[23] : Pernikahan

2.1K 100 0
                                    

Ainayya dan Ari sudah lulus dari universitas Padjajaran. 1 Bulan yang lalu mereka sudah wisuda, dan kini mereka sedang berada di hadapan pak penghulu dengan Ari yang sedang mengucapkan janji suci.

"Saya terima nikah dan kawinnya Ainayya Nathania Winata binti Herry Heriawan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan mas 50 gram dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya pak penghulu.

Para saksi dan keluarga serta kerabat mengucapkan kata sah dan bertepuk tangan. Bahkan umi Ainayya dan bunda Ari menangis saking bahagianya.

Disana juga ada Azzam, Azka, Dimas, Kefan, Ajil, Rasyifa pun ada, tak lupa juga Teh Ody yang kini sudah memlunyai suami bernama Zacky Hilmi dan satu orang anak, begitupun dengan Iqbaal. Ia juga sudah mempunyai istri bernama Dianty.

Ainayya mengecup punggung tangan Ari dengan lembut, behitupun dengan Ari ia juga mengecup kening Ainayya lumayan lama hingga Ainayya menitikkan air mata.

Setelah Ari melepaskan kecupannya, ia berbisik pada Ainayya. Ia mengatakan terimakasih dan i love u.

Akad nikah telah selesai. Kini Ari dan Ainayya tengah berdiri di atas pelaminan untuk menyalami semua tamu undangan. Kini bagian sahabat Ari untuk bersalaman.

"Ri, Nay, aku senang akhirnya kalian menikah juga. Aku harap, kalian bahagia dengan pernikahan ini. Kalian tahu? Akhirnya doaku terkabulkan, aku menginginkan kalian menikah dan akhirnya kalian menikah juga. Aku harap kalian selalu bahagia, sampai tua nanti. And, thank's for all Nay, gue juga nanti bakalan pergi lagi dari Belanda," ucap Azzam sambil tersenyum.

Ainayya mengerutkan keningnya, "Emang, kamu mau kemana, Azzam?" tanya Ainayya.

"Aku bakalan ke Korea. Ada sesuatu yang harus aku urus disana. Hehe, jangan kangen aku loh," ucap Azzam sambil tertawa sumbang.

Ainayya dan Ari pun tertawa. Dan kini bagian Rasyifa, "Hei, Nayya. Lo inegt gue kan? Gue yang pernah labrak lo bareng Aisyah. Gue juga sahabat Azzam pas di Amsterdam. Gue seneng lo nikah sama Ari, baik-baik ya lo! Gue harap, si Aisyah gak akan balik lagi, gue gamau dia ngancurin keluarga lo," ucap Rasyifa.

Ainayya tersenyum, "Gak akan. Gue aykin Aisyah udah berubah. Doain aja ya," ucap Ainayya tulus. Ari mengangguk mengiyakan.

Kini giliran Azka, Dimas, Ajil, dan Kefan menyalami mereka berdua.

"Hai, Ainayya cengeng! Werseh, gile akhirnya lo nikah juga, gue ganyangka lo bakalan nikah juga sama Ari. Seorang Badboy kelas Kakap nikah sama seorang cewek cengen tingkat dewa? It's so amazing, bro! Gue cuman berharap, kalian bisa bahagia dengan pernikahan. God always blessing you!" ucap Azka semangat.

"Thank's, Zka. Lo emang terbaik, ya walaupun dulu kita sering banget berantem ya." semua tertawa.

Tapi, tawa itu sekaan di renggut paksa karena keadaan seseorang yang emang sedari dulu sudah sering menganggu Ainayya. Yap, dia Aisyah Aqillah.

"Hai, Ri! Hai, Nayya. Masih inget gue?" tanya nya dengan senyuman miring.

Ainayya tersenyum begitupun dengan Ari, namun Azka, Kefan, Dimas, Ajil, Rasyifa dan Azzam memasang wajah dingin. Sedingin-dinginnya.

"Hai, Syah. Lama gak ketemu. Gimana kabar lo? Sehat?" tanya Ainayya.

Aisyah mengangguk, "Yeah, i'm always fine. Gue kangen lo, Ri," ucap Aisyah.

Ucapan itu, membuat Ainayya melunturkan senyumannya. Apalagi dengan sahabat Ainayya dan Ari sudah mengeraskan rahang mereka karena kesal dengan peekataanlancang Aisyah.

"Syah! Lo tau nggak? Aribudah jadi suami Ainayya! Lo bisa sopan dikit gak sih?" ucao Ajil kesal.

Aisyah malah tersenyum remeh, "Oh ya? Ari sudah menjadi suami Ainayya? Tapi, itu gak akan bisa! Bagaimanapun, Ari tetap akan menjadi milikku!" ucap Aisyah.

Aisyah melirik ke sekitar. Lalu ia melihat Azzam, "Oh, hai Azzam. Lama gak ketemu? Gimana kabar lo?" tanya Aisyah dengan sikap so baik.

Azzam menatap Aisyah dingin, "Lo gak perlu tau! Dan mending sekarang lo keluar!" ucao Azzam dengan nada tinggi.

Aisyah pura-pura terkejut, "Lo lupa? Gue bisa lakuin apa aja supaya kalian semua terpuruk! Inget satu hal, gue ga akan biarin Ari jatuh ke tangan siapapun! Gak akan pernah!"

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Aisyah pergi meninggalkan mereka.

"Azzam, lo kenal sama Aisyah?" tanya Dimas.

Azzam mengangguk, "Dia sepupu jauh gue. Gue ang gasuka dia dari duku, soalnya dia punya sifat egois dan arrogant. Persis kayak ayahnya."

Ainayya masih diam mematung. Lalu, di detik berikutnya ia tersadar bahwa Ari menepuk pelan bahunya.

"Nayya? Kenapa? Gak usah khawatir, aku yakin itu cuman gertakan si Aisyah. Kamu tau kan gimana sifatnya?" tanya Ari meyakinkan.

"Tapi, aku takut Ari," ucao Ainayya pelan.

"Gak ada yang perlu kamu takutin."

👆👇👆👇

Pesta pernikahan sudah selesai. Kini Ainayya dan Ari sedang berada di kamar pengantin mereka.

Ainayya canggung, sangat canggung. Ia benci keadaan seperti ini. Sungguh, ia ingin sekali memulai percakapan, namun entah dari mana.

Ari keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya. Ari tak memakai baju, jadi bisa terlihat perutnya yang mempunya abs itu.

Ainayya yang melihat dari kaca riasnya sangat malu. Wajahnya bahkan sudah memerah seperti tomat yang sangat matang.

"Ri, kenapa kamu gak pek baju?" tanya Ainayya sambil menundukkan kepalanya.

Ari mendekati Ainayya dan berdiri di samping Ainayya. Mengelus pelan rambut Ainayya yang sudah tak tertutup hijab. Tapi, masih memakai gaun pengantin.

"Kamu gak mandi?" tanya Ari tepat ditelibgan Ainayya.

Itu membuat Ainayya geli. Karena nafas Ari menerpa kulit lehernya.

"A-aku, mau ma-mandi kok," ucap Ainayya.

Ia terlihat kesusahan membuka resleting gaun pengantinnya. Lalu dengan cekatan, Ari membuka resleting itu dengan sangat lembut.

Hingga tak sadar, kulit tangan Ari menyentuh kulit punggung putih mulus Ainayya. Dan sebuah lenguhan pun tak bisa Ainayya hindarkan.

Dan apalah daya seorang lelaki yang disuguhi ciptaan Tuhan yang begitu Indah? Punggung Ainayya yang putih mulus, bahu nya yang putih, leher jenjangnya yang Indah mengoda.

"R-ri, aku belum mandi sama sholat sunnah. Jangan sekarang," uvao Ainayya gugup.

Bagaimana tidak? Sedari tadi Ari mengecupi leher Ainayya pelan. Hingga kadang ia menggigitnya hingga meninggalkan memar merah.

"But, i want you, now!" ucao Ari.

Ainayya menggeleng. "Kamu mau kan di kasih keturunan yang sholeh atau sholehah?" Ainayya berbalik menatap Ari.

Ari mengangguk, lalu kemudian ia mengecup singkat bibir Ainayya.

"Baiklah, kamu mandi dulu. Aku tunggu disini, habis mandi dan sholat, jangan harao kamu bisa lari dari aku!" Ari mengeluarkan smirk andalannya. Itu yang membuat Ainayya ketakutan.

Dan Ainayya pun membersihkan tubuhnya dengan sangat baik, dan dilanjutkan dengan mereka berdua sholat berjamaah.




TBC

Ini belum end, masih ada mereka yang malam pertama. Tapi, gaakan yang vulgar kok. Palingan cuman di scene cium doang gak sampe ke 'itu' nya hehe.

Bcs, aku masih anak SMP kelas 9 dan masih 13 tahun, jadi kalo bikin scene yang 'itu' takut gak dapet feel nya.

See you, pai~

Minggu 09 April 2017 // 9:14 p.m.

[2]  When Mr Badboy Love Miss Muslimah • AriirhammTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang