[Mulmed : Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan as Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan -- abang Ainayya]
[Visualisasi tokoh]
*
Normal's POV
"Nayy, ngapain sih lo tadi tereak gitu? Malu tau gak," ucap Ari sedikit kesal pada Ainayya.
Kini mereka sedang berada di dalam taksi menuju ke apart Iqbaal.
Ainayya hanya cengengesan, "Siapa suruh lo ninggalin gue? Jadinya kan gitu," ucap Ainayya tanpa dosa.
Ari memutar bola mata jengah, "Serah lo dah, betewe gue ikut yak ke apart si Iqbaal," ucap Ari. Ainayya mengangguk.
Tak lama mereka sudah sampai di apartement Iqbaal. Mereka sudah membayar taksi dan langsung memasuki lobi apartemen.
Apartemen Iqbaal terletak di lantai tiga. Itu berarti mereka harus menggunakan lift untuk ke lantai tiga.
Ainayya dan Ari sudah memasuki lift, di dalam lift hanya ada Ari, Ainayya dan pasangan muda. Sepertinya sudah menikah.
Tak disangka pasangan itu berciuman di lift. Ari yang melihatnya buru menutup mata Ainayya ketika Ainayya sedang melongo seperti orang bodoh.
"Diem, lo jangan liat, itu adegan 18+, lo masih kecil," ucap Ari sambil berbisik di telinga Ainayya.
Ainayya meronta mencoba melepaskan tangan Ari yang ada di matanya, "Ih, Ari! Lepasin gak? Tenang aja gue kagak bakal liat, gue tau itu kan dosa." Ari pun melepaskan tangannya.
Mereka berdua berdiri berdempetan. Dan memandang kedepan, sedangkan pasangan itu ada di belakang.
Sialnya, lift menuju lantai tiga serasa begitu lama. Hingga tak lama terdengar seperti suara desahan.
"Ahh--," desah perempuan tersebut.
Ainayya dan Ari yang mendengarnya merasa sangat geli. Ainayya hanya bisa bergidik geli begitupun Ari.
"Geli banget anjir, sampe nge desah gitu, permainan yang sangat hot," ucap Aibayya berbisik pada Ari dengan kekehan jahilnya.
Ari menatap Ainaya tajam, "Tau dari mana lo? Ahh gue tau lo pasti sering nonton yang begituan, kan? Tuduh Ari.
"Enak aja lo! Ya kagak lah, tau aja dari si Azka," ucao Ainayya.
Ari mengeritkan kening, "Si Azka?" ulang Ari.
Ainayya mengangguk, "Iye si Azka, jadi waktu itu gue nagkep basah dia lagi nonton yang begituan di pojokan kelas, dia bilang dia lagi liat permainan yang hot, dan pas gue dengerin ada suara cewek nge desah gitu," jelas Ainayya.
Ari hanya memasang wajah datar.
Suara desahan itu masih tetap terdengar. Dan ketika Aro melihat kebelakang, begitu terkejut nya ketika ia melihat bahwa mereka hampir saja tidak memakai baju sedikitpun.Anjrit, lama bener ini lift! Kelantai tiga aja kok lama ya? Apa jangan-jangan lift nya rusak? Batin Ari.
"Anjir kok lama ya? Katanya ini gedung apartemen bagus, tapi kok lift nya lama ya?" tanya Ainayya.
Ari hanya mengangkat bahu acuh. Lalu ia berdehem agar pasangan itu tidak memainkan permainannya lagi.
"EKHEM!!!! EKHEM!!!" Ari berdeham sangat keras.
Hingga terdengar suara bak-bak-bik-buk dari belakang. Sepertinya pasangan itu terkejut.
Ari terkekeh. Ainayya yang menyadari apa maksudnya juga sama terkekeh.
Akhirnya pintu lift terbuka. Ari dan Ainayya buru-buru keluar dari lift terkutuk itu dan langsung berjalan ke apartemen Iqbaal.
Untunglah Aiinayya maaih mengetahui apartemen Iqbaal ada di sebelah mana, tak lama mereka sudah sampai.
Ainayya hafal apa sandi apartemen Iqbaal langsung memasukkannya dan pintu sudah terbuka menampilkan apartemen Iqbaal yang acak-acakan.
"ASTOGE! INI KENAPA APARTEMEN LO ACAK-ACAKA IQBAAL DHIAFAKHRI RAMADHAN! LO NGAPAIN AJA?" teriak Ainayya mengisi apartemen Iqbaal.
Sampao-sampai Ari menutup telinganya karena sakit akibat teriakan maut Ainayya.
Keluarlah Iqbaal dari kamar apartmennya dengan muka bantal, namun tetap ganteng dan cool.
"Adek laknat! Ngapain lo kesini? Tereak gajelas pula!" ucap Iqbaal kesal.
"Yee gimana gak teriak coba? Lo gak liat apartemen lo berantakan, anjir," ucap Ainayya sambil menendang kaleng minuman soda yang berserakan.
"Lo gak tau abang lo aja, Nayy! Woy, Ball, wassap, gue Ari,sudah lama gak ketemu," ucap Ari sambil bertos ala lelaki dengan Iqbaal.
Iqbaal membalasnya, "Iya bro," balas Iqbaal.
"Oke, sekarang gue mau mau bagi-bagi tugas ke kalian! Iqbaal, lo harus beresin kamar apart lo dan berresin dapur, sedangkan Ari lo kumpulin sampah ini terus buang ke tempat sampah, dan gue bakalan belanja makanan," komando Ainayya.
"Gak aha males," ucao Iqbaal acuh.
"Oke, kalo lo gak mau, gue bisa laporin ke bunda, papa, sama teh Ody kalo lo suka baca si jalang itu," ancam Ainayya sambil menekankan kata jalang.
Iqbaal seperti emosi, "Jaga mulut lo! Dia bukan jalang! Oke gue bakalan beresin," ucap Iqbaal pasrah.
"Bagus, kalo gitu gue pergi dulu dahhh," ucap Ainayya sambil keluar dari apartemen Iqbaall.
Tinggalah Ari dan Iqbaal berdua. Mereka menatap punggung Ainayya dengan pandangan yang sulit diartikan. Akhirnya mereka mengerjakan semuanya.
*
Dasar ade laknat! Heran kok gue bisa ya punya adek yang suka tereak gitu? Hadeuhh lysing dah pala cogan - Iqbaal.
Sahabat gue kok gitu banget ya? Perasaan keluarganya kalem, adem ayem! Nih anak turunan mana sih? - Ari.
Kalo bukan jalang, apa dong? Wanita penggoda? Wanita ular? Wanita pengincar harta? Sama aja! KALO JALANG TETEP AJA JALANG! - Ainayya.
*
Haiii, jangan lupa Vomment. Maaf kalo ada typo.
Arham
02 - Januari - 2017 // 9:25 p.m.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] When Mr Badboy Love Miss Muslimah • Ariirhamm
Fanfiction[COMPLETE] Tentang Ari dan Ainayya Tentang mereka, sepasang sahabat sejak kecil yang akhirnya saling mencintai. Banyak halangan dan rintangan dalam kisah mereka. Tapi, akhirnya mereka harus berpisah juga. Sebuah perpisahan yang amat menyakitkan bagi...