Part 12

36 7 4
                                    

Key's Prov

Aku baru saja selesai membereskan meja makan sementara Harry dan Hailey sibuk menyiapkan diri untuk bekerja dan bersekolah. Bicara mengenai Harry, Oh, dia terlihat masih agak kesal karena hal bodoh semalam. Salahku memang dan aku mengakuinya. Dan, ya. Hal ini sudah pernah terjadi dulu tanpa kusangka akan terjadi lagi saat kami sudah menikah.

Setelah siap kami bertiga menuju mobil. Aku hendak mengantar Hailey kemudian mampir kerumah sakit untuk melihat El walaupun rasanya begitu canggung jika aku harus bertemu bahkan bertegur sapa dengan Louis yang baru saja kuketahui faktanya bahwa dia masih memiliki perasaan yang sama seperti dulu.

Semenjak Megan kemarin memberitahukanku masalah itu, aku jadi terlalu sering diam dan memikirkan hal itu. Sungguh, hal itu sangatlah mengganggu apalagi jika Harry sedang bersamaku. Harry pasti tau jika aku sedang memiliki masalah dan lambat laun pasti dia akan menyadarinya dan aku harus siap berbohong atau bicara yang sebenarnya.

"Kau baik-baik saja?"

Apa yang kukatakan tadi? Benarkan. Harry akan curiga padaku walaupun aku tidak pernah menunjukan sifat yang aneh.

Aku menoleh. "Apa maksudmu? Aku baik-baik saja."

"Tidak. Sikapmu seolah sedang memiliki banyak pikiran." ucapnya sambil memadang lurus keruas jalan.

Ini dia si Tuan sok tahu. Entah bagaimana bisa perasaannya menebak bahwa aku sedang memiliki masalah.

"Tidak. Aku pikir malah kau yang marah karena kejadian semalam."

"Tidak." sahutnya. Oh, Aku bisa melihat lirikan mata hijau yang indah itu kearahku sekejap.

"Baiklah. Omong-omong. Hailey, apa kau sudah memberitahu Ayah mengenai kemah musim panasmu?"

Hailey kecil menggeleng. "Belum, Bu."

"Kemah musim panas?" tanya Harry saat mobil kami berhenti dilampu merah ruas jalan 69th Hallway.

Aku mengangguk. "Ya. Sekolahnya akan mengadakan kemah musim panas minggu depan."

"Kau ikut bersamanya?"

"Tidak, Ayah. Nenek yang akan pergi bersamaku." sambar Hailey kecil dari kursi belakang. "Nenek sangat ingin ikut." tambahnya.

Harry melirik seolah mengatakan 'yang benar saja?' membuatku hanya bisa mengangkat bahuku. Anne sangat ingin menemani Hailey berkemah walaupun hanya tiga hari dua malam dan begitupun dengan Hailey yang ingin senantiasa bersama Neneknya.

Sebenarnya aku ini siapa sih?

Lampu merah selesai berganti dengan lampu hijau. Kami pun tiba disekolah Hailey. "Sampai jumpa, Ayah."

"Sampai jumpa, Hailey. Aku mencintaimu." Sebuah kecupan manis jatuh kekening Hailey. "Jam berapa kau akan kembali dari rumah sakit?" tanya Harry padaku.

"Entahlah tapi akan kukabari nanti."

Hailey melambaikan tangannya kepada Harry saat mobilnya meninggalkan pekarangan sekolah. Kami pun berjalan masuk melalui gerbang sambil menyapa beberapa orang tua dari teman-teman Hailey.

Setelah mengantar Hailey kekelas dan mengobrol dengan Mrs. Davis selaku wali kelas Hailey aku pun harus mengucapkan sampai jumpa karena sudah waktunya Hailey belajar.

"Sampai jumpa, Haileyku. Jangan nakal dan menurut pada gurumu. Oke?"

"Aku akan jadi anak yang baik, Bu. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu, Haileyku."

Rasanya sangat luar biasa saat mendengar Hailey memanggilku Ibu dan mengatakan bahwa dia mencintaiku. Ah, benar-benar luar biasa.

TEARS 2 | SLOW UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang