Part 15

45 5 0
                                    

Harry's prov

Aku berangkat kekantor lebih awal secara amat sengaja karena aku ingin menghindari obrolan dengan Key dan untunglah ini hari sabtu jadi Hailey tidak perlu masuk sekolah. Suasana hati dan pikiranku sedang tidak dalam kondisi yang baik bahkan jauh dari kata baik karena selain keadaan perusahaan ada hal lainnya yang luar biasa membuatku naik pitam tiap kali aku ingat tanpa ada keinginan untuk mengingat akan hal sialan itu.

Saat kemarin aku tiba dirumah sakit lebih awal rasanya aku ingin bercerita kepada Key tentang berdebatanku dengan Daniaal pagi itu yang menyebabkan aku meninggalkan kantor untuk sekedar menenangkan diri. Pria tua itu mulai konyol dengan mengatakan laporanku tidak masuk akal padahal memang perusahaannya yang sedang mengalami krisis. Dan, niatku untuk bercerita malah hilang setelah aku secara tidak sengaja melihat keparat bernama Louis Tomlinson itu berpelukan dengan Keyla.

Awalnya aku berpikir bahwa sosok Key yang terlampau baik hati itu hanya tengah berusaha menenangkan kekacauan yang dirasakan oleh keparat itu tapi jika diingat sosok Louis adalah pria yang begitu licik, sangat licik ditambah lagi kemarin aku menemukan catatan panggilan suara Louis diponsel Key yang memakan waktu lebih dari sepuluh menit. Apa yang mereka bicarakan?

Cemburu... Baiklah, kata itu bisa digunakan. Aku terlihat begitu munafik jika aku berkata bahwa aku sama sekali tidak cemburu. Tapi ada kata yang lebih pantas, yaitu takut. Aku hanya takut apabila perasaan Key akan berangsur-angsur tumbuh kembali.

Perasaannya kepada si keparat itu.

Mobilku baru saja memasuki lapangan parkir perusahaan yang lama kelamaan membuatku muak ini setelah lima tahun lamanya. Aku turun dan bertemu beberapa rekan kantorku yang bahkan tidak kuingat namanya karena aku begitu payah dalam mengingat nama-nama orang sekalipun mereka berada disekitarku.

Saat hendak masuk kedalam elevator ternyata Bella sudah ada didalam sana dan.. matanya sembab dan nampak cukup mengerikan untuk wanita seusianya.

"Pagi, Mr. Styles." sapanya dengan suara yang parau dan terdengar mengerikan bagiku.

"Pagi, Bella." sahutku. Yah, sebenarnya aku bukanlah tipikal orang yang peduli dengan keadaan orang lain tapi jika sudah begini aku menjadi iba melihatnya. Aku berdeham. "Kau bisa bercerita padaku jika kau punya masalah dalam pekerjaaan ini."

Wanita itu menghela nafasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita itu menghela nafasnya. "Apakah aku terlihat begitu kacau?"

Aku mengangguk. "Ya. Kau terlihat murung dan tidak banyak bicara."

Jujur saja. Orang yang banyak bicara seperti dirinya mendadak menjadi diam dan murung terhitung dari hari dimana aku mengajaknya bergabung untuk makan siang bersama Zayn dan Gigi. Ini pasti ulang tua bangka itu.

"Aku tidak yakin akan sopan jika mengatakan ini."

Aku tergelak. "Aku adalah manusia yang paling tidak peduli dengan sopan santun."

TEARS 2 | SLOW UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang