Part 20

25 3 1
                                    

     Deruan suara motor besar yang Lucas pinjamkan memenuhi pendengaranku. Jaket kulit hitam milik Melisa, mantan kekasih Lucas sudah membalut tubuhku begitu juga dengan Zayn yang terlihat lebih urakan kali ini dibandingkan sosok Zayn yang biasa terlihat. Mungkin ini tampilannya saat dulu bersama Harry diarena balapan.

Aku masih terngiang akan cerita Lucas perihal Harry yang membantunya untuk kembali ke Florida dengan memenangkan balapan liar. Aku tidak menyangka Harry memiliki hati sebaik itu, dulu. Maksudku, dia tidak berhubungan baik dengan Ibunya sendiri tapi dia masih memiliki hati untuk menolong orang yang jelas cukup membencinya untuk bertemu Ibunya pada sisa waktu terakhir.

     "Andiakan saja Harry tidak berusaha untuk menang mengalahkan bajingan tua itu. Aku tidak akan pernah bisa melihat Ibuku sampai nafasnya yang terakhir."

Perjalanan kami dimulai. Rasa sedih, amarah dan takut berkecamuk didalam hatiku bahkan otakku rasanya enggan memikirkan hal lain, selain Harry dan Harry lagi.

Kenapa kau selalu seperti ini Styles?

Belaian angin malam begitu tajam membuat jaket kulit ini menjadi tidak begitu berguna bahkan helm hitam yang melindungi kepalaku tak mampu untuk menahan udara dingin yang mencekik itu.

Apakah mungkin kami akan menemukannya malam ini? Dan, bagaimana jika tidak? Atau, hal terburuknya aku harus melihat Harry bersama wanita lain?

Tidak, Keyla.

Yang kuharapkan adalah menemukan Harry dan mengajaknya berbicara berdua, mempertanyakan alasannya pergi dan menjelaskan semua dengan apa adanya walaupun Harry bukanlah tipikal orang yang mudah untuk diajak berbicara secara baik-baik.

Oh, Ya Tuhan.

Harry's

Pecundang-pecundang itu terus saja mengajakku berbicara padahal sudah berulang kali kutampakan wajahku yang seharusnya sudah cukup jelas bahwa aku tidak tertarik dengan pembahasan mereka, padahal begitu banyak orang diarena balap ini yang bisa mereka ajak bicara.

Malam ini aku harus memenangkan balapan ini. Aku sudah mengeluarkan cukup banyak uang untuk menyewa motor ini, motor yang nyaris sama dengan motor lamaku yang dengan bodohnya kujual. Cih,

"Tuan, aku menawarkan hadiah besar untukmu." Salah satu pecundang itu nampaknya berbicara padaku.

"Kau yakin tidak mau melanjutkan percakapan ini, Tuan? Aku menawarkan uang tiga kali lipat dari biaya yang kau bayarkan untuk menyewa motor itu dalam satu babak dan bonusnya kau bisa bercinta dengan wanita manapun." tawarnya.

Tiga kali lipat? Itu jumlah yang banyak. Dan, uang itu aku bisa gunakan untuk biaya hidupku nanti mengingat bahwa sekarang aku sudah tidak bekerja lagi. Aku harus memberikan Hailey uang untuk sekolahnya. Ah, sial! Kepalaku terasa sakit memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk kedepannya nanti.

"Bagaimana? Kau tertarik dengan tawaranku?"

Aku meletakan obeng yang kugunakan untuk mengencangkan baut pada motor sewaanku ini dan menoleh kearah salah satu orang pria digerombolan pecundang itu. Wajahnya asing, mungkin dia sepuluh tahun atau dua puluh tahun lebih tua dariku dan nampaknya salah satu pecundang ini memiliki uang yang cukup banyak. Terlihat dari dua wanita jalang yang ada dikanan dan kirinya serta botol champagne yang diletakan diatas cup mobil Jaguarnya.

"Bagaimana aku bisa mempercayai ucapanmu?" sahutku.

Dia tergelak. "Steve, ambilkan kopernya." Salah satu pria lainnya mengambil sebuah koper silver didalam mobil Jaguar pria tua itu. Aku pun bangkit dari posisiku dan berdiri beberapa meter didekat mereka.

TEARS 2 | SLOW UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang