[14] : Curhat? Ari cembokur?

1.4K 94 2
                                    

Ainayya's POV

Selesai makan malam, gue langsung berangkat menuju rumah Ari sendirian. Iyalah sendirian, kalo semisalnya gue sama Azzam kan gue mau curhatin Azzam masa yang di curhatin ngedengerin sih?

Gue berjalan sendirian menuju rumah Ari. Untungnya deketan rumahnya jadi gak perlu takut apa-apa segala. Orang gue cuman pake sandal jepit, baju tidur, sama kerudung blus aja.

Sekarang gue pake kosakat lo-gue ya? Bukan aku-kamu lagi? Gak papa lah kan kalian juga tau kalo gue itu labil.

Sesampainya di rumah Ari, gue langsung mencetak belnya sambil negtok pintu.

"Ari! Ari! Ini Ainayya! Sahabatmu!" teriak gue dari luar.

Lalu keluarlah sosok lelaki tampan yang hanya memakai celana rumahan selutut dan kaos hitam bertuliskan NIRVANA.

Yak, siapa lagi kalo bukan Ari Abrissam Harir? Lelaki tampan nan menawan yang notabennnya adalah seorang badboy tapi menyukai susu strawberry buatan bundanya.

"Weh, Ainayya! Sahabatkuh! Yuhuuu masuk, sayang," sapa Ari sambil merekahkan senyuman idiotnya.

"Sayang, sayang! Pala lu goyang! Gue bukan ayang lu! Lagian, ngapain sih panggil gue sayang?" ucap gue kesel.

Dia pura-pura bingung, "emang, tadi gue manggil elo apa?" tanyanya.

Gue hanya mutar bola kesel, "Sayang," ucap gue.

"Iya ada apa?" jawab Ari sambil genit gitu.

Najis! Batin gue. Sumpah demi apapun si Ari terlihat seperti cabe-cabean yang suka nongkrong di warung itu loh.

"Najis, udah ah masuk gue mau curhat sama lo!" ucap gue sambil nerobos masuk.

"Yee lo mah," ucapnya sambil menyusulku.

Di ruang tengah, ada bunda dan papah Ari yang sedang menonton film layar lebar, yang kalo gak salah judulnya Bulan Terbelah Di Langit Amerika.

"Hai, bun, hai pah," sapa gue.

"Hai sayang! Ada apa kesini? Kenapa sekarang kamu jarang kesini?" tanya bunda Ari ke gue.

Gue garuk pipi gue, "Gak kenapa-kenapa bund, lagian aku suka banyak peer. Jadinya, jarang deh kesini," jawab gue.

"Padahal, kamu bisa mengerjakan disini, sayang," timpal papa Ari.

"Gak tau nih pah, sekarang akn dirumahnya ada cowok baru, namanya Azzam," sindir Ari.

"Oh Azzam yang dari Amsterdam itu ya? Papah sih kenal, soqpnya orang tuanya tuh sahabat papah, juga sahabat umi dan bai kamu loh." gue melongo.

"Hah? Sahabat umi sama abi? Tapi kok, aku gak tau ya?" papah Ari dan bunda Ari terkekeh.

"Memang, kami sahabat sudah lama, sejak kami masih kuliah, tapi semenjak lulus kuliah kami bekerja berjauhan, jadinya kami lost contac sejak itu," jelas papah Ari.

"Oh gitu. Yaudah deh pah, Ainayya sama Ari pamit ke kamar Ari, Nayya mau curhat sama Ari. Bolehkan?" tanya gue.

Bunda Ari dan papah Ari tersenyum, "ya boleh dong, sayang, lagian kan bunda udqh bilang anggap aja rumah ini sebagai rumah kamu juga." gue hanya ngangguk.

Lalu, gue sama Ari berjalan ke kamar Ari yang terletak di lantai dua. Selama perjalanan kita sibuk sama fikiran masing-masing.

End of Ainayya's POV

[2]  When Mr Badboy Love Miss Muslimah • AriirhammTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang