Kepalaku terasa ingin pecah memikirkan segala kemungkinan yang terjadi dan segala hal yang mungkin saja menjadi penyebab meledaknya emosi Harry. Aku hanya bisa terduduk lemas setelah merapihkan kepingan piring dan gelas yang Harry pecahkan tadi sementara Hailey sibuk bermain dengan bonekanya.
"Bu, apa Ayah akan pulang?"
"Tentu saja." Oh, Hailey bahkan Ibumu ini tidak yakin dengan apa yang dirinya sendiri katakan. Harry pergi dengan mobilnya entah kemana bahkan ini sudah sekitar dua jam setelah ia pergi dan tidak membawa ponselnya.
"Aku ingin bertemu Lottie, Bu."
"Nanti kita akan menemuinya dan Bibi Megan juga."
"Aku ingin sekarang."
"Nanti, Hailey."
"Tapi aku ingin sekarang, Bu! Sekarang."
Ah, kepalaku sakit mendengar rengekan Hailey yang tidak kunjung usai. Kenapa hariku menjadi begitu buruk seperti ini?
Tok..tok..tokk *suara ketukan pintu*
Bagus sekali. Dalam keadaan seperti ini rupanya ada yang berkunjung kerumahku. Oh, kuharapan sosok yang berdiri dibalik pintu ini bukanlah penjual alat masak atau peralatan rumah tangga lainnya karena aku tidak akan segan menendang bokong mereka jika memaksaku untu membeli barang mereka.
Saat pintu terbuka aku menemukan sepasang sepatu converse hitam yang membalut kedua kakinya lalu celana jeans hitam dan kaus putih bertuliskan Gun & Roses.
Louis Tomlinson.
"Aku sudah menelponmu tadi tapi kau hanya diam dan tiba-tiba saja ponselmu tidak aktif."
"Menelponku? Kapan?" Aku mengingat-ingat bahwa terakhir kali aku hanya berbicara dengan Zayn lewat ponselku.
"Pagi ini" sahutnya. "Kau mengangkatnya kemudian tiba-tiba saja mati."
Aku terdiam dalam kurun waktu sepuluh sampai lima belas detik kemudian menyadari sesuatu bahwa kemungkinan akan kemarahan Harry adalah telepon dari Louis. Meningat ponselku juga turut terlempar kebawah bersama piring dan gelas yang berserakan.
Tidak, lagi!
"Key, apa semuanya baik-baik saja?"
Aku menggeleng. "Tidak."
Apa kecemburuan Harry terhadap Louis sudah mulai kembali seperti dulu? Terhitung sudah beberapa tahun ini terlebih lagi setelah hubunganku dengan Louis jadi lebih tenang Harry pun merasa semuanya baik-baik saja bahkan nyaris seperti tidak pernah terjadi apa-apa tapi mengapa sekarang harus kembali seperti dulu?
"Key, kau terlihat kacau."
Aku menoleh kearah Louis dan entah kenapa dalam kurun tiga sampai lima detik aku memperhatikan pria dihadapanku ini lalu tersadar.
"Apa ada yang ingin kau bicarakan?"
"Sebenarnya aku ingin mengajakmu menjenguk El karena sepertinya Lottie akan ada disana juga, mungkin Hailey ingin bertemu?" jelasnya.
"Paman Lou?" Hailey berlari berhamburan saat melihat Louis diambang pintu. Louis pun langsung menangkap Hailey yang melompat kedalam pelukannya. "Paman Lou, apa Lottie mau bermain?"
"Tentu saja, sayang."
"Dimana Lottie?" tanya gadis kecilku dengan penuh semangat.
"Dia bersama Bibi Megan di Rumah Sakit menunggu Bibi El. Kau mau kesana?"
"Bu...." Hailey pun melirik dengan tatapan yang sama menggemaskannya dengan Harry. Dan dunia pun tau bahwa aku tidak bisa menolaknya.
"Baiklah, tapi ganti bajumu dulu." Hailey bersorak gembira dan melompat turun dari gendongan Louis.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS 2 | SLOW UPDATE
FanfictionI think these tears will not drip anymore, but I was wrong. In every breath of mine these tears of pain will always be with me. Forever [ BOOK 2 FROM : TEARS ] [ Disclaimer : Cerita ini dibuat oleh amatir yang belum memahami teori kepenulisan. So, j...