Bertemu Bapak

5.8K 37 0
                                    

Aku terkejut... jendela itu...kenapa jendela itu bisa terbuka sendiri? Ternyata hanya angin...aku tadi lupa menguncinya.

Masih berharap Rasyid akan datang. Ternyata di luar sedang hujan angin, membuat udara menjadi dingin, kutarik selimut dan kulanjutkan lagi mimpi indah bersamamu.

*****

"Bu Arumi...." Terdengar teriakkan suara Ega. Dan ternyata keenam anak itu kompak sekali, pagi-pagi sudah berada di depan pintuku.

"Astaga kenapa kalian kemari, pakai apa!! "Tanyaku terkejut. Jangan ditanya pakai apa, pastilah mereka jalan kaki.

Belum reda aku terkejut, aku di buat kaget lagi dengan suara yang selalu membuat hatiku berdesir.

"Pagi anak-anak."Sapa Rasyid ramah.

"Selamat pagi pak Rasyid." Jawab mereka kompak.

"Sudah lama kalian tidak ke sini, sekarang ada bu guru cantik, bapak dilupakan ya." Celetuk Rasyid.

Mendengar itu aku langsung salah tingkah, dan pasti mukaku merah merekah seperti kepiting rebus.
Rasyid memang suamiku tapi entah kenapa setiap melihatnya jantungku berdegup naik beberapa oktaf, masih gugup salah tingkah.

"Jika sudah siap ayo berangkat, aku siap mengantar." Ucap Rasyid sambil bergegas ke mobil.

Dan Indri langsung mendorongku untuk duduk didepan, tadinya aku menolak walau sebenarnya hati ini  ingin sekali tapi akhirnya aku pasrah, mereka dibelakang sementara aku di depan bersama Rasyid.

"Semalam pulang jam berapa?"Tanyaku mengawali pembicaraan.

"Tadi pagi, sekitar jam 3 aku diantar heli, tadinya udah gak sabar mau ketemu istriku tapi gak enaklah pasti dia sudah tidur." Ucap Rasyid.

"Jangan  ngeliatin aku terus  nanti kamu jatuh cinta lho." Ucap Rasyid meledekku. Aku sendiri tak sadar ternyata mataku ini dari tadi menatap wajahnya, yang lebih gelap tapi semakin manis.

Belum sempat menjawab tiba-tiba tangannya sudah menggenggam tanganku,

"Ish..nanti ada yang liat, nyetir yang bener." Ucapku.

"Habis gemes tiap hari cuma bisa memandang kamu dari jauh. Tersiksa banget." Keluh Rasyid.

"Masih bersyukur seperti ini, daripada kita terpisah jauh."Jawabku setenang mungkin,  susah untuk meredakan suara detak jantung yang terus bertalu seperti musik orkestra.

"Hari ini aku akan menemanimu mengajar, seharian aku akan bersamamu". Ucap Rasyid.

"Apa tidak terlalu mencolok nanti, kamu terlihat perhatian sekali sama aku".

"Emang salah ya perhatian sama istri." Jawab Rasyid.

"Tidak salah di mata kita, tapi orang lain  kan tidak tahu."

"Ya sudah nanti aku akan buat pengumuman bahwa bu Arumi adalah istriku."

"Gila kamu, gak begitu juga. Kamu ingin aku dikirim pulang ke Solo...biar kamu bebas sama dokter Shila." Jawabku ketus.

Mendengar itu Rasyid malah tertawa dan dan aku kecolongan, dia mencium pipiku.

Sontak aku langsung terkejut dan refleks mencubit lengannya.

Hari ini anak- anak mengajak belajar ke hutan. Seperti perkataannya tadi dia akan menemaniku seharian, dia mengekor kemana pun  aku pergi.

Hari ini kami belajar tentang macam-macam bentuk daun.
Anak- anak sangat antusias dan mereka juga kritis serta banyak bertanya kadang pertanyaannya terlalu aneh, sampai aku harus berfikir keras untuk menjawab.
Aku perintahkan mereka mengumpulkan daun-daun yang aku minta,mereka semua berpencar tapi aku minta jangan jauh-jauh nanti susah dicarinya.

Cinta BugenvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang