Chapter 10

4.5K 151 6
                                        

"Dir" panggil Adlan yang berdiri di depan pintu kamarnya, ia melihat Adira ingin memasuki kamarnya yang berada disebelah kamar Adlan, lebih tepatnya diantara kamar Adlan dan Arlan.

Adira yang merasa dipanggil pun menghentikan langkahnya dan melihat seseorang yang memanggilnya.

"Iya kak" jawabnya dengan santai

"Ayo masuk" ucap Adlan dengan menyeret Adira kedalam kamarnya dan mengunci pintu kamar.

"Ada apa kak" tanya Adira dengan heran

"Gua mau lo putus sama Gerry" ucap Adlan to the point. Adira yang mendengar itu langsung menolak mentah-mentah permintaan kakaknya itu.

"Gak, sampai kapan pun gua gak akan tinggalin Gerry" jawabnya pasti.

"Gerry cuma mainin lo Dir, dia gak bener-bener sayang sama lo, dia cuma..." ucapan Adlan terhenti seketika.

'Gak, gua gak boleh bilang kalo dia itu korban taruhan, sampai kapan pun gua gak akan bilang'

"Kenapa?" tanya Adira membuat Adlan tersadar dari lamunannya.

"Kenapa kakak suruh gua putus sama Gerry, bilang aja kakak itu iri. Kakak gak mau kan liat gua bahagia sama Gerry. Gua tau kakak lakuin ini karna kakak emang gak seneng. Denger sampai kapan pun gua gak akan putusin Gerry, karna gua sayang dia dan gua cinta dia". Ucap Adira dengan lantang

Adira pun melangkah menuju pintu berniat kembali kekamarnya, tapi langkah Adira terhenti karna sebuah tangan menggenggam tangannya.

"Lo harus dengerin gua Dir, gua gak bohong tentang semua itu" ucap Adlan berusaha meyakinkan.

"Kak gua tau lo cuma mau buat hubungan gua kandas sama Gerry kan?, lagian lo juga gak ada bukti, atau jangan jangan lo gini gara gara perasaan lo" ucap Adira memberanikan diri membahas perasaan Adlan terhadapnya.

Adlan yang mendengar itu hanya tersenyum miring dengan perasaan tak menentu.

"Kalo emang iya kenapa?" jawab Adlan dingin. Adira yang mendengarnya merasa gugup hingga menelan salivanya pun terasa sulit.

"Denger gua lakuin ini karna gua gak mau liat lo deket sama cowok lain, apalagi cowok brengsek kaya Gerry, dia juga cuma mainin perasaan lo. Tapi, kalo lo gak percaya dan tetep mau sama dia gua gak bisa lakuin apapun. Tapi satu hal yang harus lo ingat, gua akan tetap nunggu lo suka sama gua, dan gua bakalan nunggu lo punya perasaan sama kaya gua. Gua gak perduli sama hubungan apapun, apalagi hubungan darah, karna gua yakin suatu saat lo akan cinta sama gua" ucap Adlan dengan nada serius dan ekspresi wajah yang menakutkan.

Setelah mengatakan keinginannya Adlan pun meninggalkan Adira dikamarnya sendiri menuju kolam renang untuk meredakan emosinya.

☆☆☆☆☆

Sepeninggalan Adlan, Adira pun berjalan menuju kamarnya dan duduk di balkon kamarnya yang menghadap taman belakang.

'Apa maksut kak Adlan tadi, gua gak percaya sama semuanya karna gua mencintai Gerry, tapi disisi lain, gua merasa harus percaya sama semua ucapannya ...Oh Tuhan apa yang harus ku lakukan" erangnya frustasi

Huft... Helaan nafas Adira terdengar untuk kesekian kalinya.

Adira yang merasakan kepalanya berdenyut dan terasa berat langsung melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

☆☆☆☆☆

Adlan sedang duduk di atas kasur dengan menatap layar tv yang menyala menampilkan film action. Tapi walau begitu pikirannya sedang berkelana entah kemana.

Incest (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang