"Apa Ibu baik-baik saja?" Aku terlempar keluar dari lamunanku pada saat Hailey menarik-narik apronku. "Bu, aku sudah lapar."
Aku tersenyum melihat wajah puteriku yang sangat menggemaskan ini. "Sebentar, Sayang. Bagaimana jika kau bereskan dulu mainanmu dan menunggu Ayah diruang tengah?" Hailey-ku mengangguk sambil memamerkan gigi-gigi susunya kemudian pergi meninggalkan dapur.
Tidak bisa terus seperti ini. Aku tidak bisa terus-terusan dihantui oleh ramalan yang sebelumnya tidak pernah aku percayai. Aku kelihatan seperti orang bodoh setelah dua hari yang lalu mendengar ramalan itu dan bahkan Harry menyadari berubahan sikap anehku ini.
Aku menuang sup wortel kesukaan Hailey kedalam mangkuk dan menyiapkan semua makanan, tidak semua makanan karena aku hanya memasak sup wortel dan sosis serta kentang tumbuk. Sungguh, aku tidak tau makanan apa yang telah kubuat hari ini. Aku memasak dengan mood yang sangat buruk bahkan aku harus berulang kali memasukan gula dan garam didalam sup wortelku agar rasanya tidak aneh.
Hailey memanjat kursi meja makan dan langsung meraih serbernya. "Bu, kenapa Ibu terlihat sedih? Apa Ayah memarahi Ibu?"
Oh, tidak seharusnya Hailey berpikir yang seperti itu terhadap Ayahnya.
"Ibu hanya kurang istirahat, Sayang. Ayah tidak memarahi Ibu, kau tidak boleh bicara seperti itu. Paham?" ucapku dengan lembut seraya mengingatkan kepada Hailey bahwa dia tidak boleh menaruh pikiran buruk terhadap kedua orang tuanya.
"Maafkan aku, Bu." Hailey pun tersenyum meringgis.
"Sekarang, ayo kita isi perutmu." Aku menuangkan sup wortel kedalam mangkuk Hailey secukupnya dan langsung disantap olehnya begitu lahap, sangat lahap persis seperti Harry saat makan.
Omong-omong. Kemana pria itu?
Tadi pagi sebelum berangkat Harry bilang bahwa malam ini dia akan pulang lebih awal karena akan menemani Lottie untuk menonton acara Film Disney terbaru yang baru saja keluar tapi sampai sekarang pukul tujuh malam, Harry belum kunjung pulang.
Oh, cobalah berpikir positif Keyla Styles!
Sepertinya hari ini juga aku harus bercerita kepada Harry mengenai mimpi anehku dan mengenai ramalan itu meskipun aku tau bahwa Harry tidak akan pernah percaya dengan ramalan dan hal-hal semacam itu.
**
Hailey baru saja tertidur setelah kubacakan cerita Si Cantik dan Si Buruk rupa yang telah menjadi kesukaannya. Harry masih belum pulang padahal waktu sudah hampir pukul sembilan malam. Kemana perginya pria itu?
Air mataku yang sudah kutahan dari hari-hari sebelumnya itu mulai bertengger di pelupuk mataku dan akan siap untuk jatuh jika sewaktu-waktu aku mengizinkannya. Aku tidak mengerti kenapa mimpi dan ramalan bodoh ini bisa membuatku jadi begitu ketakutan dan lemah seperti ini.
"Aku pulang." Air mataku menetes sekali dan aku langsung menghapus jejaknya dengan punggung tanganku. Aku menarik nafas dan menghembuskannya perlahan mencoba mencari ketenangan sebelum aku membalas sapaan pria yang sedari tadi aku tunggu kepulangannya.
"Hailey sudah tertidur. Kau sibuk dikantor ya?" Aku melepas dasi Harry dan tiga kancing kemeja putihnya.
"Bella benar-benar hampir membuatku kehilangan kendali. Dia membuang hampir setengah dari dokumen keuangan Danial yang sudah kuselesaikan dengan alasan dia tidak mengetahui bahwa itu adalah hal yang penting."
Aku menggeleng-geleng mendengarkan cerita Harry mengenai Bella yang selalu saja membuat Harry kesal dan hampir saja kehilangan kendali. "Kau harus banyak bersabar, Harry."
Harry menarik pinggulku mendekat pada tubuhnya. "Aku selalu bersabar, Key. Jika aku tidak bersabar, aku tidak akan pernah bisa memilikimu." Harry mendaratkan bibir lembutnya dibibirku, dia mengulum bibirku dengan penuh gairah dan perasaan yang selalu membuatku mabuk kepayang. Harry mendekap pinggulku dengan kedua tangannya sehingga tanganku mulai nakal merambat dan mengalungi lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS 2 | SLOW UPDATE
FanfictionI think these tears will not drip anymore, but I was wrong. In every breath of mine these tears of pain will always be with me. Forever [ BOOK 2 FROM : TEARS ] [ Disclaimer : Cerita ini dibuat oleh amatir yang belum memahami teori kepenulisan. So, j...