajah, habis Oliv baju nya itu kaya preman! Jadi dia di kira pembuat Onar di sebuah Mall." jelas Rafael lebih rinci.

"owh.. Begitu?? Maaf Raf kalau Olivia susah di atur" ucap Om Hendra.

"seharus nya aku Om yang harus minta Maaf,karena gak bebasin Olivia" sesal Rafael, yang menundukan kepala nya.

Pembicaraan itu berlanggsung di ruang tamu.

"sudah tak apa! Om tahu maksud kamu tak membebas kan Olivia itu? Untuk memberikan efek jera Bukan" Ucap Om Hendra yang tak marah akan tindakan Rafael.

"kok om tahu sii?"

"kamu itu anak yang baik ,dan gak mungkin kamu sengaja biarin Olivia di penjara tanpa alasan. Dan mungkin tanpa kamu Raf? Om udah kewalahan menghadapi sifat Olivia" Om Hendra.

"hehehe. " cengenges Rafael tak jelas mendapat pujian dari Om Hendra.

"Rafael kalau kamu Om Jodoh kan dengan Olivia? Kamu mau menerima nya tidak?" tanya Om Hendra langgsung tanpa basa-basi.

"WHAT?DI JODOHIN?" kaget Rafael tak percaya akan yang ia dengar tadi. Om Hendra menganguk pasti.

Bersambung...

What Di Jodohin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang