"Rumi, kamu kenapa sih! semenjak turun dari pesawat kelihatannya kamu memikirkan sesuatu? Kamu tidak punya pikiran buat kembali kan???"
Aku tersentak dari lamunan, namun tidak habis pikir kenapa Rasyid ada disini, trus kenapa dia tadi tidak mengenalku? Terlalu banyak pertanyaan- pertanyaan di kepala ini sampai tidak menghiraukan suara Indri.
"Maaf ya..aku tadi agak syok liat wajah pak komandan yang ganteng...he..he..." Jawabku sekenanya.
"Cieee cinlok ni yeee...hati-hati kesemsem beneran lho" ledek Indri.
Mendengar itu aku cuma tersenyum geli, Indri tidak tahu hati ini Rasyidlah pemiliknya.
Setelah mendapat pengarahan kami di persilahkan untuk melihat rumah sementara yang akan kami tempati. Letaknya masih di dalam area pemukiman para tentara. Tempat ini merupakan tempat yang paling aman, walaupun tempat ini sebagian besar terdiri dari hutan dan bukit, tapi area ini di kelilingi pagar berduri dan tidak sembarang orang bisa masuk.
Manokwari sungguh menawan, terletak di pantai utara daerah kepala burung Pulau Papua, membentang di Teluk Doreri, di tengah perbukitan rendah didominasi oleh pegunungan Arfak di selatan. Pemandangan indah yang membentang, bukit-bukit hijau berbaris, hamparan laut yang terlihat dari kejauhan. Sungguh sangat indah, melihat semua ini akan membuat kita melupakan sejenak semua masalah. Dan benar saja aku pun bisa melupakan Rasyid walaupun sesaat. Namun sayang suku-suku disini masih sering berperang satu sama lain, sehingga banyak TNI yang di tempatkan di sini untuk menjaga keamanan.
Lamunanku dikagetkan dengan tangan seorang laki- laki yang tiba-tiba menarik tanganku kebelakang suatu bangunan besar namun sepi, dan membuatku sejenak berhenti bernapas karena mulutku dibekap, apa aku sedang diculikkah. Disinikan banyak pemberontak. Ya Allah selamatkan hambamu ini. Aku tidak berani membuka mata.
"Hai, Apa Kabar sayang?"Terdengar suara yang tidak asing di telingaku, suara yang selama ini aku rindukan, suara itu....suara Rasyid. Tapi ketakutan mengalahkan rasa kangenku aku langsung reflek menginjak kakinya sekuat tenaga.
"Aduuh.... sakit tau...aku kan kangen." Celetuk Rasyid sambil lompat-lompat kesakitan.
"Ooh begini ya caranya, kamu keterlaluan! berapa lama kamu sudah pergi tanpa kabar... 6 bulan...sadar gak sih! Trus setelah melihatku untuk pertama kali kamu pura-pura gak kenal...mikir ya!!"Jawabku ketus.
Setelah melampiaskan kekesalanku akupun ngeloyor pergi tanpa menengok, sementara Rasyid cuma diam terpaku, mungkin dia kecewa pertemuan yang manis yang dia harapkan gagal.
Maksudnya apaan sih tuh orang , setelah dia pura-pura gak kenal trus sekarang main tarik aja.
Tapi sebenarnya aku juga kan kangen banget, tapi memang dia harus mendapat pelajaran karena sudah ngerjain aku. Gerutuku dalam hati."Dari mana aja Rum, kok lama?"Tanya Laras. "Kamu sudah pindahkan barang-barangmu belum, tuh rumah kita."Laras menunjuk ke arah rumah sementara kami, rumah itu terlihat seperti kontrakan petakan ada 3 kamar berderet. Setiap kamar hanya bisa di tempati oleh 2 orang.
"Lho kalian sudah dapat kamar masing-masing ya?" Tanyaku kepada mereka.
Karena kita berlima sedangkan kamarnya cuma 3 jadi salah satu dari kami harus sendiri."Karena kamu ketua tim jadi satu kamar buat kamu sendiri ya." Celetuk Ari padaku.
"Kok begitu, terus aku tidur sendiri dong."
"Gampang itu mah nanti bisa di atur , kan bisa gantian." celetuk Indri.
Kami berlima mempunyai karakter yang berbeda-beda Indri yang muda dan cantik, yang selalu menjadi perhatian bagi kaum adam, Ari yang cuek, Laras yang cerewet dan Anisa yang pendiam. Kedatangan kami memang membawa warna tersendiri di tempat ini, karena di sini memang tidak ada perempuan. Jadi kedatangan kami merupakan anugerah buat tentara-tentara yang jenuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bugenvil
RomancePerjodohan dan cinta yang datang tak terduga Rasa cinta yang timbul sesudah pernikahan Cerita sederhananya... Dijamin bakal bikin kamu baper abis...