Sudah satu Bulan Ari dan Ainayya menikah. Satu Bulan itu juga Aisyah sering datang ke apartment Ari dan Ainayya. Karena sekarang, Ari juga sering kerja di rumah sakit sampai lembur.
Seperti malam ini. Ari belum pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun Ainayya masih setia menunggu Ari.
Bel apartment berbunyi. Ainayya segera membukakan pintu dan ternyata itu adalah Ari.
"Sayang, belum tidur? Kenapa nunggu aku?" tanya Ari sambil mengecup kening Ainayya.
Ainayya menutup pintunya. Dan langsung membawa tas dan jas Ari untuk disimpan di sofa.
"Aku gak bisa tidur. Gak tau kenapa, aku selalu susah tidur kalo gak ada kamu. Aku juga suka mual akhir-akhir ini," ucap Ainayya.
"Yaudah mendingan sekarang kita tidur yuk. Aku mau mandi dulu. Udah malem juga," ucap Ari.
Ainayya mengangguk, "Yuk."
Lalu mereka berdua berjalan ke arah kamar dengan Ainayya yang masih membawa jas dan tas Ari.
👋👋👋
Hueee
Hueee
Hueee
Ari terbangun dari tidur nya karena suara kebisingan dari arah kamar mandi. Matanya mengerjap pelan berusaha mencari objek disampingnya.
Ainayya sudah tak ada disampingnya. Apakah yang di kamar mandi itu Ainayya? Ari cepat-cepat bergegas ke kamar mandi.
Dan dia menemukan Ainayya sedang berdiri di depan wastafel dengan kedua tangan yang mencengkeram erat kedua sisi wastafel. Ari yang melihat itu sangat khawatir.
"Kamu kenapa?" tanya Ari khawatir.
Ainayya menggeleng lemah. Lalu kepalanya ia sandarkan di dada Ari. "Gatau," ucapnya.
Ari menggendong Ainayya dan menidurkannya di ranjang mereka. Lalu menelfon temannya yang kebetulan dokter kandungan.
Teman Ari itu bernama Dimas. Masih ingat Dimas bukan? Sahabat Ari dan Ainayya semasa SMA yang jirok dan suka mengupil itu kini sudah menjadi dokter kandungan.
"Weh, selamat bro!" ucao Dimas girang.
Ainayya dan Ari bingung. "Selamat apaansih?" tanya Ari.
Dimas berdecak, "Selamat! Lo bakalan jadi seorang ayah dsn Ainayya bakalan jadi seorang bunda. Dan gue, bakalan jadi seorang Oppa, huhuyyyyyy," ucap Dimas sambil memeluk Ari dan menepuk punggung Ari.
Ari melepaskan pelukannya dan langsung menatap Dimas, "Jadi maksud lo, Ainayya hamil?" tanya Ari.
Dimas hanya mengangguk. Ari labgsung memeluk Ainayya yang maaih shock dan kaget. Sekaligus bahagia akan kehadiran seorang malaikat diperutnya.
"Makasih sayang, ily," bisik Ari ditelinga Ainayya.
Ainayya mengangguk, lalu membalas pelukan Ari. "Ily too," ucap Ainayya.
Dimas yang melihat itu hanya bersecak pelan, "Oke kalo gitu gue pamit. Mata gue terlalu berharga buat liat darama romantis picisan kek gini. Sekali lagi selamat. Usia kandungannya baru 2 minggu, jangan ngelakuin 'itu' dulu, kalo kalian mau debaynya sehat," ucap Dimas.
Ari mengangguk, "Thank'a bro."
Dimas hanya mengangguk. Lalu ia keluar dari kamar Ainayya dan Ari dengan sbeelumnya sudah ber-dadah-dadah ria.
"Akhirnya di rahim aku ada kehidupan baru. Aku janji aku bakalan jaga kesehatan dan jagain dia," ucap Ainayya.
Ari tersenyum, "Aku juga janji bakalan jagai kamu dan jagain debay kita. Sekali lagi makasih," ucal Ari.
Ainayya hanya mengangguk sebagai jawaban. Entahlah, dirinya terlalu senang sampai tidak bisa diucapkan dengan kata-kata.
TBC
Ciee Ainayya nya udah Hamil tuh. Tapi, konflik masih akan ada dan akan terus ada. Hehe stay tune aja.
Aku benci sider. Tapi, sider itu pembaca yang Setia namun tidak bisa dilihat alias kasat mata.
Plagiator? Fak
Pai
Sabtu, 15 April 2017 // 9:55 p.m.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] When Mr Badboy Love Miss Muslimah • Ariirhamm
Fanfiction[COMPLETE] Tentang Ari dan Ainayya Tentang mereka, sepasang sahabat sejak kecil yang akhirnya saling mencintai. Banyak halangan dan rintangan dalam kisah mereka. Tapi, akhirnya mereka harus berpisah juga. Sebuah perpisahan yang amat menyakitkan bagi...