[Mulmed : Bruno Mars - Just The Way You Are]
[Playing Now]
*
Normal's POV
Seminggu kemudian, Azzam kini sudah bersiap untuk pulang ke Amsterdam, dia akan memulai kehidupan barunya dan melanjutkan pendidikannya.
Ainayya juga sudah semakin membaik, tapi, hubungannya dengan Ari belum kunjung membaik. Entahlah, sampai kapan mereka akan bermusuhan begini.
Azzam menggeret kopernya dari kamarnya, lalu ketika ditangga ia mengangkat kopernya yang berukuran lumayan besar itu.
Di bawah, sudah ada umi, abi, Ody, Iqbaal, dan Ainayya. Umi, Ainayya, dan Ody, menangis karena Azzam akan kembali ke Amsterdam.
"Semua sudah siap?" tanya Abi pada Azzam.
Azzam mengangguk, "Sudah, abi." Abi mengangguk.
"Abi, Umi, terima kasih untuk semua kasih sayang yang kalian kasih buat Azzam, terima kasih untuk semua perhatian kalian pada Azzam, Azzqm janji gak akan pernah melupakan umi dan abi yang sudah Azzam anggap seperti orang tua Azzam sendiri," ucap Azzam yang membuat umi semakin menangis.
"Sama-sama, Azzam kan putra abi dan umi yang sangat baik, abi dan umi juga sudah menganggapmu seperti putra abi dan umi sendiri, bila liburan nanti, jangan sungkan kesini ya," ucap Abi sambil menepuk bahu Azzam pelan.
Azzam mengangguk dan tersenyum, "Buat bang Iqbaal, thank's bro buat semuanya, lo abang gue yang terbaik. Makasih juga lo udah sayang ke gue kayak ke Ainayya sama teh Ody." Iqbaal mengangguk.
"Teteh, makasih loh buat semuanya. Teteh udah perhatian banget sama Azzam, teteh udah sayang banget ke Azzam kayak ke Bang Iqbaal sama Ainayya. Makasih banyak ya teteh, jangan lupain Azzam." Ody mengangguk lalu memeluk Azzam dengan sayang.
"Sama-sama," bisik Ody lirih.
Ody melepaskan pelukannya, lalu Azzam mengambil tangan Ainayya, "Nayya, jangan sedih ya! Gue janji bakalan selalu ada buat lo. Gue janji bakalan selalu hubungin lo! Lo jangan lupain gue ya kalo gue udah gak ada disini. Lo adek gue yang paling bawel," ucap Azzam sambil tersenyum.
Ainayya memeluk Azzam erat seakan tak mau kehilangan Azzam, "Gue pegang janji lo, lo gak boleh lupain gue, lo abang kedua gue yang paling terbaik, gue sayang lo," bisik Ainayya sambil menangis.
Azzam melepaskan pelukan Ainayya dan langsung menyalami umi, abi, dan Ody. Lalu ber-tos ala lelaki dengan Iqbaal dan terakhir memeluk Ainayya kembali.
Azzam diantarkan sampai ke depan rumah, Azzam tidak mau diantarkan sampai ke bandara karena alasannya dia sudah tak mau merepotkan lagi keluarga Ainayya. Padahal sebenarnya tidak sama sekali.
"Umi, abi, semuanya, Azzam pamit dulu. Azzam sangat menyayangi kalian, jaga diri baik-baik, Azzam akan selalu merindukan kalian, Assalamualaikum," pamit Azzam sebelum mobil yang ditumpanginya keluar dari pekarangan rumah Ainayya.
Air mata kembali mengalir dari mata indah Ainayya. Dirinya tak kuat jika Azzam harus meninggalkannya. Padahal Ainayya sudah sangat senang jika ia akan menikah dengan Azzam, tapi Allah tidak mengijinkan.
Ainayya dan semuanya kembali memasuki rumah dan masuk ke kamar masing-masing. Ainayya kembali duduk di jendela kamarnya yang menampilkan rumah Ari.
Kenangan-kenangam bersama Azzam kembali berputar di fikiran seperti kaset yang sudah rusak.
Tiba-tiba, terdengar suara petikan gitar disusul oleh suara nyanyian.
Ohhhhh ohhhhhh ohhhhhh ohhhhhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] When Mr Badboy Love Miss Muslimah • Ariirhamm
Fanfiction[COMPLETE] Tentang Ari dan Ainayya Tentang mereka, sepasang sahabat sejak kecil yang akhirnya saling mencintai. Banyak halangan dan rintangan dalam kisah mereka. Tapi, akhirnya mereka harus berpisah juga. Sebuah perpisahan yang amat menyakitkan bagi...