Dorm BTS
Jimin P. O. V
"Kalau begitu jaga dia seumur hidupmu! "
Kata-kata itu terus terngiang di kepala ku. Aku menyeruput teh ku sekali lagi, dan membuat gelas di meja tandas untuk yang kedua kali.
Aku kembali menyeduh teh. Aku terus merasa haus karna terlalu banyak berpikir.
Jelas aku kekasih yang jahat bagi Yuju kan? Aku tak ada di saat-saat sulit nya. Padahal Eomma Yuju, bahkan sudah mempercayai ku untuk menjaga putrinya. Namun, aku malah melepas tanggung jawab itu.
NamJoon Hyung, lewat di depan ku, saat aku kembali menandaskan teh di gelas. Dia melirik ku sesaat; dia mungkin menyadari pikiran ku yang kalut, dia ingin bertanya tapi mungkin tak ingin mengganggu juga.
Karna itu yang dia lakukan hanya terus mondar mandir di hadapan ku. Berusaha mendapat perhatian.
"Aku tak bisa bercerita apa pun Hyung! Pergilah! "
NamJoon Hyung akhirnya berhenti mondar-mandir dan menghampiriku. Sementara aku tengah menyeduh teh lagi.
"Kau tak mau anggur? Atau wine? " NamJoon Hyung mungkin mengira aku sangat menyedihkan. Hanya mampu menyeduh teh gratis yang selalu tersedia di Dorm.
"Aku sedang tak ingin mabuk! "
Author P. O. V
"Aku sedang tak ingin mabuk! " Jimin, bersuara lemas.
NamJoon, yang sudah duduk di sofa bersama Jimin menghela nafas panjang.
Tatapan nya lalu menerawang ke luar jendela. Cuaca nya cerah; sangat bertolak belakang dengan suasana hati pria di samping nya.
"Apa ini tentang Yuju, kekasihmu? " NamJoon, menggaruk tengkuk nya. Dia merasa tidak enak karna lancang bertanya. Tapi dia penasaran.
"Dia bukan kekasihku lagi! " Jimin, menekuk wajah. Sebelum akhirnya meneguk teh nya lagi.
Jimin, memutar pandangan nya tak tentu arah. Dia seperti ingin menangis. Namun, NamJoon dengan sangat jelas bisa melihat bagaimana Jimin berusaha membendung air mata itu.
NamJoon, jadi terluka sendiri. Dia tak suka melihat adik-adiknya dalam masalah seperti ini.
"Masalahnya dia pernah menghianati ku satu kali Hyung! Itulah kenapa aku ragu untuk mempercayai nya. Aku sudah cukup terluka karna dia mencintai Jungkook, lalu mereka berciuman juga! " Jimin kini sudah tak bisa membendung air mata nya lagi.
NamJoon, melirik Jimin dengan sedih. NamJoon, ingin memberi dukungan agar Jimin bangkit. Namun, tak tau bagaimana caranya?
NamJoon, melihat gelas Jimin yang kini sudah tandas lagi. "Mau aku seduhkan teh lagi? " Tanya NamJoon.
"Jika kau tak keberatan Hyung! " Jimin berucap lemas.
NamJoon, hanya mengangguk-angguk. Lalu bergegas menyeduh teh. Seraya sesekali melirik Jimin, yang tengah menyeka air matanya.
NamJoon, tak bisa berbuat banyak. NamJoon, tidak ahli dalam masalah cinta.
"Bolehkan aku membalas dendam pada Jungkook, Hyung? "
NamJoon, langsung menumpahkan teh yang dia seduh karna terkejut dengan ucapan Jimin. Mata nya membulat penuh! Jelas NamJoon tidak akan membiarkan Jimin berbuat demikian.
NamJoon, membersihkan tumpahan teh di meja dengan tissue. Sebelum akhirnya dia menoyor kepala Jimin."Dasar bodoh! Bersikap lah dewasa! Apa maksudnya balas dendam? Dasar kau! " NamJoon, mengomel seraya kembali menyeduh teh untuk Jimin.
Jimin, hanya mengelus-elus kepalanya yang kena toyoran. Seraya memperhatikan NamJoon yang terus mengoceh. Namun, tetap menyiapkan nya teh, seperti kebaikan seorang ayah.
Jimin, sedikit tersenyum atas perhatian yang dia dapat.
"Apapun masalahnya, jangan sampai menghacurkan BTS. Kau tau perjuangan kita dari awal! Haruskah perjuangan itu kau korbankan karna cinta? "
Jimin, lalu menunduk. Berusaha memikirkan apa yang NamJoon ucapkan.
Semua nya benar. Jimin tak boleh mengorbankan BTS demi masalah ini.
Jimin, menengadah ke langit-langit sesaat setelah gelas nya sudah terisi penuh. Apa ini saat nya Jimin melupakan masa lalu? Dia yang sudah menyimpan hati pada Yuju sejak masa sekolah. Dan sekarang dia tersakiti seperti ini.
Pada akhirnya, Jimin harus melepaskan semua nya?
"Aku percaya kau bisa melewati ini. "NamJoon, menepuk pundak Jimin. Jimin tersenyum, dia sangat berterimakasih pada NamJoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
YuKook Diary
FanfictionJungkook adalah member Bangtan yang sangat terkenal. Namun, di balik itu dia juga adalah teman masa kecil Yuju.