Aroma kue yang fresh dan baru saja dikeluarkan dari pemanggang langsung menyeruak kedalam indra penciuman kami saat memasuki pintu ganda toko kue yang jaraknya tidak begitu jauh dari LSU. Carly melebarkan dua mata birunya mencari-cari kue yang cocok untuk tipikal pria malas seperti Jason. Sementara Carly sibuk dengan kue, aku malah terperangah melihat sebuah toko yang berada disebrang jalan, toko yang tampaknya menjual barang-barang berbau gypsy seperti sosok Professor Sybill Terlawney yang ada difilm fiksi Harry Potter.
"Apa yang kau lihat?"
Aku menoleh dan menemukan Carly yang sedang memegang tester kue yang mungkin akan dia beli. "Kau lihat toko itu?"
Carly melebarkan pandangannya kearah toko tersebut kemudian dia mengangguk. "Ada apa?"
"Kira-kira apa ya yang mereka jual?"
Carly menggerdikan bahunya. "Entah. Kau mau coba kesana?"
Aku mengangguk. "Kurasa menarik."
"Baiklah nanti kita akan kesana setelah urusan kueku selesai. Bagaimana dengan rasanya kue yang ini?"
Kami pun kembali menjelajahi lemari pendingin dan mencicipi beberapa rasa kue yang tersedia hingga akhirnya kami, maksudku Carly, menjatuhkan pilihannya kepada kue bercita rasa coklat dengan sentuhan rasa cappucino sesuai dengan kesukaan Jason dibalik kegemarannya mengkonsumsi alkohol.
Setelah membayar kue kami berjalan keluar dari toko dan langsung saja menyebrang menuju toko yang tadi kami perhatikan dari jendela toko kue. Suara lonceng berbunyi saat kami memasuki pintunya, kami disambut oleh lampu-lampu redup dan beberapa cahaya lampu ungu yang cantik namun sedikit menakutan serta beberapa barang yang salah satunya menarik perhatianku, sebuah dream catcher berukuran sedang berwarna putih dan ungu.
"Ada yang bisa kubantu?" Kami agak terkejut saat seorang perempuan yang mengenakan baju layaknya seorang peramal dengan syal ungu tua yang ia ikatkan dikepala serta kacamata besar yang menggantung dihidung mancungnya.
"Uh—Berapa harga untuk dream cather ini?" tanyaku sambil mengangkat tinggi-tinggi barang tersebut.
"Harganya 4$ dan kau mendapatkan kesempatan diramal oleh temanku secara gratis." sahut perempuan yang nyentrik itu.
Aku menautkan kedua alisku heran. "Diramal? Maksudmu, temanmu itu akan melihat masa depanku? Aku tidak begitu percaya dengan hal berbau seperti itu." Perempuan nyentrik itu tampak menaikan sebelah alisnya.
"Ambil saja, Key." bisik Carly sembari menyikut pinggulku.
"Kau mau ambil atau tidak?" tanya perempuan itu memastikan.
"Kapan lagi kau bisa mendapatkan ramalan gratis?" desak Carly yang memprovokasiku.
Aku melirik kearah Carly sebentar dan kembali kearah perempuan itu. "Baiklah. 4$ dan satu ramalan." Aku merogoh tas dan mengambil dompetku mengambil beberapa lembar uang kertas dan memberikannya kepada perempuan nyentrik itu serta tak lupa menyerahkan dream cather itu untuk dibungkus.
"Ikuti aku." Aku dan Carly berjalan mengekor kepada perempuan nyentrik itu hingga tiba disudut toko dimana cahayanya lebih redup dan terdapat sebuah meja dengan bola kristal yang menyala serta kain-kain bermotif unik seperti tanda perdamaian dan bintang diatasnya. "Kalian duduklah disitu, aku akan memanggil Leny."
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS 2 | SLOW UPDATE
FanficI think these tears will not drip anymore, but I was wrong. In every breath of mine these tears of pain will always be with me. Forever [ BOOK 2 FROM : TEARS ] [ Disclaimer : Cerita ini dibuat oleh amatir yang belum memahami teori kepenulisan. So, j...