Setelah kejadian dimobil saat itu, Adira terlihat menjauhi Adlan, hal itu membuat Adlan frustasi.
'Sial, kalo Adira jauhin gua terus kaya gini, gimana gua bisa deketin dia' batin Adlan
"Arghhhh....."erangnya frustasi. Ia tak tau lagi harus melakukan apa agar bisa mendapatkan Adira atau melupakannnya.
Oh there she goes again
Every morning it's the same
You walk on by my house
I wanna call out your nameSuara dering telfon menggema diseluruh penjuru kamar. Yang membuat Adlan berhenti membanting barang-barang yang berada didekatnya.
'Oh sial nada dering ini bakal gua ganti nanti. Ini ngingetin gua sama kenyataan yang gua alamin sekarang. Yah hanya imajinasi. Imajinasi untuk bersamanya'
"Halo"
"Kenapa lama sekali hah" teriakan kesal terdengar dari sebrang telfon
"Katakan saja, ada apa" jawab Adlan tanpa menghiraukan perkataan seseorang tadi.
"Info tentang Adik lo"
"Cepat katakan"
"Di cafe butterfly jam 10 pagi" ucapnya, Adlan yang mengerti langsung memutuskan sambungan telfon dan bersiap-siap walau masih satu jam lagi hingga jam 10
☆☆☆☆☆
Saat ini Adlan sedang duduk di cafe sambil menunggu seseorang yang akan memberitau informasi tentang adiknya dan rivalnya. Sudah setengah jam lebih Adlan duduk menunggu hingga menghabiskan kopi dua gelas. Dua puluh menit kemudian seseorang datang menghampiri Adlan dengan memakai kaos putih yang dipadu dengan celana dasar hitam dan jaket kulit hitam.
"Gimana" tanya Adlan to the point sebelum orang itu duduk di hadapan Adlan.
"Wow, sabar man" jawabnya setelah duduk dihadapan Adlan.
"Ok, sekarang kasih tau gua"
"Gerry itu sepupu putra" lanjutnya ketika ia mengetahui bahwa Adlan tidak ingin menunggu lebih lama lagi.
"Putra?, maksut lo Aldi putra pratama" tanya Adlan yang di angguki Tian—sahabatnya yang mencari tau informasi tentang adik dan rivalnya—
"Terus apa hubungannya sama Gerry yang pacaran sama Adira"
"Lo inget waktu lo taruhan sama Putra di kampus" ucap Tian mengabaikan pertanyaan Adlan. Ucapan Tian hanya diangguki oleh Adlan
"Te..."
"Lo inget persyaratan yang di ajukan Putra" potong Tian ketika ia tau apa yang ingin di ucapkan Adlan.
Flashback on*
Saat ini Adlan, Tian, dan Redy sedang duduk dikantin kampus sambil menikmati makanan yang telah mereka pesan. Tiba-tiba meja mereka dipukul dengan keras oleh seseorang
"Apa maksut lo hah" ucap orang itu dengan marah
"Harusnya gua yang nanya, apa maksut lo gebrak meja gua" jawab Adlan dengan santai
"Gak usah sok bego deh lo. Gua tau lo mau rebut Miley dari gua kan" ucapnya dengan penuh amarah
"Buat apa gua rebut Miley dari lo. Lagian gua gak suka sama dia. Dia-nya aja yang kegatelan sama gua" jawab Adlan dengan santai. Tak ia hiraukan amarah dari Putra
"Jaga mulut lo. Miley bukan cewek kaya lo bilang" ucapnya dengan menunjuk wajah Adlan.
"Denger,gua gak akan tinggal diam kalo lo berani deketin Miley lagi" ancam Putra. Adlan yang mendengar pun merasa tertantang dan mendapatkan ide hingga membuatnya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incest (TERBIT)
RomanceBagaimana bisa aku mencintai adik ku sendiri entah sejak kapan aku memiliki perasaan ini tapi yang pasti aku tidak mau ia dimiliki orang lain ~Adlan Alvaro Wijaya~ Kakak ku yang sangat posesive itu tiba-tiba bilang mencintaiku?entah apa yang harus a...