Part 7

76 13 0
                                    

Laporan demi laporan tengah kususun dengan teliti. Rupanya bulan ini bukanlah bulan yang baik bagi perusahaan ini dan beberapa rekan dari perusahaan lainnya. Saham mereka hampir jatuh dan pengeluaran lebih besar daripada pemasukan dalam kurun waktu tiga bulan ini. Hal ini membuatku pusing karena Daniaal pasti akan begitu terkejut dan mulai frustasi dan mengajakku dan Zayn pergi ke Bar.

Melirik kearah jam dimeja sudah hampir pukul dua belas siang, tepat sekali saat perutku mulai berbunyi meminta makan. Siang ini Zayn dan Gigi sudah memesan tempat dipersimpangan jalan untuk kami makan siang bersama dan seperti biasa aku yang menyaksikan mereka bermesaraan. Menjijikan.

Aku bangkit dari meja kerjaku kemudian pergi keluar dari ruanganku. Saat aku keluar Bella baru saja keluar dari ruang kerja Daniaal tetapi tidak seperti biasanya, biasanya perempuan ini selalu terlihat bahagia dan nyaris seperti orang gila. Kali ini dia terlihat murung bahkan kedua matanya itu bengkak.

Tidak mungkin jika dia menangis hanya karena Daniaal membentaknya akibat kecerobohan dirinya dalam bekerja karena tidak mempan begitupun juga dengan bentakanku, dia sama sekali tidak menangis. Apa yang terjadi padanya?

"Selamat siang, Mr. Styles. Apa anda akan pergi makan siang?" sapanya saat menyadari bahwa aku sedang memperhatikannya.

"Ya." Entah darimana rasa iba ini muncul. Aku berjalan hendak mendekati mejanya yang berada beberapa meter didepan pintu masuk ruangan Daniaal. "Apa Daniaal baru saja membentakmu?"

Bella yang sudah duduk dikursinya itu pun langsung menoleh kepadaku sebentar kemudian membuang kembali wajahnya dan berusaha menyibukan dirinya. "Tidak, Mr. Styles. Apa ada yang bisa kubantu?"

Aneh, tidak biasanya perempuan bodoh dan ceroboh sepertinya bersikap seperti ini. Disaat seperti ini sepertinya tidak ada salahnya aku mengajaknnya pergi makan siang, lagipula Zayn dan Gigi tidak akan keberatan menambah satu personil lagi untuk menyaksikan mereka bermesraan.

"Ikutlah makan siang bersamaku dan Zayn. Ini sudah waktunya makan siang kan?"

Bella menghentikan aktivitasnya. "Tidak, Mr. Styles. Aku akan makan siang disini saja, aku masih banyak pekerjaan."

Aku lumayan terkejut mendengar jawabannya. Oh, sekarang aku terlihat seperti seorang pegawai yang sedang menggoda pegawai lainnya.

Tanpa pamit, aku langsung berlalu meninggalkan Bella, menekan tombol lift dan langsung turun menuju tempat parkir menuju mobil. Jalanan sedikit padat namun tidak begitu menyita waktu makan siangku. Dalam lima belas menit aku sudah tiba didepan sebuah restaurant Itali yang sudah buka sejak beberapa tahun lalu karena selama ini aku sering sekali melewatinya tapi tidak pernah ada niatan untuk berkunjung.

"Disebelah sini." Zayn langsung melambaikan tangannya saat aku memasuki restaurant yang didominasi warna merah ini. "Kau lama sekali. Apa pekerjaanmu banyak? Aku sudah memesan pasta untukmu."

"Tidak. Tadi aku sempat menegur Bella, dia terlihat begitu aneh hari ini." ujarku sambil menghempaskan bokongku dikursi.

"Ada apa dengannya?" Gigi yang sedang bermain ponselnya itu pun langsung menoleh padaku.

Aku mengangkat bahuku. "Kurasa Pamanmu membentaknya karena dia terlihat murung saat keluar dari kantor Daniaal."

Gigi mengangguk. "Omong-omong. Kapan kau akan menjenguk Eleanor?"

Aku sontak menautkan alisku heran saat Gigi menyebut nama Eleanor. Memangnya ada apa dengannya?

"Ada apa?" tanyaku.

"Dia terjatuh dari tangga dan ternyata dia sedang mengandung bayi dari Louis. Jangan terkejut bahkan Louis saja tidak mengetahui hal itu karena Eleanor merahasiakan hal itu sampai waktu yang tepat."

TEARS 2 | SLOW UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang