[Her - 6]

816 90 21
                                    

Multimedia : Super Junior - Memories

Aku menoleh, menatap ke arahnya yang kini sudah terlelap. Wajah itu terlihat lebih damai dan tenang.

Pikiranku melayang saat kenjadian dua hari yang lalu. Melihat tubuhnya yang menggigil karena demam tinggi membuatku panik. Bahkan tubuhku bergerak sendiri untuk memasukkan beberapa pakiannya ke dalan travel bag.

Apa yang terjadi denganku? Aku tidak tau. Rasanya tubuhku punya kendali sendiri. Bahkan saat memisahkan kacang kedelai dari buburnya, aku... Entahlah.

'Kau... Tidak melihat fotonya kan?'

Menggeleng adalah jawaban yang tepat karena aku memang melihat foto dalam bingkai itu. Bingkai itu berisi foto pernikahan. Dia dan... Aku?

Aku menggeleng pelan, "Tidak mungkin. Wanita itu bisa saja orang lain yang wajahnya mirip denganku. Lagipula jika memang aku sudah menikah dengannya? Kenapa aku tidak mengenal dia sejak hari pertama kerja? Dan kenapa aku tidak mengingat tentang pernikahan kami sedikit pun?"

Ponselku bergetar menandakan ada sebuah pesan disana.

Chanrin-ya, tugasmu kini fokus merawat Boss. Tenang saja, kau akan tetap di gaji dan bisa kembali bekerja di cafe jika keadaan Boss sudah pulih.

Lee Nemo

Mataku membesar saat membaca pesan dari Donghae.

Saat akan mengetik balasan pesan tersebut, pesan lainnya muncul.

Satu lagi, kau tidak bisa menolak perintah ini. Jika kau memberontak, gaji mu akan ku potong 60%. 💋

"Aish, ikan amis sialan! Awas kau!"

🍰

Lagu Cheap Thrills yang dinyanyikan oleh Sia terdengar pelan dari laptop yang ku gunakan.

Ini hari kelima aku berada dirumah sakit, dan selain merawat Boss-ku yang sakit, aku juga menekuni hobi baruku yaitu merajut.

"Apa matamu tidak sakit?" sebuah suara membuatku menoleh ke arah bed. Disana, Boss ku sedang membaca buku. "Anni, apa gunanya aku membeli kaca mata anti radiasi jika tidak berguna sama sekali," jawabku sambil membenarkan letak kaca mata anti radiasi yang ku kenakan.

"Kau bisa merajut? Sejak kapan?"
"Entahlah, aku juga tidak tau pastinya. Yang ku tau, keinginan untuk membuat sesuatu muncul begitu saja saat aku menemukan benang wol dan jarum rajut di gudang rumahku."

"Ahh, molla.. Molla. Ku rasa efek dari kecelakaan itu benar-benar membuatku berbeda dari biasanya." lanjutku dan kembali mencari gambar tentang benda yang akan ku buat selanjutnya.

🍰

"Boss, aku akan pulang sebentar untuk berganti pakaian." ucapku sambil membereskan bulatan benang yang berantakan.

"Oo, pulanglah dan istirahat. Besok kau bisa kembali lagi."

"Tapi..."

"Donghae akan kemari sebentar lagi, jadi kau bisa istirahat dengan tenang." ujarnya sambil tersenyum membuatku yang melihatnya langsung tersipu. Aigooo... Sadarlah, Chanrin-ah! Hanya sebuah senyuman kau langsung memerah? Ckck, sepertinya ini akibat terlalu lama sendiri.

"Kalau begitu, aku pamit. Sampai jumpa besok." dengan tergesa aku melesat pergi tanpa menunggu jawaban darinya.

Setelah sampai dirumah, aku langsung menuju dapur untuk mengambil segelas air. "Kau sudah pulang? Mandilah, dan kita akan makan malam bersama." kata Changmin saat aku ke dapur untuk minum.

"Ne," jawabku dan segera menuju kamar.

"Bagaimana keadaan boss mu?" tanya Changmin

"Kau mengenal boss ku?" bukannya menjawab, aku memilih untuk melemparkan pertanyaan balik. Tentu saja pertanyaan Changmin membuatku penasaran, pasalnya aku tidak pernah menceritakan tentang rekan-rekan ditempatku bekerja.

"Tentu saja! Dia kan su--" kalimatnya berhenti seketika seolah-olah dia menyembunyikan sesuatu.

"Su?"

"Dia kan sudah sering bertemu denganku di acara kuliner." jawabnya dan tertawa kencang. "Sudah, jangan mengobrol lagi. Habiskan makanmu kemudian tidur."

Aku berdecak dan kembali melanjutkan makanku. Siapa yang memulai obrolan duluan, dasar aneh!

"Chanrin-ah, aku lupa mengatakan padamu bahwa dua hari ini ada box kue untukmu dan keduanya ku letakkan di dalam kulkas." ucap Changmin sebelum beranjak meninggalkanku yang sedang mencuci piring.

Kedua box kue itu kini ada dihadapanku. Dengan jantung berdegup, aku membukanya satu persatu dan mencari surat yang disisipkan didalamnya.

Untuk Chanrin
Yang bertambah cantik setiap hari

Aku merindukanmu...

Aku tidak tau kata apa lagi yang ingin ku tuliskan. Satu hal yang harus kau tau, aku merindukanmu. Selalu.

Dari HJ
Yang ingin memelukmu

"Selalu membuatku penasaran, ck!"

Untuk Chanrin
Yang (mungkin) penasaran padaku

Aku hanya ingin bertanya, apakah kau mau bertemu denganku?

Mungkin pertanyaan ini seharusnya ku tanyakan sejak surat kedua datang.

Tapi...

Rasanya aku masih ingin menulis surat untukmu. Aku hanya takut jika saat bertemu langsung denganmu, semua kata yang sudah ku susun akan hilang.

Berlebihan? Tidak juga. Karena aku bukan orang yang pandai mengungkapkan sesuatu lewat ucapan. Karena bagiku, lewat tulisan aku bisa mengatakan semuanya.

Dari HJ
Yang tidak sabar ingin bertemu

*************************

Duh, baper. Fix, saya juga nyesek pas nulis bab ini. 😂😂

Piece of Cake ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang