[Him - 4]

1K 116 14
                                    

Malam ini aku menghabiskan waktuku dengan reuni bersama teman angkatan. Ralat, reuni dengan para suami istri lebih tepatnya.

Sebenarnya aku tidak ingin ikut, tapi karena Sahyun yang mengancam akan merusak cafe ku, jadi dengan terpaksa aku datang.

"Kau menikmati pestanya?" tanya Sahyun sambil meletakkan dua potong daging panggang dipiringku. Aku melirik makanan tersebut dengan dahi mengernyit.

"Kau harus banyak makan daging. Liat, tubuhmu seperti kurang gizi saja." ujarnya

Mulutku terbuka mendengar perkataannya barusan. Sialan! Ada apa dengan para wanita?! Tidak Hyunjae, Sahyun, dan...

"Omo! Omo, omo, omo.. Liat pria kurus ini. Datang sendiri tanpa pasangan dan menatap iri teman-temannya yang bermesraan dengan pasangan."

Dan inilah dia, wanita terakhir dari trio wanita menjengkelkan. Lee Junhee.

"Mwo? Kau keberatan?" tanyaku. Dia menggeleng pelan kemudian duduk dihadapanku, mengusap perutnya yang sedikit membuncit.

"Anniya, hanya saja aku tidak tahan melihat ekspresimu itu. Kau terlihat.... Menyedihkan." katanya diakhiri tawa mengejek

"Kau tau, Lee Junhee. Ku pastikan saat anakmu lahir, dia mirip denganku, karena ibunya selalu mengejekku saat mengandungnya."

"Shireo! Dia tidak akan mirip denganmu. Aku yang cantik dan suamiku yang tampan adalah perpaduan yang sempurna untuk anak kami." balasnya yang langsung menusuk daging dipiringku dan mengunyahnya ganas.

Astaga, adakah ibu hamil yang seperti dirinya? Apa mungkin sifat Kyuhyun yang menjengkelkan tertinggal didirinya saat mereka bercinta?

Ahh, molla.

"Eunhyuk-ah, ku dengar dari Donghae bahwa Taecyeon sudah kembali." aku melirik ke arah Junhee yang kini menatapku cemas.

"Ne, dia tadi datang ke cafe. Dan menemui Chanrin."

"Kau baik-baik saja?"

Aku menghela nafas dan mengangguk pelan sambil mengulas senyum tipis. "Tentu, aku baik-baik saja."

"Sampai kapan kau akan seperti ini?" Sahyun bertanya sambil meletakkan semangkuk besar salad dimeja.

Aku menggeleng pelan. "Tidak tahu."

"Berhentilah bersikap sebagai pengecut Lee Hyuk Jae. Bertemu dengannya, dan katakan semuanya." ucap Junhee menyarankan

"Nan, molla. Belum saatnya, aku hanya takut jika kebenaran akan membuatnya pergi." ucapku lirih sambil menggenggam gelas cukup erat.

"Kalau begitu, tetaplah kuat. Kau tidak sendiri. Ada kami untukmu." Junhee berdiri dan merangkulku disisi kiri, diikuti oleh Sahyun disisi kanan.

"Wow, a hug time!" seru Yesung dan memelukku dari belakang. Kyuhyun pun ikut memelukku dari sisi istrinya.

"Jangan tinggalkan aku!" dan tubuhku kembali dipeluk oleh Donghae dan Hyunjae.

Astaga... Aku tidak bisa bernafas!
Kami pun tergelak bersama-sama, menertawakan kelakuan kami yang tidak tau umur.

🍰

"Bisa kita bicara?" aku menoleh dan melihat Taecyeon berdiri dibalik meja bar.

"Tentu, tapi tidak disini." ucapku sambil melepas apron dan segera keluar dari balik meja bar.

"Kau ingin kemana?"

Aku berhenti melangkah dan menoleh ketika Chanrin berlari mendekati Taecyeon yang berada dibelakangku. Melihat interaksi keduanya membuatku tersenyum tipis tanpa sadar.

"Kita ke restoran ku saja. Tidak apa-apa, kan?" tanyaku setelah Taecyeon masuk dan duduk dikursi penumpang, disampingku.

"It's okay."

Setelah sampai di Greeny, aku memesan menu paket makan siang begitu pun dengan dirinya.
"Bagaimana kabarmu?" tanyanya sesaat setelah pelayan mengantarkan pesanan kami.

"As you see, I'm fine."

"Dilihat dari interaksi kalian, sepertinya kau belum memberi tahunya."

Aku diam dan memilih menikmati menu Black Zone yang ku pesan. Meresapi rasa daging yang berpadu dengan bumbu khusus, serta rasa merica yang ditonjolkan membuatku selalu ketagihan.

"Aku belum siap." ucapku dan kembali memasukkan potongan daging ke dalam mulut. Menikmati rasa saus yang melumer didalam mulutku.

"Sampai kapan? Bahkan sudah lewat setahun dari kejadian itu!"

Gerakan tanganku berhenti dan kini pandanganku fokus padanya. "Apa ini mengusikmu?" tanyaku

"Apa sekarang kau sedang merencanakan sesuatu untuk merebutnya dariku?"

"Kau tau, sampai kapan pun aku tidak akan bisa merebutnya darimu. Karena sejak awal, hanya kau lah yang selalu dianggap sebagai sosok lelaki." balasnya dengan wajah datar namun menyimpan sejuta rasa kekecewaan dan... Kesepian.

Piece of Cake ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang