happy reading <3
------<<>>-------
Alan sudah membereskan pekerjaannya baik yang menyangkut dengan packnya maupun urusan perusahaannnya yang di dunia manusia. Pada saat itu jarum jam tangannya telah berada diangka 11.30 malam. Diapun memutuskan untuk langsung menuju rumah Alice. Karna menurutnya Alice sudah dalam perjalanan pulang. Dia khawatir apabila dia menuju restoran Alice bekerja dirinya akan terlambat dan Alice sudah berada dirumahnya. Padahal dirinya sangat khawatir kalau-kalau Travis brengsek itu macam-macam dengan gadisnya.
Namun, saat dirinya sudah sampai dirumah Alice ternyata gadis itu masih belum pulang. Padahal sebentar lagi menuju tengah malam. Sempat terpikir oleh Alan untuk menjemput Alice di restorannnya.
"Tunggu 1 menit lagi." Putusnya.
Dirinya pun berdiri dengan tangan kanan dimasukkan kekantung celananya didepanrumah Alice sambil memainkan kunci rumah Alice ditangan kirinya.
Belum sampai satu menit, dirinya mendengar suara orang berlari.Untuk memastikan apa dan siapa yang sedang berlari dirinya memusatkan pendengarannya kea rah suara tersebut datang. Tapi, dia mencium aroma yang sudah sangat dia hapal bersama dnegan kedatangan suara larian tersebut. Dia tau betul itu Alice. Tapi, kenapa dia sedang berlari? Pikirnya.
"Alaaan." Panggilnya.
Tak berapa lama muncullah Alice dengan wajah yang kemerahan-yang menurut Alan sangat seksi- dan nafas terengah-engah. Nampak dimata gadis itu kelegaan yang luar biasa melihat Alan berada disana.
"Ada apa dengannya?"
Akhirnya, sampailah Alice dihadapan Alan. Alan langsung mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Alice. Karena tubuh gadis itu sangat gemetaran akibat berlari.
"Whoa whoa whoa. Calm down,sweety. What's going on?" ucap Alan berusaha mengetahui apa yang sedang terjadi pada Alice.
"Hah hahh hahh Oh? Tidak. Apa. Apa. Aku. Hanya. Lari. Malam. Hehe." Alice memaksakan cengirannya walaupun masih terengah-engah.
Ayolah, Alan tidak mungkin mempercayai alasan konyol seperti itu kan?
"Tarik nafas. Buang. Tarik nafas. Buang. Tenangkan dirimu dulu." Ujar Alan mencoba menenangkan Alice sambil mempraktekannya apa yang dikatakannya.
Alice dengan polosnya mengikuti apa yang Alan lakukan. Sekarang, dirinya sudah tidak terlalu terengah-engah.
"Terimakasih Alan. Oh iya apa yang kamu lakukan disini?" Alice akhirnya sadar, apa yang sedang Alan lakukan disini larut malam begini. Alice rasa urusannya dengan Alan sudah berakhir. Kenapa lelaki ini masih saja datang kerumahnya.
Awalnya Alan terkejut dengan pertanyaan mengejutkan Alice. Namun, dirinya cepat-cepat menguasai diri. Dirinyapun memperlihatkan benda yang ada ditangan kirinya yang sedari tadi dimainkannya saat menunggu Alice pulang.
"Oh aku hanya ingin mengembalikan ini." Alan nyengir polos.
"Kunci rumah? Bukannya sudah ku bilang kamu bisa meninggalkannya dibawah pot bunga itu? Kenapa kamu repot-repot mengantarkannya kembali?"
"Alice. Alice. Alice. Kamu memang gadis yang kurang up to date. Tidak taukah kamu sekarang modus pencurian sangat bermacam-macam? Mereka -para maling- sudah tau letak-letak dimana kunci biasanya diletakkan dan meletakkan kunci rumah dibawah pot bunga itu sudah menjadi hal yang mainstream dikalangan masyarakat. Jadi, pastilah para pencuri itu sudah tau hal sepele seperti itu Alice." Jelasnya panjang lebar.
Alice terlihat berpikir sejenak. "Tapi kamu bisa meletakkannya ditempat lain dan memberitahukannya kepada ku kan. Tidak perlu susah payah kesini."
"Memanngnya kamu punya ponsel?"

KAMU SEDANG MEMBACA
STAY
WerewolfAlice tidak mengetahui bahwa anjing yang ditolongnya adalah seekor werewolf! Dirinya menemukan anjing -werewolf- itu terluka dijalan dan langsung menolongnya. Setelah beberapa waktu anjing itu tinggal dirumah Alice tiba-tiba dia menghilang. Setelah...