"Ada hubungan apa sebenarnya kau dengan bocah itu? Kenapa kau ingin sekali dia kalah dalam balapan ini?"
Pria tua itu berjalan mendekatiku dan menyisakan sekitar tiga langkah dihadapanku. Dia berdeham, "Begini, Finn. Aku sangat berterima kasih karena kau telah memenangkan balapan ini dan kuharap setelah ini kita sudah selesai dan kau tidak perlu bertanya sangkut paut antara diriku dan siapapun yang ada disini. Kupikir kita sudah selesai disini."
Benar,
Untuk apa aku peduli?
Aku mengangguk. "Kita sudah selesai." Aku pun memutar tubuhku dan berjalan membawa koper berisi uang sejumlah besar itu menuju motor pinjamanku dan berniat untuk langsung mengembalikannya.
Cih! Untuk apa sebenarnya aku peduli?
Apapun hubungan Pria Tua itu dengan bocah bermotor chopper itu bukanlah urusanku dan tidak akan pernah menjadi urusanku.
Aku menyalakan mesin motor dan langsung melesat menjauh dari tempat ini, menembus gelapnya malam kota Harlow menuju daerah yang lebih ramai atau lebih tepatnya kembali ke tempat Joe untuk mengembalikan motor ini dan mengambil mobilku.
Sesaat terlintas wajah Vic dibenakku. Keparat! Untuk apa dia berada disana? Dan kenapa pula dia harus melihatku disana?
Pikiranku terlalu banyak akhir-akhir ini, aku tidak ingin wanita itu pun memberatkan pikiranku. Dia hanya masa laluku, dia hanya seorang teman yang percaya padaku bahwa hidupku bisa lebih baik dari masa laluku yang tidak begitu menyenangkan itu.
"Harry." sapa Joe yang tengah duduk bersantai digarasi setibanya aku dipekarangan rumah miliknya ini. "Kudengar kau memenangkannya?"
Aku mengangguk seraya turun dari motor. "Bisa kau bantu aku urus uang-uang itu? Kau bisa mengambil beberapa dan kau juga bisa ambil hadiah tambahan yang diberikan bajingan Edd."
Joe menaikan sebelah alisnya. "Kupikir kau sangat membutuhkan uang itu?"
"Awalnya begitu, tapi dengan balapan sepertinya aku sudah merasa puas."
Joe menautkan kedua alisnya. "Begitukah?"
Aku mengangguk. "Aku akan kembali ke London. Kau jadi ikut bersamaku?"
"Tidak, Harry."
Giliranku yang heran karena seingatku, kemarin Joe sangat ingun pergi ke London untuk menemui adiknya, Jill. "Kau begitu cepat berubah pikiran."
"Entahlah." Joe bangkit dari kursinya "Kau masih terpikirkan tentang New York?"
Aku terdiam. New York, aku sempat berpikir untuk mengajak Key dan Hailey pindah ke New York dan memulai hidup yang baru disana. Kudengar tinggal di Brooklyn tidak begitu mahal seperti tinggal di Manhattan walau hiruk pikuknya berbeda.
Disana aku bisa mendapatkan pekerjaan baru dan Key juga dapat terlepas dari beban yang ada didalam pikirannya dan lebih tenang dalam mengurus Hailey dan mungkin dia bisa mendapatkan pertemanan baru disana. Lebih baik dibanding berteman dengan jalang-jalang seperti Cherry dan Carly.
"Aku masih memikirkannya." sahutku selepas menghela nafas panjang.
Joe mengangguk. "Baiklah. Jadi, kau akan berangkat sekarang?"
Aku mengangguk. "Sampai jumpa dilain waktu, teman." setelah satu salam akrab, aku pun memutar tubuhku dan masuk kedalam mobil dan lekas meninggalkan Joe.
London, aku kembali hari ini.
Key's Pov
Aku melebarkan pandangan mataku mencari-cari dimana pria berambut coklat ikal itu tapi nyatanya tak kunjung aku temukan. Sudah tiga jam kami disini, tanpa kabar, tanpa petunjuk, tanpa informasi lainnya tentang Harry. Oh, Harry. Dimana kau?
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS 2 | SLOW UPDATE
FanfictionI think these tears will not drip anymore, but I was wrong. In every breath of mine these tears of pain will always be with me. Forever [ BOOK 2 FROM : TEARS ] [ Disclaimer : Cerita ini dibuat oleh amatir yang belum memahami teori kepenulisan. So, j...