Normal's POV
"Nayya, lo kan yang bilang ke orang tua kita kalo kita udah liat yang begituan?" tanya Azka dengan nada kesal.
Ainayya hanya terkekeh, "Apaan sih? Gajelas banget tau gak! Udah ah minggir gue mau lewat!" ucap Ainayya mendorong Azka dengan keras.
Namun tak sebanding dengan kekuatan Azka. Malah Ainayya yang lumayan terpental hanya sedikit.
"Lo jangan boong! Lo kan yang fotoin kita di kamar mandi kemaren?" kali ini Ajil bersuara.
Ainayya mengangkat datu alisnya, "Kalo iya kenapa? Gak suka? Makanya jangan main-main sama Ainayya!" ucap Ainayya sambil melipat tangan di dada dan terkekeh sinis.
Kefan menghembuskan nafas kasar, "Lo tau gak, gara-gara ulah lo uang jajan kita semua di kurangin! Dan lo tau, itu semua gak cukup buat kita! Lo mikir gak sih?" tanya Kefan dengan nada sedikit membentak.
Anayya menatap Kefan tak percaya. Sungguh, Kefan tidak pernah membentak Ainayya sebelumnya. Ya walaupun mereka sering bertengkar tapi Kefan tapi sampai membentak Ainayya.
"Kalian marah sama gue? Oke gue minta maaf, tapi kemarin tuh gue kesel sama kalian! Kalian gitu ke gue, hiks, gue kesel, dan gue bales ke kalian!" Ainayya mulai menangis.
Seketika semuanya terdiam, hanya mendengarkan Ainayya menangis. Sialnya, kini mereka sedang berada di depan kelas mereka dan pasti semua orang memperhatikan Ainayya.
"Jangan nangis." bukan itu bukan suara Azka, Kefan, Ajil, maupun Dimas, tapi itu adalah suara Ari.
Ainayya memeluk Ari. Ari sudah tau Ainayya menangis pasti gara-gara 4 curut ini. Ari pun membalas pelukan Ainayya dan mengusap punggungnya pelan.
"Jangan nangis, nggak malu sama tuh emapt curut?" tanya Ari lembut sambil mengelus kepala Ainayya yang tertutup hijab.
Azka menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Nayya, maafin kita ya! Janji deh gaakan nyalahin lo lagi dan bentak lo lagi! Tapi, lo jangan nangis lagi ya!" ucap Azka dengan nada bersalah.
"Iya, Nayya! Maafin gue, gue udah bentak lo! Gue janji gak bakal bentak lo lagi," ucao Kefan sambil mengangkat dua jari telunjuk dan tengah.
"Iya, Nayya, maafin kita, mau kan? Atau gini deh, kita nanti istirahat kita traktir ice cream gimana?" tanya Ajil.
Dimas hanya diam menguping pembicaraan mereka sambil mengupil. Ya, Dimas memang jorok dan begitulah.
Ainayya mendongkak dan melihat wajah tampan Ari. Lalu tak disangka Ainayya mengecup pipi kanan dan kiri Ari.
Semua orang yang melewati kelas Ainayya hanya diam, mematung. Apalagi para kaum hawa, hanya bisa melongo dan diam tak bergerak.
Begitupun dengan Azka, Ajil, Kefan dan Dimas. Mereka pun hanya bisa melongo seperti orang bodoh.
"Ari, makasih buat dadanya, lo emang sahabat terbaik gue, itu tidak hadiah dari gue buat lo! Thank's ya!" Ainayya melangkahkan kaki ya memasuki kelas dengan santai.
Ari memegang pipinya. Entah mengapa hatinya deg-degan dan darahnya berdesir hangat. Perasaannya pun tak menentu entah senang, bahagia, sedih, marah, malu, atau apapun itu Ari pun tak tau.
Ainayya kemudian berbalik, lalu berjalan menuju Azka dan kawan-kawan, "Ajil, jadi kan lo mau traktir gue di kedai ice cream? Kalo jadi, gue terima permintaan maaf kalian," ucap Ainayya sambil tersenyum.
Ajil hanya mengangguk, Ainayya langsung meloncat kesenangan dan berjalan kembali ke kelas.
Sial, kalo misalnya gue traktir Ainayya di kedai ice cream, bisa-bisa duit gue habis! Nyesel gue nawarin traktir ice cream ke si Nayya, pasti dia bakalan persen ice cream yang banyak banget, mana duit gue lagi tipis lagi, nasib orang ganteng mah gini da. Batin Ajil.
"Hahaha, lo harus traktir si Ainayya ke kedai es krim, lo gak tau, si Aonayya kalo udah nemu kedai es krim pasti pesen es krim banyak banget, dan itu semua pasti butuh duit. Gue tau duit lo lagi tipis kan gara-gara dipotong sama bonyok lo?" tanya Dimas jahil.
Ajip menatap Dimas tajam, "Diem lo siluman upil, ini semua juga gara-gara Kefan!" ucap Ajil sambil menunjuk Kefan.
"Lah, kok gue?" tanya Kefan bingung.
"Kan elo yang bentak si Ainayya!" ucap Ajil dengan nada sedikit tinggi.
"Tapi, elo ka yang nawarin di Nayya es krim?" tanya Kefan tak mau kalah.
Ajil hanya menghela nafas kasar. Menurutnya ini adalah hari senin yang menyebalkan.
"Udahlah, mendingan kita ke lapangan, udah mau dimulai upacaranya, lagian gue nanti bakalan bantuin lo kok!" ucap Azka sambil merangkul Ajil.
"Beneran lo?" ucap Ajil berbinar sambil menatap Azka.
"Iye, udah ah buruan." Azka, dan kawan-kawan bergegas ke lapangan.
Tapi, tidak dengan Ari. Kalian pasti rau Ari bakalan ke mana, ia akan pergi ke gudang belakang sekolah, dia paling malas kalo upacara dan tempat terbaiknya adalah gudang.
Ainayya melihat Ari yang berjalan menuju gudang, "Ari! Lo mau ke gudang lagi?" tanya Ainayya.
Ari hanya mengangguk lalu melanjutkan perjalanannya. Ainayya hanya bisa menghela nafas kasar. Entah bagaimana caranya ia merubah Ari yang sangat nakal dan Badboy itu.
Ainayya berjalan menuju lapangan, dan upacara langsung dimulai dengan khidmat.
*
Hai! Aku sempetin update pas aku mau ngaji, maaf tadinya aku mau update sore tapi aku nya males. Hehe.
Aih, besok Senin yak? Besok sekolah again! Hadeuhhhhhhh males sih tapi mau bagaimana lagi?
Don't Forget to comment dan Vote. Apa susahnya sih tinggal pencett bintang terus ngasih komen?
Arham
08 - Januari - 2016 // 6:47 p.m.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] When Mr Badboy Love Miss Muslimah • Ariirhamm
Fanfic[COMPLETE] Tentang Ari dan Ainayya Tentang mereka, sepasang sahabat sejak kecil yang akhirnya saling mencintai. Banyak halangan dan rintangan dalam kisah mereka. Tapi, akhirnya mereka harus berpisah juga. Sebuah perpisahan yang amat menyakitkan bagi...