Chapter 5

5.1K 196 2
                                    

Pagi ini adalah pagi yang sangat cerah,tetapi tidak dengan suasana hati seorang gadis yang berada di balik selimut berwarna hijau itu.

"Oh ya ampun"erangan frustasi terdengar dari bibirnya. Ia pun beranjak menuju kamar mandi. Tetapi otaknya terus memutar perkataan Adira seperti kaset rusak 'lo tau gak Ndi, bang Arlan jadian sama kak Clara'

"Aarrgghhhh" lagi-lagi ia berteriak untuk menghilangkan rasa sesak di dadanya.

'Apa salah kalo gua mencintai kakak dari sahabatku sendiri?.
Apa salah gua gak seneng kak Clara pacaran sama kak Arlan?.
Ya Tuhan, jika bisa memilih, aku tidak ingin seperti ini, memiliki perasaan kepada seseorang yang mustahil untuk ku miliki' keluhnya dalam hati.

☆☆☆☆☆

Sespaimpainya di sekolah Indira langaung menuju kelas dan duduk termenung meratapi nasibnya, hingga ia tidak menyadari bahwa Adira sedari tadi memperhatikannya, dan kelas pun mulai ramai.

"Lo napa Ndi" Tanya Adira dengan menepuk pundak Indira pelan, tetapi cukup membuat Indira terkejut.

"Gak papa kok" jawabnya malas

"Kalo ada masalah bilang aja, sapa tau gua bisa bantu" tawar Adira.

'Apa bener lo bisa bantu gua?
Bantu gua untuk rebut kak Arlan dari kak Clara?' jawabnya dalam hati, seraya menatap Adira dengan sayu dan mata memerah.

"Gak papa kok, gua cuma kurang tidur" jawabnya yang hanya di angguki oleh Adira. Tidak lama dari itu, Adira bangkit dari duduknya membuat Indira heran.

"Mau kemana lo Dir? bentar lagi masuk" tanya Indira heran

"Mau ke rooftop. Gua lagi males belajar" jawabnya santai dengan melangkah kearah pintu keluar.

☆☆☆☆☆

POV ADIRA
      Kulangkahkan kakiku menuju rooftop dengan pikiran melayang pada Indira. 'Sebenarnya apa yang ia sembunyikan. Tidak biasanya ia menyembunyikan sesuatu dariku'

Sesampainya di rooftop aku menuju ke arah pagar yang menghadap taman belakang yang tampak sangat indah.

'Huft...sudahlah,dari pada mikirin Indira, lebih baik gua cari cara biar bisa deket sama Gerry, tapi gimana?'

"Huft..."untuk kesekian kalinya kuhembuskan nafasku untuk mengurangi rasa sesak didadaku.

"Kenapa"ucap seseorang dari arah belakang, yang membuat ku kaget dan refleks menoleh kebelakang.

"Ger, kok lo ada disini" tanyaku ketika melihat Gerry berdiri di ambang pintu.

"Gua emang biasa disini" jawabnya santai

"Kenapa lo disini" tanyanya

"Lagi males dikelas"jawabku seraya membalikan tubuh hingga menghadap taman belakang.

Gerry melangkahkan kakinya mendekatiku dan berdiri disamping ku dengan tangan dimasukan kedalam saku celana. Angin yang berhembus membuat rambut gondrong Gerry terbang kesana kemari yang bahkan membuatnya terlihat lebih keren.

Seolah tersadar, aku pun mengalihkan pandanganku ke taman belakang yang penuh dengan bunga yang sangat indah.

"Dir" ucapnya tiba-tiba dengan mata tetap memandang kedepan

"Apa" jawabku seraya menoleh kearah Gerry. Ia pun memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan ku.

Gerry memegang tanganku dengan tiba-tiba, yang mampu membuatku membeku.

"Gua emang bukan cowok romantis bahkan terkesan dingin dan cuek. Gua juga bukan cowok yang humoris dan mudah bilang sayang. Gua bukan tipe cowok penggombal dan bermulut manis hanya untuk buat orang yang disukai merasa senag" ucap Gerry dengan menatap mataku, yang bahkan membuatku sangat mengagumi matanya yang hitam dan tajam.

"Tapi..." ucapnya dengan sengaja memberi jeda yang membuat jantungku semakin berdebar.

"Gua tipe cowok yang lebih suka bertindak. Gua lebih suka nunjukin rasa sayang gua dengan perbuatan dari pada kata-kata, gua sayang sama lo"

'Apa? Apa gua gak salah denger? Ya Tuhan mimpi ini sangat indah' racauku dengan tersenyum sendiri seperti orang gila.

"Maksut lo Ger" tanyaku pura-pura bodoh.

"Gua sayang sama lo. Apa lo mau jadi pacar gua" ungkapnya dengan nada serius. Aku yang terlalu senang dengan segera memeluknya dan mengangguk senang.

Saat tersadar, aku pun menarik diriku dari dekapan Gerry dan menunduk menyembunyikan mukaku yang sudah pasti memerah karna malu.

☆☆☆☆☆

POV AUTHOR
    Kring...kring...kring
Bell berbunyi tiga kali menandakan waktunya istirahat. Adira terus melangkah menuju kelas dengan senyuman lebar yang tak pernah pudar.

"Ndi"teriaknya saat melihat Indira menuju ke taman belakang. Merasa dipanggil, Indira pun membalikan badannya, dan melihat Adira yang tengah berlari dan tersenyum kearahnya.

"Lo kenapa senyum-senyum sendiri" ucap Indira ketika Adira berada di sampingnya.

"Lo tau gak sih, gua ketemu siapa di rooftop"ucapnya antusias. Indira yang bingung hanya mengangkat alisnya seolah berkata "emang ada siapa di rooftop" Seolah mengerti, Adira memberitau dengan senyum terkembang di bibirnya.

"Gua ketemu Gerry,dan parahnya" ucapnya sengaja menjeda perkataannya

"Parahnya?" tanya Indira yang mulai penasaran

"Dan parahnya Gerry nembak gua" terangnya dengan antusias, yang membuat membelalakan matanya

"Serius lo" teriak Indira karna kaget, yang hanya dibalas dengan anggukan antusias oleh Adira.

'Njirr Adira aja udah jadian sama Gerry, sedangkan gua? Gua masih stuck sama kak Arlan yang bahkan udah punya pacar' batin Indira seraya mengasihani nasibnya sendiri.

☆☆☆☆☆

"Pagi ma" sapa Adira pada sang mama yang tengah sibuk memasak.

"Pagi sayang, tumben kamu udah bangun" ucap mamanya

"Iya ma, aku mau joging" jawabnya santai sambil memakai sepatu kets.

"Kamu gak sakitkan Dir" ucap mamanya heran dengan meletakan punggung tangannya di dahi Adira.

"Ish mama, emang salah kalo aku joging" ucapnya dengan sebal

"Mama heran aja kamu ma..." belum selesai sang mama bicara, tiba-tiba bell rumah berbunyi, membuat Adira tersenyum senang.

"Ma aku berangkat dulu yah, temen aku dah jemput" ucap Adira, tanpa menunggu respon dari sang mama.
★★★★★

Hai aku balik lagi^^
Thanks for readers yang setia baca cerita abal-abal ini^^ semoga terhibur yah

Asni_putri

30 APRIL 2017

Incest (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang