Selamat Tinggal

8.8K 110 150
                                    

Sudah 3 bulan telah berlalu semenjak Rasyid pulang ke Solo, dan sebulan terakhir ini aku tidak mendapatkan kabar darinya. Biasanya Rasyid mengirim surat lewat temannya yang kebetulan mendapat tugas ke Manokwari apalagi semenjak disini akan dibuat pangkalan militer banyak tentara yang datang dan pergi.

Walau rindu ini sudah memuncak tapi aku harus sabar tinggal 2 bulan lagi aku akan kembali dan bisa bersamanya.

Setiap hari aku menyibukkan diri dengan murid-muridku. merekalah yang selama ini menghiburku dan membuatku tertawa dan sejenak melupakan Rasyid. aku akan sangat merindukan mereka pastinya. ingin rasanya tinggal disini lebih lama tapi ...tentu harus ada Rasyid disampingku. Mimpi yang tak mungkin karena resiko istri seorang tentara lebih sering berpisah dari suami.

Dan disini ada yang membuatku penasaran yang belum terbayarkan, setiap hari ada yang mengirimiku bunga dan puisi. Romantis sekali, tapi sayang sampai sekarang aku belum tahu siapa orang itu.

"Dapet bunga lagi." Celetuk Indri membuat ku kaget.

"Hmm...". Aku hanya mengangguk.

"Jadi penasaran aku siapa sih tuh orang, klo suka ya... ngomonglah masa dipendam begitu." gerutu Indri.

"Mungkin dia punya maksud yang tidak bisa diungkap dengan kata-kata".

"Karena cinta yang tulus itu biasanya sulit untuk diungkapkan."

"Tapi gak semua begitu juga kok, mungkin Novanmu lebih punya keberanian yang besar."

Aku langsung buru-buru mengklarifikasi ucapanku tadi setelah melihat Indri mengernyitkan dahi.

Hampir saja aku lupa Indri dan Novan sudah menjadi sepasang kekasih walaupun pertemuan mereka baru beberapa bulan. Namun mereka diam-diam karena kami sudah di sumpah tidak boleh menjalin hubungan ketika menjalani masa dinas ini. Dan beberapa temanku yang lain juga kelihatannya juga sedang dekat dengan beberapa tentara. Cuma aku saja yang masih menjaga jarak dan terlena dengan Rasyid dan penggemar rahasia.

"Selamat pagi bu guru." sapa seorang tentara yang bernama Raditya. Aku dengar dia juga berasal dari Jawa Tengah, tepatnya Semarang .Raditya salah satu tentara pujaan kami. memang dia tidak seganteng Novan tapi dia manis dan ramah, badannya tinggi atletis dan dia punya satu lesung pipit di pipi kiri jadi makin manis jika dia tersenyum. kalo saja aku masih sendiri pastilah sudah fall in love.

"Pagi mas, lagi santai nih? tanyaku balik.

"Iya.. bu guru juga nih lagi gak sibuk ya."

"kan hari Minggu mas." jawabku singkat.

"oh iya.. lupa." Jawabnya sambil nyengir sambil menggaruk kepala.

"Ada kabar berita apa mas?" tanyaku sambil melirik tabloid yang tergulung ditangannya. Tabloid khusus untuk kalangan intern tentara, yang mereka terbitkan sebulan sekali.

"oh biasa bu, kabar tentang kesibukan tentara, ada yang dikirim ke Sidoarjo buat mengamankan situasi darurat longsor, ada juga berita pesawat latihan yang jatuh di Jakarta."

"ooh..siapa pilotnya." tanyaku sigap. Aku masih trauma mendengar pesawat jatuh, teringat peristiwa yang menimpa Rasyid dahulu.

"Surya Akbar.. bu Arumi kenal, tapi alhamdulilah selamat kok." jawab Raditya sambil membuka tabloid , tapi justru pandanganku tertuju pada gambar pasangan yang baru merayakan pernikahan, gambarnya memang tidak terlalu besar. Tapi cukup untuk mengenali wajahnya . pengantin wanitanya cantik mengenakan kebaya hijau muda disampingnya seorang pria yang aku tidak asing lagi, jantungku nyaris berhenti. Wanita itu adalah Dr.Shila dan yang di sampingnya itu adalah ....Rasyid.

Cinta BugenvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang