Ainayya's POV
Malam ini, malam minggu. Biasanya gue sama Ari jalan keluar, tapi, guru masih marah sama dia. Bahkan, semenjak kejadian itu gue jadi jarang berangkat sekolah bareng lagi. Lagian gue juga suka liat si ari di sekolah suka sama si Aisyah.
Gue kesel? Iya! Gue kesel sekesel-keselnya. Karena, kenapa sih si Ari mau aja deketan sama si Aisyah? Terus kenapa dia gak berusaha minta maaf ke gue.
Yaudahlah, mungkin dia udah lupain gue. Dan sekarang guru lagi berlajar bareng Axzqm ro kamar gue, karena kalo dibawah bisa gawat soalnya ada si Iqbaal yang baru aja pulang dari USA.
"Azzam, kok si Ari gak mau berusaha minta maaf ke gue ya?" tanya gue ke Azzam.
Kalo kalian nanya gue masih suka apa enggak ke Azzam, jaqabnnya masih sama yaitu gue masih suka ke Azzam. Tiap hari, rasa cinta gue semakin bertambah, gue tahu gue lebay, tapi ini kenyataannya.
"Masa sih? Gue yakin si Ari pasti punya rencana buat minta maaf ke elo, Nayya," jawab Azzam sambil natap gue.
Entah kenapa, setiap Axzam natap gue, gue pasti blushing, gue selalu aja terpesona sama Azzam yang tiap harinya makin ganteng.
Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Gue dan Azzam langsung bangkit dari duduk dan membuka pintu kamar.
"Eh, umi, ada apa umi?" tanya gue ke umi.
Umi tersenyum, "Ainayya, Azzam, ada hal penting yang harus Ainayya dan Azzam tahu, tapi semoga kalian senang mendapat informasi ini. Dan utuk Azzam, ada hal buruk juga yang akan kami kasih tahu, umi harap kamu berlapang dada," ucap Umi.
Ada apa ini? Kabar buruknya apa? Kabar bahagianya apa? Gue jadi penasaran ada apa sih?
Kita bertiga, turun kebawah untuk ke ruang keluarga. Disana udah ada Abi, Iqbaal dan teh Ody.
"Duduk, Nayya, Azzam," ucao Abi. Kami mengangguk.
Gue dan Azzam duduk diantara Iqbaal, sedangkan Umi dan Abi duduk bersebelahan, dan teh Ody duduk do sofa single.
"Baiklah, karena semua sudah berkumpul, jadi akan lebih baik abi sampaikan kabar yang mana dulu? Kabar bahagia atau kabar duka?" tanya Abi.
"Kabar buruk dulu aja, Abi," ucap gue.
Semuanya mengangguk setuju, lalu abi melanjutkan ucapannya, "Baiklah, jadi begini, Azzam abi harap kamu akan menerima kabar ini dengan lapang dada, tadi siang sekitar pukul 1, mom, dad, dan Adeva ingin menjemputmu kesini. Nah sekitar pukul 4 sore, orang tuamu dan Adeva kecelakaan karena pesawat ya g mereka tumpangi hilang kendali dan ya orang tuamu tidak bisa diselamatkan. Sebelumnya, mereka sudah berpesan pada Abi bahwa mereka ingin sekali kamu dijodohkan dengan Ainayya, putri Abi," jelas Abi yang membuat kami semua lemas. Bahkan Umi sudah menangis dan teh Ody langsung menenangkan.
"Abi, abi gak bohong kan? Abi pasti bohong iya kan? Mom, dad, dan Adeva tidak mungkin kecelakaan abi! Todak mungkin!" ucap Azzam dengan nada sedikit tinggi.
Gue akui, semua anak manapun jika mendengar orang tuanya kecelakan pasti akan sangat marah. Termasuk Azzam dan gue.
"Azzam, abi gak bohong! Abi udah bilang lo harus lapang dada," ucap Iqbaal sambil megang kedua bahu Azzam.
Azzqm menatap Iqbaal, "Baal, lo gak ngerti rasanya jadi gue? Coba lo rasain ketika lo kangen banget sama orang tua lo terus tau-rau orang tua lo udah pergi ninggalin lo? Lo tahu gimana rasanya? Sedih baal gue sedih!" teriak Azzam sambil menangis.
Tak sangka akupun ikut menangis. Aku sangat sedih orang rua Azzam kecelakaan, padahal aku sangat ingin berkenalan dengan mereka.
"Azzam, maafkan abi yang harus menyampaikan informasi ini. Dan karena itu, Abi dan Umi sudah sepakat akan menjodohkan kalian sesuai dengan permintaan Mom dan Dad kamu, Azzam. Apakah kamu bersedia? Pernikahan kalian akan diadakan setelah kalian Ujian. Apakah kalian siap?" ucap abi.
Azzam menatap abi dengan berlinang air mata, "Abi, Azzam akan selaku siap karena itu adalah pesan terakhir mom dan dad, tapi bagaimana dengan Ainayya? Apakah Ainayya siap?" tanya Azzqm sambil menatap gue.
Semua mata tertuju padaku, "Insya Allah, Abi, Ainayay siap."
"Alhamdulillah, kalo begitu Ainayya tugasmu menenangkan Azzam, Iqbaal dan Ody kembali ke kamar, abi juga dan Umi ingin menenangkan Umi," kata Abi.
Kamu semua mengangguk. Lalu, aku memapah Azzam untuk pergi ke kamarku karena aku juga harus menenangkan Azzam.
Sesampainya di kamar, kami berdua duduk di balkon kamar gue dan guru langsung menenangkan Azzam.
"Azzam, lo harus kuat. Masih ada gue, Iqbaal, Teh Ody, umi dan abi disini. Gue dan semuanya sayang sama lo! Lo jangan sedih terus oke?" ucap gue sambil ngelus punggung Azzam.
Tiba-tiba Azzam meluk gue, "Nayya, gue sedih karena gue belum ketemu lagi sama mom, dad, ran Adeva, Nayya. Gue sedih," ucao Azzam lirih.
Gue ngelus punggungnya, "Iya yue tau, tapi gue minta satu hal, lo jangan sedih terus oke? Pasti orang tua lo juga bakalan sedih disana, gue mohon Azzam," pinta gue pada Azzam.
Dia cuman ngangguk. Kepalanya dia simpan di cekukan leher gue yang tertutup hijab. Dan dia masih aja nangis.
Dia melepaskan pelukannya. Dan tersenyum lalu berkata, "Makasih buat pelukannya." gue cuman ngangguk.
"Apa lo siap kalo lo nikah sama gue?" tanya Azzam sambil natap gue.
"Insya Allah, Azzam, tapi gimana sama pacar lo yang di Amsterdam?" tanya gue.
"Sebenernya, gue ya punya pacar di Amsterdam. Gue bohong sama lo, maafin gue Nayya," ucap Azzam sambil nunduk.
Aku terkekeh geli, "Gak papa, gue ngertinkok. Mendingan sekarang kita tiduraoalnya udah malem, yuk masuk!"
Kita berdua masuk ke kamar masing-masing. Dan ya gue masih aja blushing gara-gara Azzam peluk gue.
*
Normal's POV
Dan sedari tadi mereka tidak tahu bahwa Ari Abrissam Harir menyaksikan kedua insan itu ketika di Balkon kamar Ainayya.
Ari marah. Sangat marah, bahkan ia sampai memukul temboknya yang membuat tangannya berdarah.
Kenapa gue harus ngerasain yang namanya jatuh cinta? Gue benci jatuh cinta! Gue gak rela Ainayyya dijododhin sama si Azzam. Harusnya Ainayya milik gue dan selama bakalan jadi milik gue!
Kenapa jatuh cinta itu menyakitkan?
*
Hola hai wasaap hey hoo!!!.......
Hai bagaimana kah tanggapan kalian tentang chapter ini? Baguskah? Jelekkah? Biasa apakah? Atau yang lain?
Oh iya silahkan tag 3 atau lebih temanmu di kolom komentar buat baca juga cerita saya yang ini. Terima kasih.
Arham
17 - Januari - 2017 // 9:24 p.m.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] When Mr Badboy Love Miss Muslimah • Ariirhamm
Fanfiction[COMPLETE] Tentang Ari dan Ainayya Tentang mereka, sepasang sahabat sejak kecil yang akhirnya saling mencintai. Banyak halangan dan rintangan dalam kisah mereka. Tapi, akhirnya mereka harus berpisah juga. Sebuah perpisahan yang amat menyakitkan bagi...