"Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini, Harry Styles."
Lidahku kelu tak dapat mengucap sepatah kata bahkan untuk menelan salivaku sendiri saja begitu sulit rasanya. Sial, kenapa harus ada dia disini saat aku mati-matian berusaha untuk menghindar darinya terutama mengindari dia dan kisah lamaku dari masa depanku, yaitu Key dan Hailey.
"Wah, rupanya kalian sudah saling kenal ya?"
Entah mengapa Key selalu bersikap begitu baik kepada siapapun, bahkan dia duduk tepat bersebelahan dengan Vic. Sungguh, rasanya aku ingin menarik Key dan Hailey pergi dari tempat ini namun rasanya akan begitu konyol dan akan menimbulkan beribu pertanyaan dari mereka berdua.
Carly berdeham. "Duduklah, Harry. Kau nampak begitu kaku seperti patung."
Berusaha tak memperdulikan si pirang Carly itu, aku lebih memilih untuk duduk tepat dihadapan Key yang memangku Hailey. Tak ada sepatah katapun yang ingin kuucapkan selain kutukan demi kutukan karena kesialan ini.
"Aku sudah memesankan sup ayam untukmu, Harry." ucap Key.
"Aku tidak lapar, sebaiknya kita makan dirumah saja." Aku bisa merasakan bahwa Key merasa terkejut sekaligus kesal mendengar ucapanku yang tidak manis itu.
Mengesampingkan hal itu. Aku sibuk bermain ponsel melihat email dari para penanam saham yang ingin menarik sahamnya dan memutus hubungan kerja dengan perusahaan si tua bangka itu. Hal ini membuatku sedikit terhibur sebelum aku benar-benar menghapus akun email-ku yang satu ini.
Saat sibuk dengan ponselku, aku merasakan bahwa ada seseorang yang memperhatikanku. Ya, tepat sekali. Vic.
Kemudian Ia berdeham. "Bagaimana pekerjaanmu, Harry? Waktu kita bertemu kau berada di Lifement Enterprises, bukan?"
"Tidak lagi."
"Harry, apa kau serius?" tanya Keyla sambil menatapku tidak percaya. Kebetulan aku memang belum sempat memberitahunya mengingat bahwa aku belum sempat berbicara dengannya karena kekesalanku padanya— maksudku kepada si keparat itu.
"Ya."
"Tapi kenapa kau—"
"—Kita bicarakan hal ini dirumah." sahutku mencela ucapannya.
Hariku benar-benar tidak menyenangkan akhir-akhir ini. Pikiranku kacau balau dan perasaanku pun sama. Tidak ada yang kuinginkan selain mencari satu tempat dimana hanya ada aku dan pikiranku yang tenang.
Bajingan sepertiku juga membutuhkan ketenangan.
Selang beberapa menit kemudian kami semua tengah sibuk menyantap makanan kami masing-masing atau lebih tepatnya mereka karena sedari tadi aku hanya mengaduk-aduk sup ayam yang dipesankan oleh Keyla tepat sebelum aku tiba ditempat ini.
Vic benar-benar menggangguku dengan setiap lirikan matanya yang mungkin dia sendiri tak sengaja melakukannya. Aku tau pasti banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan padaku bahkan kurasa dia sudah mengetahui bahwa Key adalah isteri dan Hailey adalah puteriku.
"Harry, kau baik-baik saja?"
Aku mengangguk. "Ya, aku hanya butuh sekali istirahat." sahutku pada Keyla.
"Key sebaiknya kalian kembali kerumah. Cuaca memang sedang tidak baik, bisa saja Harry terkena flu dalam kondisi seperti ini."
Oh, aku tidak terkejut saat Vic melontarkan kata-kata itu. Dia berlaga seperti sangat amat mengenalku.
Key melirik kearahku. "Kau sedang tidak enak badan?"
Aku mengangguk. "Ya. Aku akan menunggu kalian dimobil."
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS 2 | SLOW UPDATE
FanfictionI think these tears will not drip anymore, but I was wrong. In every breath of mine these tears of pain will always be with me. Forever [ BOOK 2 FROM : TEARS ] [ Disclaimer : Cerita ini dibuat oleh amatir yang belum memahami teori kepenulisan. So, j...