Chapter 15

3.3K 124 5
                                    

Saat ini Adira sedang duduk termenung melihat kearah jendela, sudah 5 hari ia tidak melihat Adlan dan entah mengapa ia sangat merindukan pria itu.

'Apa gua juga suka sama kak Adlan? Tapi gak mungkin gua suka, dia kan kakak gua, tapi semenjak kak Adlan bilang suka sama gua, gua jadi seneng'

"Huft" untuk kesekian kali Adira menghembuskan nafas lelah. Saat Adira ingin menidurkan tubuhnya yang bersender ke kepala ranjang tiba-tiba Adlan masuk ke ruang rawat inap Adira. Adira yang melihat Adlan berjalan kearahnya hanya bisa tersenyum lebar.

"Kenapa senyum kaya gitu, kangen?" ucap Adlan seraya duduk di samping Adira.

"Kakak kemana aja gak pernah kesini" tanya Adira tanpa menjawab pertanyaan Adlan.

"Ada urusan mangkanya gak bisa kesini, lo kangen kan sama gua" godanya dengan seringaian dan alis yang di naik turunkan. Adira yang melihat itu hanya tersenyum menahan malu dengan wajah yang memerah.

"Gua tau lo kangen, apa itu tandanya lo juga suka sama gua" ucap Adlan penuh harap. Adira yang mendengar perkataan Adlan hanya terdiam menentukan perasaannya

'Apa bener gua beneran suka sama kak Adlan? Tapi gua bimbang, kalo gua jawab iya dan kak Adlan ngajak jadian, gua takut ngecewain mama sama papa. Tapi kalo gua jawab nggak hati gua gak terima' batin Adira bimbang dengan perasaannya. Saat ini ia tidak mendengarkan apa yang di bicarakan Adlan karna sibuk menata hatinya.

"Jadi gua.."

"Kak" panggil Adira memotong perkataan Adlan yang hanya di balas dengan gumaman olehnya.

"Dira bingung sama keadaan ini, apa kakak bisa bimbing Adira buat yakinin apa yang Adira rasakan" tanya Adira sungguh-sungguh dengan mata yang memandang lekat kearah Adlan.

"Apa maksut lo" tanya Adlan yang tidak mengerti apa yang di ucapkan Adira. Entah kenapa saat ini tiba-tiba otaknya jadi tidak berfungsi.

"Kak Adlan sukakan sama Adira" tanyanya yang dibalas anggukan kepala dari Adlan.

"Jadi buat Adira yakin kalo perasaan ini bener perasaan cinta" tutur Adira dengan yakin. Adlan yang mendengar itu terdiam sebentar mencerna perkataan Adira, karna saat ini dia tiba-tiba menjelma menjadi orang yang sangat bodoh. Setelah mengerti apa yang di katakan Adira dia langsung membelalakan matanya dan memeluk Adira dengan erat.

"Apa itu artinya kita pacaran" kata Adlan dengan tersenyum lebar saat ini ia merasa menjadi orang yang paling bahagia apalagi saat merasakan anggukan kepala Adira di bahunya yang menandakan apa yang ia ucapkan adalah benar.

'Ya semoga perasaan gua ini bener perasaan cinta buat kak Adlan dengan begitu gua juga bisa lupain Gerry' batin Adira dengan tekat yang bulat.

Saat mereka sedang berpelukan dengan perasaan yang suka cita tiba-tiba ada seseorang yang masuk hingga membuat pelukan mereka terurai.

"Hai Dir kak" sapanya yang tak lain adalah Indira.

"Hai Ndi" sapa Adira dan Adlan bersamaan.

"Cieee yang pelukan ada apa nih kayanya lagi seneng"tanya Indira saat berada disamping Adira dan berhadapan dengan Adlan.

"Gak ada apa-apa kok, kakak udah 5 hari gak kesini mangkanya kakak kangen sama Adira" jawab Adlan dengan senyuman yang sangat lebar, saat ini ia tidak bisa mengendalikan senyumannya yang ingin mengembang tanpa henti. Mendengar itu Indira hanya menganggukan kepalanya.

"Eh Dir btw minggu depan kita UN" ucap Indira yang disambut dengan pelototan oleh Adira

"Serius lo" ucapnya dengan nada tinggi yang hanya di jawab anggukan kepala dari Indira.

Incest (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang