empat

6.4K 655 15
                                    

Hari ini Alice terlihat lebih santai daripada hari-hari biasanya. Karena hari ini dia mendapat libur dari dua tempat kerjanya. Jadi dia hanya akan bekerja pada malam hari saja.

Libur satu hari ini adalah hari libur yang sangat berharga di dalam hidupnya karena untuk mendapatkan libur ini dia harus memelas kepada sang bos untuk memberikan dia libur. Dan sepertinya usahanya berhasil karena dia mendapat hari libur yang telah lama diinginkannya.

Hari libur Alice di mulai dengan acara membersihkan rumah. Walaupun rumah Alice tergolong rumah yang kecil, namun setidaknya membutuhkan waktu satu jam untuk membersihkan setiap sudut rumah Alice.

Saat Alice membersihkan rumahnya, Alan juga tidak kalah sibuknya. Dia mengikuti Alice kemanapun Alice melangkah. Semua gerak-gerik Alice seolah tak luput dari penjagaannya.

"Sky,sebaiknya kau duduk dengan manis di ruang serbaguna saja. Aku takut kamu tersenggol badanku saat aku membersihkan rumah." Pinta Alice yang hanya ditanggapi dengan gelengan kepala oleh Alan. Alice pun hanya bisa pasrah di ikuti kemanapun oleh Alan.

Setelah Alice menyelesaikan tugas bersih-bersih rumahnya, dia melanjutkan pekerjaannya dengan mencuci piring-piring kotor. Alan pun terlihat mengekori Alice menuju ke dapur dan berdiri atau lebih tepatnya duduk tepat di samping Alice yang mencuci piring sambil terus menatap Alice.

"Sky, apakah kau tak bosan mengikuti ku terus?" Tanya Alice kepada Alan yang terlihat tak bosan-bosan mengekori Alice kemanapun Alice pergi. Dan jawaban Alan tetap sama, dia hanya menggelengkan kepalanya tanda bahwa dia tidak bosan mengikuti Alice.

"Aha! Aku punya ide. Karena kamu telah terkurung disini selama dua hari," Alice mengiris saat mengucapkan kata 'terkurung', "Bagaimana kalau kita jalan-jalan saja Sky? Kamu juga pasti bosan kan seharian berada dirumah terus?" Alan pun menjawab pertanyaan Alice tadi dengan berputar-putar di sekitar kaki Alice sebagai jawaban dia menyukai ajakan Alice."

-----

Alice dan Alan terlihat berjalan dengan santai menuju taman di daerah rumah Alice. Banyak orang yang menatap kagum pada Alice karena terlihat santai berjalan bersama anjing yang terlihat ganas tanpa tali yang mengikat leher si anjing.

Alan berjalan tepat disamping Alice dengan anggunnya serta tatapan tajamnya yang mengintimidasi. Aura alpha seolah menguar begitu saja ditubuhnya sehingga tak banyak orang yang berani mendekat kepada keduanya.

Berbeda dengan Alice, dia nampak menikmati perjalanan mereka menuju taman. Karena pekerjaannya yang sangat padat, dirinya jarang memiliki waktu hanya untuk sekedar berjalan-jalan. Jadi dia sangat senang sampai dirinya tidak memperhatikan orang-orang yang menatap aneh pada dirinya.

Setelah mereka sampai di tempat tujuan. Alice langsung mendudukkan pantatnya di bangku yang ada di taman tersebut. Tak ketinggalan Alan yang juga mengikuti Alice duduk di bangku taman itu. Alan hanya memposisikan tubuhnya menghadap ke arah Alice dan memusatkan pandangannya ke wajah Alice.

Alice nampak menerawang ketika dirinya melihat sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, serta dua anak mereka yang masih kecil terlihat bermain dengan ceria di taman itu.

"Lihatlah mereka Sky, mereka terlihat sangat bahagia. Lihatlah senyuman lebar yang melekat di wajah mereka," Wajah Alice nampak menerawang jauh. "Taukah kau Sky, terkadang kehidupan bahagia itu tidak hanya bergantung seberapa banyak harta yang mereka miliki. Tapi seberapa banyak kasih sayang yang mereka dapatkan dari keluarga mereka."

Alan nampak menengok sekilas ke arah keluarga bahagia yang sedang dibicarakan Alice. Namun, dirinya kembali mengarahkan kepalanya ke wajah Alice.

"Mereka nampak beruntung ya Sky. Seumur hidupku, aku belum pernah merasakan yang namanya kasih sayang orang tua." Alice tersenyum muram kepada Alan yang hanya memperhatikannya sedari tadi. Matanya nampak berkaca-kaca menahan tangis.

Melihat hal itu, Alan memajukan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Alice. Hal yang selanjutnya dilakukan Alan adalah dia menjilat dengan lembut wajah Alice seolah sedang menghapus airmata Alice.

Seketika Alice mematung. Dia merasa grogi dan salah tingkah diperlakukan dengan lembut oleh Alan. Tapi langsung ditepisnya semua perasaannya itu. Dia pun lantas memeluk Alan dengan erat.

"Kau memang teman terbaikku Sky," Ujarnya sambil tersenyum haru.

Tanpa disadari Alice, Alan hanya mengendus jengkel karena diperlakukan hanya sebagai teman.

"Kau memang bodoh Alan, tentulah dia menganggapmu hanya sebagai teman. Kau kan sedang dalam wujud serigalamu. Kalau dia menganggapmu lebih itu berarti dia memiliki kelainan bodoh. Tak kusangka kau sebodoh ini." Ujar Leo,serigalanya Alan.

"Bisakah kau tidak mengulang kata bodoh berkali-kali. Aku sampai bosan mendengarnya. Bagaimana aku tidak jengkel, gadisku menganggapku hanya sebagai teman. Catat itu.Teman. Baru kali ini aku merasa sangat marah pada kata teman." Balas Alan dengan kesal.

"Yah mau bagaimana lagi, sepertinya kita harus menunjukkan wujud kita yang asli agar dia tak telalu lama menganggap kita sebagai temannya."

"Benar Leo, aku akan mencari waktu yang tepat untuk menunjukkan diriku yang sebenarnya."

Percakapan melewati mindlink itu pun terhenti karena Alice mengajaknya untuk pulang.

-----

Catatan:

Bagaimana?bagaimana?

Tulisannya udah agak rapi gak? xD

Dimohon dengan hormat bagi yang udah mampir untuk memberi vomentnya XD biar akunya semangat hehehe

Makasih bnyak ya yang udah ngasih masukan serta vote:*:*:* #bow

Lopyuall:*

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang