Chapter 8

4.2K 166 5
                                    

Melihat Adira yang berjalan kearah Gerry membuat emosi Adlan datang secara tiba-tiba.

'Sial, gua gak boleh biarin ini gitu aja, apalagi liat mereka berduaan didepan mata gua sendiri' geram Adlan, tanpa disadarinya tangannya terkepal kuat akibat menahan amarah. Apa lagi saat ia melihat Adira tertawa lepas dengan Gerry.

Adlan yang tidak bisa menahan amarahnya berjalan menuju Adira dan menyeretnya secara tiba-tiba.

"Kak" pekik Adira terkejut saat Adlan menariknya secara tiba-tiba.

"Kak lepasin, sakit" ringisnya saat Adlan tidak menghiraukan pekikannya

Adlan yang mengetahui itu tetap berjalan seraya menyeret Adira kearah mobil. Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti saat seseorang menarik tangan Adira dari belakang.

"Lepasin Adira" ucap seseorang itu dengan santai. Adira yang melihat Gerry menghentikan tindakan kakaknya pun tersenyum senang.

"Apa hak lo nyuruh gua lepasin Adira" ucap Adlan dengan tatapan tajamnya

"Gua pacar Adira" jawab Gerry dengan menatap Adlan tak kalah tajam. Adlan yang merasa ditantang pun tak mau kalah dengam Gerry yang menurutnya adalah rivalnya untuk mendapatkan hati Adira.

"Oh jadi lo pacarnya" seru Adlan dengan nada meremehkan dan smirk devilnya. Ia tidak memperdulikan bahwa tatapan semua orang telah tertuju pada mereka bertiga.

"Gua kakaknya dan gua juga punya hak untuk nentuin siapa aja yang boleh deket sama Adira" lanjutnya. Sebelum Gerry membalas ucapannya, Adlan langsung berjalan menuju mobilnya dan mendorong Adira masuk kedalam mobil lalu meninggalkan pekarangan rumah Sandya.

☆☆☆☆☆
 
"Kakak kenapa sih main seret aja, emang Adira salah apa" tanya Adira dengan sebal.

'Bisa-bisanya kak Adlan nyeret gua gitu aja. Sok merintah gua gak boleh deket sama Gerry lagi' batinnya kesal

"Kak berhenti gak" ucapnya dengan nada yang mulai meninggi. Adlan yang mendengar itupun menepikan mobilnya dan menatap tajam kearah Adira.

'Dia fikir gua takut gitu dengan tatapannya? No way baby' fikir Adira

"Kakak kenapa sih sok ngatur gitu"

"Jauhi dia" ucap Adlan dengan geram

"Gak, aku gak mau jauhin Gerry. Kakak taukan aku cinta sama dia" ucapnya ngotot

"Cinta? Cih, tau apa lo soal cinta Adira" ucap Adlan dengan nada mengejek. Mendengar kata cinta keluar dari mulut Adira yang bukan untuknya membuat emosinya semakin menjadi-jadi

"Gua tau soal cinta dan gua cinta sama Ger..." belum sempat Adira menyelesaikan ucapannya Adlan lansung mencium Adira dengan kasar. Adira yang dicium secara tiba-tiba hanya mematung dan mencerna apa yang terjadi saat ini

☆☆☆☆☆

      POV ADLAN
'Sial, apa dia bilang. Cinta? Sial, jangan bilang kalo dia mencintai anak sialan itu. Gak, semua ini gak boleh dibiarin, sekarang atau gak selamanya'

"Gua tau soal cinta dan gua cinta sama Ger..." sebelum ia sempat melanjutkan kata-katanya aku lansung menciumnya dengan kasar untuk melampiaskan amarahku yang tidak akan pernah kulampiaskan dengan pukulan, apalagi dengan orang yang aku cintai

'Shit ternyata ini ciuman pertamanya' batinku senang dan tanpa sadar senyuman menghiasi bibirku di sela-selai ciuman kami. Atau ciumanku? Karna yang kutau Adira tidak meresponku sama sekali

'Oh tuhan, rasanya manis sekali' akupun memasukan lidahku dan mengabsen seluruh giginya yang rapi. Tanpa sadar tangan kananku berada dibelakang lehernya untuk memperdalam ciumanku. Saat tangan kiriku ingin menyusup kedalam pakaiannya tiba-tiba Adira mendorongku dengan nafas yang terengah-engah, dan  tidak berbeda jauh denganku.

Incest (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang