(Him & Her)

1.1K 105 21
                                    

[Multimedia : BTS - Spring Day]

Chanrin mengerjap bingung ketika melihat halaman belakang rumahnya berubah dengan hiasan taman yang indah. Dia bahkan masih heran saat pagi tadi, sebelum nyawanya terkumpul sempurna, segerombolan wanita yang mengaku sebagai teman suaminya masuk ke kamar, membawa dress, alat make up, dan lainnya.

"Kenapa masih disini? Suamimu sudah menunggu diluar sejak tadi." kata Junhee menepuk pundak Chanrin. Membuat wanita itu menoleh pada Junhee dan meringis kecil. Junhee menepuk dahinya. "Astaga, aku lupa kau tidak terlalu bisa berjalan dengan heels. Tapi ini hanya tujuh centi. Kau yakin tidak bisa melangkah?" Chanrin menggeleng kemudian mengangguk. Antara ingin berjalan dengan sepatu cantik itu atau kesialan yang menimpanya jika ia tetap memaksa berjalan.

"Serahkan dia padaku." Eunhyuk muncul dan merangkul pinggang Chanrin. Membuat wajah wanita itu merona seketika. "Aigooo... Chanrin-ah, kau masih memerah seperti perawan melakukan kontak fisik pertama kali saja." goda Junhee sebelum berlalu pergi meninggalkan keduanya.

"Kau ingin mengganti sepatumu?" tanya Eunyuk. Chanrin menatap sekilas kearah kakinya dan menatap Eunhyuk dengan dahi berkerut. "Arra, aku akan selalu disampingmu. Jangan khawatir kau akan terjatuh karena sepatu itu." Chanrin tersenyum lebar ketika Eunhyuk menangkap keinginan dirinya. Dengan perlahan, mereka berdua berjalan menuju pesta yang diadakan dihalaman tersebut.

Pesta itu memang sengaja diadakan untuk memperingati ingatan Chanrin yang perlahan kembali. Sesekali dia dibantu oleh teman-teman suaminya untuk mengingat satu persatu kenangan yang pernah mereka lakukan.

"Jadi kau memang mengetahui siapa aku sebenarnya?" todong Chanrin saat berpapasan dengan Donghae yang baru saja datang. Donghae hanya tersenyum dan menepuk kepala Chanrin beberapa kali. "Yak!!" seru Chanrin tidak terima diacuhkan.

"Tentu saja aku tau. Semua yang bekerja di cafe dan restoran tau siapa kau sebenarnya. Tapi kami tidak bodoh, apa kau pikir kami akan mengatakan bahwa aku dan yang lainnya adalah pegawaimu? Eoh?" Donghae menjelaskan. "Melihat Eunhyuk tersenyum sejak pertama kali kau datang ke cafe sudah cukup untuk membuat kami senang."

"Jadi lowongan kerja itu palsu?"

"Yep, hanya kamuflase agar kau selalu dipantau oleh kami." jawab Donghae menghiraukan Chanrin yang membuka mulutnya tidak percaya. 

🍰

Sebulan setelahnya, kehidupan mereka kembali seperti sedia kala. Chanrin yang tetap memaksa ingin bekerja membuat Eunhyuk mengalah dan membiarkan istri mungilnya bergerak lincah ke setiap meja.

Beberapa kali Taecyeon datang dan meminta maaf atas kesalahannya pada Chanrin yang selalu ditemani Eunhyuk saat menemui pria itu.

"Kau sudah ku maafkan. Lanjutkan hidupmu dan jangan ungkit masalah itu lagi."

"Tapi,--"

"Ku mohon." Taecyeon mendesah pelan dan mengangguk. Sejak saat itu, Taecyeon tidak pernah lagi kembali ke cafe.

🍰

"Oppa, aku lelah." keluh Chanrin saat dia masuk ke kamar tempatnya istirahat di cafe.

Eunhyuk melirik sekilas ke arah istrinya yang sedang merajuk di atas ranjang, sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Oppa!" kali ini rengekan itu terdengar lebih keras bersamaan dengan sebuah bantal yang melayang dan mengenai punggung Eunhyuk cukup keras. Lagi-lagi Eunhyuk mengacuhkan istrinya dan hanya mengusap punggungnya yang nyeri. "Oppa, kau menyebalkan!"

"Ada yang bisa ku bantu nyonya Lee?" akhirnya Eunhyuk mengalah setelah menyimpan pekerjaannya dan mendekati Chanrin yang sedang menatapnya dengan tatapan anak kucing yang ingin dipeluk.

"Aku lelah, Oppa."

"Lalu?"

"Ayo kita pergi keluar."

"Sekarang?"

Chanrin mengangguk.

"Ada yang kau inginkan?" tebak Eunhyuk langsung. Membuat Chanrin duduk dan mengangguk dengan mata berbinar senang.

"Katakan apa yang kau inginkan dan aku akan pergi. Sendiri." ucap Eunhyuk menekankan suara pada kata terkahir.

"Oppa!"

"Sekarang jam dua dini hari, dan kau sedang hamil trimester pertama. Kau pikir aku mengizinkanmu setelah tiga hari yang lalu kau pendarahan karena memaksa untuk bekerja!"

Chanrin bungkam. Matanya mengerjap cepat menghalau liquid bening yang mengumpul di sudut matanya.

"Fine. Kita pergi. Ganti pakaianmu dan pastikan tubuhmu hangat."

"Dan jangan melompat!" seru Eunhyuk ketika melihat istrinya ingin melompat turun dari ranjang.

Chanrin tertawa kecil dan mengacak lemari untuk mencari pakaian hangat. Eunhyuk berkacang pinggang dan tersenyum melihat binar bahagia dari wajah istrinya.

Apapun akan dia lakukan untuk kembali melihat binar bahagia itu. Termasuk untuk tinggal kembali di kamar itu setelah enam bulan mereka tinggal serumah.

'Ini permintaan anakmu.'

Kalimat itu lah yang selalu menjadi alasan Chanrin hingga membuat Eunhyuk jengah.

"Kajja!" seru Chanrin meraih lengan Eunhyuk dan menyeretnya keluar kamar.

"Hati-hati, ya Tuhan!" seru Eunhyuk ketika istrinya menuruni undakan tangga dengan langkah cepat.

"Ku rasa umurku cepat berkurang," gumam Eunhyuk.

"Oppa, palliwa!" seru Chanrin yang sudah ada disamping mobil. Bertepuk tangan seperti anak kecil yang diajak jalan-jalan oleh orang tuanya. Ahh, anak kecil, anakku pasti juga akan sepertinya nanti, pikirnya sebelum melajukan mobilnya menembus jalanan kota yang sepi.

The End

**********************

Selesai? Udah gitu doang? Kurang puas! Kurang panjang! Dsb.

Ini cerita udah SELESAI. Sampai disini. 😁

Kisah mereka sudah mencakup feelnya.

Nggak nerima protesan dalam bentuk apapun. 😒😒

Sekian.

Regards, Ryn.

Piece of Cake ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang