PROLOG √

16.4K 541 30
                                    

"DIRAAAAA BANGUN!!! SAMPAI KAPAN KAMU MAU TIDUR HAH" Suara yang begitu memekakan telinga terus saja terdengar yang diiringi dengan gedoran pintu.

"Ck ... Nanti ma" Jawab Adira dengan keluhan dan gerutuan.

"Selalu kesiangan, cepet bangun" Ucap sang mama dengan kesal, namun Adira mengabaikannya. Bahkan ia yakin saat ini sang mama sedang berkacak pinggang didepan kamarnya.

"ADIRAAA" Lagi lagi teriakan itu memekakan telinga. Namun Adira justru menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya untuk melanjutkan mimpi indah yang sempat tertunda. Namun, ketika ia akan terlelap tiba-tiba ia merasakan tubuhnya melayang dan

    BYUURRR....

Suara air yang terhantam beratnya tubuh Adira bersuara dengan keras memenuhi kamar mandi yang cukup lebar itu.

"Ah..." Pekiknya dengan nafas memburu antara terkejut dan marah.

"Bangun gadis malas" Ucap seseorang dengan suara barintonnya yang khas,tanpa melihat pun Adira tau siapa yang melakukan hal itu padanya.

"Oh my god Adlaaann" Pekiknya dengan kekesalan hingga ke ubun ubun. Namun, bukannya merasa bersalah, Adlan justru tertawa terbahak-bahak.

'Menyebalkan' sungut Adira dalam hati.

"Cepet mandi, terus kebawah sarapan. Gua laper nungguin lo dari tadi, cewek kok males" Cercanya seraya meninggalkan Adira yang masih terduduk di dalam bathup yang terisi penuh dengan air dingin.

'Kalo gua yang lahir duluan udah gua buang lo ke kolong jembatan. Nyusahin banget sih. Liat aja nih pintu bakal gua ganti kuncinya biar gak ada kunci serep' gerutu Adira seraya membersihkan dirinya agar lebih bersih dan terlihat segar.

Lima belas menit kemudian Adira pun telah rapi dengan seragam sekolahnya. Wajahnya pun terlihat ceria dan berseri, namun ketika melihat Adlan raut wajahnya berubah menjadi kesal karna teringat kejadian tadi pagi.

"Morning all" Sapanya pada sang mama, papa, dan kedua kakak kembarnya yang berada di meja makan.

"Lama banget" Ucap Adlan dengan ketus, namun bagi Adira kekesalan Adlan adalah kesenangan baginya.

Adira pun melangkahkan kakinya menuju keluarganya dan mencium kedua pipi keluarganya. Hal itu adalah rutinitas yang selalu ia lakukan setiap paginya.

"Selalu terakhir" Sungut Adlan dengan wajah yang teramat kesal.

"Yes I know, gua kan sering bangun siang, mangkanya datang terakhir" Jawab Adira tanpa rasa bersalah.

"Gua gak ngomongin itu" Ucap Adlan seraya mengambil sepotong roti panggang.

"Terus?" Tanya Adira heran. Ia pun mengambil sepotong roti tawar dan selai kacang kesukaannya lalu menyantapnya dengan lahap.

"Gak penting" Tutur Adlan mengakhiri pertengkaran mereka.

°°°
Lima menit telah berlalu, namun tak ada satu pun dari mereka bertiga yang membuka percakapan. Semuanya di sibukkan dengan kesibukkan masing masing. Arlan dengan kemudinya, Adlan dengan Handphone-nya dan Adira dengan fikiran yang melayang entah kemana.

"Kak" Paggil Adira dengan tiba tiba hingga memecah kesunyian yang melingkupi mereka bertiga.

"Kak" Panggilnya lagi ketika tak ada respon dari keduanya.

"Ck kalian bisa ngomong gak sih" Umpatnya dengan kesal.

"Kamu manggil siapa dek" Tanya Arlan dari balik kemudinya.

"Siapa ajalah yang penting di  jawab" Sungutnya dengan bibirnya maju beberapa centi.

"Ya udah ngomong tinggal ngomong aja" Sela Adlan dengan ketus.

"Nanti anterin ke toko ya" Ujar Adira tanpa memperdulikan kata kata Adlan yang kerap kali membuatnya kesal.

"Mau beli apa lo" Tanya Adlan penasaran.

"Mau beli kadolah" Jawab Adira sinis.

"Ya kak" Mohon Adira lagi seraya menatap Arlan dengan wajah yang memelas.

"Jangan Ar" Ujar Adlan tanpa dosa. Hal itu pun membuat Adira menjadi emosi.

"Apa sih lo sewot aja" Teriak Adira dengan kesal.

"Udah gak usah berantem. Nanti kakak temenin" Jawab Arlan dengan bijaksana hingga membuat Adira tersenyum dengan lebar.

"Emang lo beli buat siapa" tanya Adlan lagi yang memiliki kadar ke-kepoan yang sangat tinggi.

"Buat orang yang gue suka" Jawab Adira dengan antusias, hingga membuat Adlan menjadi semakin kesal.

•••

Ok gaes, Incest dalam tahap revisi ya. Agar lebih baik lagi. Lupain aja perkataan asni yang labil kadang bilang di revisi kadang enggak.

Ok yang mau baca ulang silahkan. Semoga lebih baik ya :)
Doain niat Asni ya gaes. Moga sukses.

Btw, kalo ada tanda (√ ) di judulnya berarti itu udah di revisi. In shaa allah typo minim :)

See you
Asni_putri

Incest (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang