Chapter 17

2.9K 116 6
                                    

Hai gais Adlan kambek :D happy reading all

Sesampainya dibawah mereka menemukan Clara yang sedang duduk manis disofa dengan sebuah kado ditangannya.

"Hai sayang" ucap Clara seraya berjalan mendekat kearah Arlan. Arlan menyambut kedatangan Clara dengan senyuman dan dekapan hangat. Indira yang melihat itu semua hanya bisa menahan sakit dihatinya, tanpa disadarinya kedua tangannya terkepal dengan erat.

"Kamu kesini sendiri?" tanya Arlan seraya melepaskan dekapannya pada Clara. Pertanyaan Arlan dijawab anggukan dan senyuman lebar oleh Clara.

"Mending kita duduk" sela Adira sambil berjalan mendekati sofa, yang diikuti oleh Adlan, Arlan, Indira, dan Clara.

"Ini hadiah buat kamu. HBD yah sayang" ucap Clara dengan senyuman lebar. Arlan mengambil kotak mungil nan indah itu dengan senyuman.

"Di buka dong bang" tutur Adira antusias

"Buat gua mana Cla" sahut Adlan tiba-tiba.

"Kapan-kapan aja yah Dlan" jawab Clara dengan senyuman tanpa dosa. Arlan dan Adira hanya tertawa puas melihat Adlan yang menghembuskan nafas kesal. Sedangkan Indira hanya bisa menahan rasa cemburunya yang semakin naik ke ubun-ubun.

"Wah jamnya bagus banget kak" teriak Adira yang membuat Clara tersenyum menahan malu.

'Jam gua gak ada apa-apanya dibanding jam dari kak Clara. Bego banget lo Ndi kalo berharap kak Arlan make jam dari lo' batin Indira seraya tersenyum miris.

"Aku pulang dulu yah sayang" pamit Clara seraya bangkit dari duduknya.

"Kenapa buru-buru" tanya Arlan yang ikut bangun dari duduknya.

'Coba sekalian aja gak usah kesini' gerutu Indira dalam hati.

"Aku ada acara keluarga dirumah nenek" jawab Clara dengan senyuman yang dibalas anggukan oleh Arlan.

☆☆☆☆☆

Saat ini Adlan, Arlan, Adira dan Indira berada di kamar. Setelah kepulangan Clara, mereka pergi kekamar Adira untuk membuka kado yang belum terbuka.

"Sini kakak buka hadiah Indi" ucap Arlan pada Indira yang hanya dijawab dengan anggukan kecil tanpa senyuman. Berbeda jauh saat Clara belum datang kerumah itu.

"Hoodie nya bagus" ucap Arlan seraya memakai hoodie itu.

"Hoodie nya bagus" ucap Arlan seraya memakai hoodie itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Abaikan bg dan gaya😅)

"Cocok bang, pas lagi" ucap Adira senang yang diangguki oleh Arlan. Sedangkan Indira memasang wajah yang entah apa namanya.

"Buka yang satunya Ar" ucap Adlan seraya melihat kado yang terletak di meja. Saat Arlan ingin mengambil kado itu tiba tiba tangan Indira digenggam oleh Adira menuju balkon

"Lo kasih 2 hadiah buat abang?" tanya Adira dengan nada suara yang ditahan agar tidak terdengar oleh Adlan dan Arlan

"Iya" jawab Indira santai

"Lo gila, Ndi lo udah ngeluarin banyak uang. Beli kado buat kedua kakak gua aja udah gede banget apalagi beli 3" teriak Adira kesal

"Emang kenapa sih Dir, kayanya lo larang gua banget buat beli hadiah. Apa gara gara gua ngasih jelek dan murahan mangkanya lo gak mau kakak lo pake barang murah. Gua tau hadiah dari gua lebih jelek dati hafiah kak Clara" sulut Indira yang ikut terpancing emosi.

"Ndi bukan itu maksut gua, gu..."

"Udahlah " sela Indira seraya masuk kedalam kamar yang diikuti oleh Adira

"Bagus banget Ndi jamnya" tutur Adlan ketika melihat Indira

"Jadi jam aku gak bagus gitu" canda Adira

"Bukan gitu Dir, ka..."

"Udahlah bilang aja kalo emang jelek, aku tau kalo kakak gak suka tapi pura pura suka" ucap Adira tanpa henti sehingga membuat Adlan tidak bisa berbicara sedikitpun.

"Kakak gak bilang jam kamu itu jelek. Itu bagus Dir, bahkan lebih bagus dan mahal dari pada jam Arlan dari Indira. Kakak bilang gitu karna jam itu cukup mahal dan bagus untuk Indira" teriak Adlan kesal karna tuduhan Adira yang tidak ada benarnya sama sekali. Sedangkan Arlan, Indira dan Adira terpaku dengan pikirannya masing masing.

☆☆☆☆☆

POV INDIRA

"Bagus banget Ndi" ucap kak Adlan dengan senyum yang menawan

'Benarkah jam itu bagus? Tapi kak Arlan cuma diam tanpa senyum apa lagi berkomentar. Apa kak Adlan berbohong? Tapi jam dari kak Clara lebih bagus dari jam gua'.

"Kakak gak bilang jam kamu itu jelek. Itu bagus Dir, bahkan lebih bagus dan mahal dari pada jam Arlan dari Indira. Kakak bilang gitu karna jam itu cukup mahal dan bagus untuk Indira"

"Kakak bilang gitu karna jam itu cukup mahal dan bagus untuk Indira"

"Cukup mahal dan bagus"

'Apa selama ini gua serendah itu dimata mereka? Sakit. Ya sakit banget' batinku seraya tersenyum miris

"Ndi maksut kakak... Kakak gak sunguh sungguh ngomong gitu" ucap kak Adlan dengan wajah menyesal. Atau pura pura menyesal?

Huft....

Ku hembuskan nafas dengan kasar yang entah untuk keberapa kalinya

"Gak papa kok kak, lagian omongan kakak ang bener" jawabku dengan senyu terpaksa.

"Ndi kakak bi..."

"Iya Indi tau, gak papa kok santai aja" yah walau bibir ini berkata tidak apa apa tapi hati ini tak bisa berbohong jika memang terasa sakit.

"Kak Arlan, kalo gak suka jamnya disimpen aja gak usah dipake. Dibuang juga gak papa kok"

"Kak, Dir Indi pulang yah" ucapku seraya berbalik dan menuju pintu kamar.

"Ndi" panggil Adira yang membuatku brbalik menghadap kearahnya.

"Tidur sini aja udah malem"

"Iya Ndi disini aja, yang tadi kakak minta maaf" sela kak Adlan

'Untuk apa gua tinggal kalo yg gua harapin aja gak minta gua untuk tinggal'

"Gak kak makasih, Indira pulang dulu" jawabku sambil melangkah keluar kamar. Tapi langkahnya terhenti ketika mendengar suara Arlan

"Kaka anter" ucapnya seraya berjalan mendahuluiku

'Gua kira suruh gua tetep tinggal. Tapi kaya emang gak ada harapan' batinku tersenyum miris.

★★★★★

Hai gais maaf yah lama gak uo dan sekalinya up malah pendek. Insfirasi lg buntu bgt nih.

Btw harap maklum yah jalo slow update.... Nanti kalo insfirasi udah dateng apalagi deres nnti aku fast up kok😊😊😊

See you next chapter😘

Asni_putri

Incest (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang