[Him - 5]

787 87 12
                                    

Multimedia : Shannon (Feat Jongkook SPEED) - Remember You

Aku membuka mataku dan mengernyit ketika retina mataku terpapar cahaya lampu. Kepalaku terasa berdenyut solah-olah telah dipukul berkali-kali dengan palu.

Setelah berhasil menyesuaikan pengelihatanku, mataku langsung melihat sekeliling. Aku berdecak pelan ketika tau bahwa saat ini, aku sedang berada dirumah sakit.

"Kau sudah bangun?" aku melirik ke arah pintu dan melihat sosoknya yang kini berjalan mendekati bed.

Tubuhku menegang ketika tangan mungilnya menempel di dahiku. "Huft, syukurlah sudah panasnya tidak terlalu tinggi. Tunggu disini, aku akan memanggil dokter untukmu, Boss." tubuh mungilnya pun menghilang di balik pintu.

Setelah dokter memeriksa keadaanku, dan memberikan berbagai nasehat, kini tinggal lah aku dan gadis mungil kesayanganku.

"Kenapa aku bisa disini?" tanyaku dengan meringis kecil karena rasa pusing yang masih terasa.

"Kau demam tinggi. Pagi itu aku mengetuk kamarmu, dan tidak ada jawaban, jadi ku putuskan untuk masuk ke dalam. Dua hari kau tidak sadarkan diri. Tubuhmu menggigil dan kau terus saja mengigau sambil memeluk sebuah bingkai foto."

Mataku langsung menatapnya panik ketika mengatakan 'bingkai foto', "Kau... Tidak melihat fotonya kan?" Chanrin menggeleng dan itu sukses membuatku bisa bernafas lega.

"Sepertinya foto didalam bingkai itu sangat berharga." ungkapnya. Aku mengangguk, "Ya. Foto itu sangat berharga." ujarku

"Permisi, saatnya pasien makan siang." seorang suster mendorong trolley ke sisi bed. Chanrin menekan tombol agar bed yang ku tiduri sedikit naik.

Setelah semua makanan tertata di meja, suster tersebut kemudian undur diri. Chanrin duduk disamping bed dan bersiap menyuapiku.

"Apa kau membawaku seorang diri kesini?"

"Anni, saat itu aku langsung berlari ke dapur dan meminta Minhyuk untuk membawamu. Aaaaaa."

Aku tersenyum dan menerima suapannya. Sesekali memperhatikan wajahnya yang terlihat serius memilih kacang kedelai dari bubur, dan itu membuatku...

"Kau menangis? Wae? Apa ada kacang kedelai dimulutmu?" tanyanya panik. Aku menggeleng pelan dan mengusap sudut mataku yang berair. "Anniyo, gwaenchana."

"Haaah, ku pikir ada kacang kedelai disuapanmu barusan." ujarnya dan kembali menyodorkan sesendok bubur yang ku terima dengan senang hati.

"Neo... Darimana kau tau bahwa aku tidak menyukai kedelai dalam bubur?" pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutku membuat gerakannya berhenti dan menatapku heran. Dia mengangkat bahunya acuh dan kembali menyuapiku. "Mollayo, tiba-tiba saja tanganku gatal ingin memisahkan kacang itu dari bubur."

Karena kau memang mengetahuinya, Sayang. Kau tau bahwa aku membenci segala jenis kacang jika dicampur dengan bubur, batinku.

"Hyuk-ah, kau sudah sadar?" Junhee berjalan dengan cepat mendekatiku. "Aigoo, sudah berapa kali ku bilang! Jangan memaksakan diri! Kau itu bodoh atau stupid!?" aku meringis mendengar rentetan kalimat yang diucapkan Junhee dengan nada tinggi.

"Kau tidak bisa berbicara dengan nada rendah? Kepalaku rasanya ingin pecah mendengar suaramu barusan."

"APA KATAMU!?" serunya membuatku mengumpat dalam hati. "Kau tidak tau, kan. Aku khawatir padamu dasar Anchovy sialan!" ucapnya sambil memukul lenganku hingga membuat selang infus tertarik dan jarum yang terpasang ditanganku  terlepas.

"Aaakh!!"

🍰

Aku menatap Junhee tajam membuat ibu hamil itu hanya menundukkan kepalanya dan duduk tenang di sofa.

"Sudahlah, Hyung. Hilangkan tatapan tajammu itu. Kau tidak sadar, bahwa aura gelapmu bisa membawa dampak negatif untuk anak kami?" ucap Kyuhyun dan merangkul pundak Junhee. Aku menghela nafas dan menatap ke sofa lainnya.

Disana, Chanrin sedang sibuk dengan benang wol berbagai warna, sesekali dahinya berkerut saat merangkai benang-benang itu menjadi satu.

"Hyung, aku pulang dulu, besok kami akan kemari lagi."

"Heum."

Blam

"Kau tidak pulang?"

"Kau ingin aku pulang?" tanyanya balik tanpa menatapku.

Aku berdecak mendengarnya, "Apa kau selalu melemparkan pertanyaan kembali jika ada yang bertanya?"

"Tergantung siapa yang bertanya."

"Fine. Aku akan tidur. Night."

"Oo, tidurlah."

*******************

Update dua kali? Why not? Wkwk..

Piece of Cake ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang