Mobil ranger itu sudah terparkir depan gerbang, hari ini Rasyid akan mengajak kami pergi ke suatu ke tempat. Aku dan keenam muridku tentunya. Kata anak-anak di sini ada danau kembar namanya danau Anggi. Nama yang unik untuk sebuah danau, aku jadi teringat nama salah satu muridku di Solo.
Karena hari Minggu jadi kami semua libur termasuk Rasyid, sementara ke empat temanku punya acara masing-masing dengan muridnya.
Setelah kami selesai menyiapkan bekal kami pun berangkat, mobil ranger kami melaju dengan gagah, menerjang jalanan yang becek dan berbatu kadang juga harus menyebrangi aliran sungai, dan ternyata tidak sedikit mobil yang terjebak di dalam lumpur, sehingga beberapa kali kami harus turun untuk membantu. Perjalanan ke danau Anggi yang dekat seharusnya hanya memakan waktu sekitar 20 menit molor menjadi satu jam. Tapi anak-anak tetap semangat dan bergembira. Dan aku sendiri jangan ditanya, selama ada Rasyid di sampingku sudah pasti aku bahagia tiada tara.
Sepanjang perjalanan aku menikmati dengan takjub, pemandangan pegunungan Arfak yang indah membentang di depan mata. Masyarakat Arfak atau orang Arfak mempunyai pandangan bahwa alam di sini adalah sumber kehidupan. Tingginya usaha menjaga keselarasan dengan alam atau hutan yang memberi kehidupan kepada masyarakat Arfak menandakan bahwa mereka memiliki nilai budaya untuk mempertahankan atau menjaga alam sekitarnya jangan sampai rusak. Ketergantungan kepada alam sangat kuat, kalau alam atau hutan tempat mencari makanan mengalami kerusakan maka tidak ada lagi makanan untuk menghidupi warga masyarakat setempat. Bahkan mereka percaya jika mereka merusak alam maka mereka akan terkena kutukan atau bencana.
Akhirnya sampai juga kami di danau Anggi. Danau ini airnya bersih dan sangat asri belum lagi udara yang sejuk dan segar di selingi semilir angin sepoi-sepoi laksana alunan musik merdu lengkap dengan syair yang indah.... melihat semua ini damai rasanya.
"Bu Arumi kami sering kesini, kami sangat suka sekali kesini."ucap Ana gembira.
"Oh iya, kamu kesini dengan siapa?" Tanyaku dengan santai sambil memainkan air danau. sementara ke lima bocah tadi sudah nyebur ke danau.
"Kami kesini dengan bu..... " Belum selesai Ana berucap tiba-tiba saja Rasyid langsung membekap mulut Ana dan memberi isyarat untuk diam.
"Dengan bu Shila...!!" Teriak Ana.
Ternyata Ana berhasil melepas tangan Rasyid kemudian berlari menghampiri kelima temannya, dan Rasyid langsung menatapku dengan senyum manisnya.
"Gak sering kok cuma baru sekali, bener.. suer." Jawab Rasyid sambil mengacungkan dua jarinya.
"Bagiku gak masalah kok berapa kali kamu kesini...apalagi sama dokter cantik, pastilah lebih menyenangkan." Jawabku ketus.
Kenapa sulit sekali aku menyembunyikan rasa cemburuku...selalu...selalu aku yang cemburu. masih ingat sebulan lalu paska insiden digigit ular aku mendengar dia akan dijodohkan dengan dokter Shila, aku sampai mendiamkan Rasyid beberapa hari. Rasyid menjelaskan berkali-kali bahwa berita itu tidak benar tapi aku yang keras kepala tetap saja tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bugenvil
RomancePerjodohan dan cinta yang datang tak terduga Rasa cinta yang timbul sesudah pernikahan Cerita sederhananya... Dijamin bakal bikin kamu baper abis...