Chapter 3

6.2K 249 17
                                    

   Kring...kring...kring
Bell berbunyi tiga kali menandakan pelajaran hari ini telah selesai.Adira memasukan alat tulisnya kedalam tas,tak lama dari itu seseorang menghampirinya.

"Buruan"ucapnya dengan mata tetap fokus dengan handphone yang berada di tangannya

"Ia ini udah selesai kok"jawabnya seraya berdiri dari duduknya, mereka pun berjalan kearea parkir sekolah.Langkah Adira tiba tiba terhenti ketika Gerry berhenti di depan sebuah motor ninja hitam.

"Ada apa"tanya Gerry dengan alis terangkat dengan menatap heran kearah Adira.pasalnya Adira tidak menaiki motor yang Gerry gunakan saat ini

"Ti-tidak ada apa-apa"jawab Adira dengan senyuman palsu, untuk menutupi kegugupannya saat ini,namun semua itu sia-sia karena Gerry menyadari kegugupan itu

"Apa lo takut naik motor" tebak Gerry yang tepat sasaran,Adira tidak tau harus merespon seperti apa. apakah ia harus jujur atau berbohong.

"Apa lo belum pernah naik motor?" lanjutnya ketika melihat tidak ada respon apapun dari Adira.

"I-iya gua belum pernah naik motor,apa lagi mengendarainya" jawab Adira dengan menahan malu
'Adira kau bodoh sekali,kau mempermalukan dirimu sendiri di depan orang yang kau sukai,kau bodoh Adira,sangat bodoh'rutuk Adira dalam hati.

'Yang benar saja,gadis lincah sepertinya belum pernah naik motor aku bahkan mengira dia slalu keluar masuk bar'batin Gerry dengan senyuman miring.

"Dir buruan naik gua masih banyak urusan nih"ucap Gerry setelah sadar dari lamunannya. Mau tidak mau Adira pun menaiki motor itu dengan perasaan gelisah.

Setelah Adira duduk nyaman di belakangnya Gerry pun menjalankan motornya meninggalkan area parkir sekolah menuju kerumah Davit.

~~~~~

Sesampainya dirimah Davit Gerry masuk dan duduk di ruang tamu yang diikuti Adira dari blakang.

"Udah dateng lo Ger"tanya Davit dari arah dapur dengan membawa keripik pisang kesukaannya.

"Hmm"jawab Gerry dengan gumaman.

"Mana kodok sama sarung tangannya"tanya Gerry lagi
'Siapa Davit kok gua gak pernah liat,apa gua aja yang ketinggalan info,ah kayaknya enggak deh gua tau semua siapa aja yang deket sama Gerry kayaknya dia sering kesini'batin Adira

"Dir"panggil Gerry kesekian kalinya

"Hah"jawab Adira masih dengan keterkejutannya akan panggilan Gerry

"Ayo balik"jawab Gerry seraya berdiri dan menuju kearah pintu keluar yang di ikuti oleh Adira dari belakang. Tiba tiba langkah Gerry berhenti ketika mendengar Adira memanggil namanya

"Ada apa" tanyanya

"Kita gak pamitan dulu sama tuan rumah"tanya Adira heran pasalnya saat masuk tadi mereka tidak meminta izin dan sekarang pergi tanpa pamit.

"Gak usah,udah buruan"balas Gerry seraya melanjutkan langkahnya keluar rumah,tanpa berkata apapun Adira melangkah mengikuti Gerry. Setelah Adira duduk manis di jok belakang Gerry langsung meninggalkan pekarangan rumah Davit.

~~~~~
          POV ADIRA
Aku berjalan menuju kamar ku yang berada di lantai atas,hari ini adalah hari yang melelahkan bagiku,huft entah untuk yang keberapa kalinya aku menghembuskan nafasku kasar.

Baby i'm preying on you tonight
Hunt you down eat you alive
Just like animals
Animals
Like animals

Aku tersentak dari lamunanku saat mendengar nada dering panggilan dari lagu maroon 5. Kuambil handphone ku dari dalam tas yang tadi ku letakan diatas nakas

"Apa Ndi" tanyaku dengan malas

"Lo napa Dir,kayak bete bener padahal baru jalan jalan"ucap Indira yang kuyakini saat ini sedang tersenyum dan menaik turunkan alisnya untuk menggodaku

"Buruan Ndi gua beneran capek ini mau mandi juga"balasku

"Ok ok gua cuma mau tanya lo jadi gak minta temenin malam ini"ucapnya dengan nada syang mulai serius

"Ya jadilah,orang tua gua belum pulang,yaudah lo kesini aja gua mau mandi dulu" ucapku,setelah panggilan terputus aku berjalan kedalam kamar mandi dan melucuti pakaianku lalu berendam didalam bathtup.

Setelah mandi dan berpakaian aku melangkah keluar dari kamar mandi dan terlihat Indira duduk di atas ranjang sambil menonton tv

"Udah lama Ndi"tanyaku seraya berjalan kearah meja rias untuk mengeringkan rambutku,setelah kering aku duduk diatas ranjang sebelah Indira yang sedang memainkan ponselnya
'Pantes aja nih anak gak denger, pikirannya aja fokus di hp'

"Ndi" panggilku dengan sebal

"Paan sih Dir"jawabnya dengan jengah

"Lo udah lama"

"Iya,"jawabnya singkat

"Gimana jalan sama Gerry tadi" ucapnya antusias
'Huft menyebalkan tadi aja cuek sekarang? dasar nih anak'

"Gak ada yang spesial"jawabku malas

"Kok gitu"tanyanya dengan heran

"Ya gimana lagi,Gerry orangnya cuek jadi dia cuma ngomong satu kata doang, iya sama nggak bosen gua"jawabku dengan menggerutu

"Tapi suka kan"jawab Indira dengan menaik turunkan alisnya
'Sial dia godain gua'

"Udahlah gua males bahas itu. Gua punya kabar bagus"ucapku antusias

"Apaan"

"Bang Arlan tadi abis jadian sama kak clara"jawabku antusias entah benar atau salah aku merasa raut wajah Indira berubah seperti orang yang kecewa atau sakit hati?
'Ada apa dengan Indira,apa benar yang kupikirkan saat ini? Huft entahlah'
★★★★★

Hai guys maaf yah pendek aku belum mahir membuat cerita dan jika kata kata nya kurang pas aku mohon dimaklumi cerita ini karna aku sedang belajar^_^
Dan terima kasih buat kalian yang telah memasukan cerita abal abal ini ke perpustakaan yah؛*

(Kecupbasahdariauthor)

Asni_putri
               18 MARET 2017

Incest (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang