[Him - 2]

1.3K 144 17
                                    

Mataku masih memperhatikan tabel berisi pemasukan bulanan cafe dan restoran. Mungkin terdengar aneh jika seorang owner juga merangkap sebagai accounting bagi usahanya. Tapi tidak bagiku.

Menyusun langsung laporan keuangan setiap bulan merupakan kesenangan tersendiri bagiku. Karena mengetahui keuntungan dan kerugian setiap bulan membuatku juga harus memikirkan ide-ide terbaik untuk meningkatkan minat pengunjung.

Drrrrrt... Drrrtt...

Konsentrasiku terganggu saat dering ponselku meraung keras. Kepalaku menoleh ke segala arah sebelum menemukan ponselku yang tergeletak diatas karpet dekat tempat tidur.

"Yeoboseyo?" sapaku tanpa melihat id penelfon.

"Hyuuuuuung... Apa cafe mu masih menerima pesanan?"

Aku mengernyit dan menjauhkan sedikit ponselku dan melihat siapa yang menelfon. Nama 'Evil Gyu' tertera disana.

"Tentu saja tidak. Kau pikir sekarang jam berapa?" sindirku sambil melirik jam digital yang menunjukkan pukul 01.30.

"Tapi kau bisa membuatkanku sesuatu kaaan?"

"Tidak. Aku sibuk. Sudah ya, ku tutup."

"HYUUUUUUUUNG.... Aku didepan cafe mu. Cepat buka sekarang. Ku mohon. Siaga satu!"

Aku mendesah dan mematikan sambungan tersebut. Beranjak turun sebelum Kyuhyun merusak salah satu pintu jika aku tidak menuruti perintahnya.

"Ahhh~~ syukurlah. Kau memang penyelamatku!" aku memasang wajah datar ketika Kyuhyun memeluk tubuhku cukup erat saat pintu samping ku buka.

"Apa yang kau inginkan?" tanyaku langsung setelah berhasil melepaskan diri darinya.

"Hyuuung...." dia kembali mengeluarkan suara rengekan yang terdengar aneh bagiku.

"Mwo?"

"Buatkan aku green tea latte." pintanya dengan kedua tangan menyatu didada. "Istriku menginginkan itu. Dia bahkan mengancamku untuk tidur diluar jika aku tidak bisa mendapatkan minuman itu."

"Istrimu? Lee Junhee yang manja itu?" tanyaku sambil berjalan menuju dapur.

"Oo. Memang kau pikir ada berapa istriku?"

"Bahkan aku tidak percaya kau memiliki istri. Ckck, Cho Kyuhyun si heartbreaker wanita takluk oleh Lee Junhee si diktator." aku tertawa mengejek sambil mengaduk krim.

"Cih. Ku harap kau mendapatkan yang lebih parah dariku." ucapnya seperti mengatakan mantra dan memberikan ponselnya.

"Sudah. Dan cepatlah pergi dari sini." usirku setelah mengembalikan ponselnya.

Dia tertawa dan berlalu pergi. "Gomawo, hyuuung..."

Aku menggelengkan kepala melihat tingkahnya dan kembali mengunci pintu. Membersihkan peralatan yang tadi ku pakai dan kembali melanjutkan aktifitasku yang tertunda.

🍰

"Boss! Kau benar-benar kejam!!"

Hari ini adalah hari gajian bagi para pegawaiku. Karena aku bukan boss yang kejam, maka saat hari gajian tiba para pegawaiku mendapat jatah kerja setengah hari saja. Kecuali pegawai di Diamond.

"Boss, kau tega!!!!"

Oh, aku melupakan yang satu itu. Gadis kecil menyebalkan yang sejak tadi berbicara padaku dengan nada tinggi. Bahkan sangat tinggi.

"Oke semuanya. Sampai jumpa minggu depan. Dan untukmu, Shim Chanrin tetap disini untuk membantu special service di Diamond." titahku tidak menerima penolakan. "Baiklah, silahkan kembali bekerja."

"Kenapa kau jahat padaku! Kau bahkan sudah melemparku ke Greeny selama seminggu, sebelum menarikku kembali kesini." ucapnya masih dengan nada tinggi. Mencoba untuk tidak terusik dengan segala protesannya. Aku kembali ke ruang depan untuk menyapa para tamu.

🍰

"Kau belum menjawab pertanyaanku! Boss sialan menyebalkan!" aku terkejut ketika suara itu kembali terdengar saat aku akan membuka pintu kamarku. Memilih memutar badan dan menyender pada pintu dengan menatapnya yang sedang menatapku bengis.

"Kau tau, mungkin kau adalah pegawai cafe pertama sepanjang sejarah yang berani mengatai atasannya dihadapannya langsung."

"Kau brengsek!"

"Sebenarnya apa masalahmu, hah?! Jika karena kejadian tendangan itu, aku sudah minta maaf." lanjutnya yang kini sudah mendekat.

"Gadis kecil menyebalkan. Kau ingin tau kenapa aku selalu memperlakukanmu seperti itu?" dia tidak menjawab. Hanya semakin mengangkat wajahnya dengan kedua tangan dipinggang.

Aku menyeringai melihat sikapnya. Dengan gerakan cepat aku menarik pinggangnya dan menangkup bongkahan kenyal dari balik rok seragamnya.

"Aku benci rok sialan pendekmu yang selalu membuatku kacau. Itulah alasannya nona Shim." bisikku sambil mengecup belakang telinganya.

***************

Hai, ketemu lagi denganku dan ff super absurd-ku.

Aku disini cuman mau kasih info, kalau cerita ini akan diupdate sekitar hari Senin-Jumat. Selain hari itu... Nggak akan diupdate.

Sampe part ini ada yang penasaran? Membosankan ya? I know... 😓

Jangan lupa Vomentnya... 🙏🙏

Piece of Cake ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang