Kehidupan Baru di Maleo

1.1K 41 22
                                    

( 2 Tahun Kemudian)

"Pagi Bu Arumi...."

"Pagi anak ganteng." Sapa Arumi dengan wajah ceria.

"Kok sendirian yang lain mana .." Sapa Arumi sambil merangkul pundak bocah yang menyapanya tadi.

"Saya sudah di tinggal Bu, tadi saya kesiangan."

"Kenapa bisa kesiangan." Tanyaku

"Mama sakit bu, dari semalam badannya panas." Jawabnya sedih

"Innalilahi....semoga Mamamu cepat sembuh,nanti siang ibu ke rumah ya"

Agus adalah seorang anak yatim yang kerja sehari membantu ibunya mengais sisa sisa ikan di pelelangan ikan....ikan tersebut akan di jual dan sisanya untuk makan, Agus juga mempunyai seorang adik Bina namanya usianya masih 3 tahun. Untuk anak seumuran Agus yang harus nya belajar dan bermain harus banting tulang untuk mengurus adik dan ibunya. Sekarang ibunya sakit sungguh kasihan dia.

"Selamat pagi anak anak..."

"Pagi Bu guru..."

"Seperti janji ibu hari ini kita akan belajar di luar ya."

"Hari ini materi yang akan kita pelajari adalah ekosistem."

"Kita akan belajar di pantai."

"Horeee..."Sorak mereka.

Anak di Maleo ini memang menyenangkan hati, penurut , cerdas dan kritis. Angin berhembus perlahan menerpa wajahku, Matahariku bersinar terik menyinari wajah-wajah ceria itu. Namun tidak satupun dari mereka yang merasa kepanasan. Mereka semua asyik mengikuti perintah dari ku.
Hampir 2 tahun aku tinggal disini, tempat ini lah yang membantu aku melupakanya. Sekarang aku adalah Arumi yang baru. Bagiku Rasyid adalah masa lalu yang tidak perlu di kenang. Biarlah dia hilang. Walaupun terkadang bayang-bayang itu selalu hadir tanpa diundang, dan kadang aku mencoba untuk berpikir positif. Mungkin Rasyid punya alasan.
Tapi apa alasan itu. sampai sekarang aku tidak tahu.
Kenapa dia tidak mau cerita kepadaku.
Ah, lagi-lagi aku melamun tentang Rasyid. Cepat atau lambat aku pasti bisa melupakanya.

"Pasti bu Arumi lagi mikirin pak Rasyid lagi." Bisik Raditya mengagetkan lamunanku.

"Kamu lagi....sok tau kamu." Jawabku ketus.

"Sampai kapan kamu akan menjadi mata-mata Rasyid, nggak bosan ya mengikuti aku terus."

"Bu Arumi kamu salah paham, siapa yang mata-mata? " Jawab Radit menyangkal.

"Aku dengar di dalam dunia tentara seorang bawahan akan melakukan apa saja yang di perintahkan atasannya, Rasyid atasanmu kan." Radit hanya terdiam.

"Sudahlah Radit...mengaku sajalah, perlu kamu ketahui aku nggak kaget kok Rasyid minggu depan akan datang ke desa ini , berkedok alasan pembangunan jembatan desa dan Puskesmas.

"Sama seperti Rasyid aku juga punya mata-mata. aku berusaha berkata dengan tenang, mencoba mengelabuhi Raditya bahwa aku juga punya mata-mata, padahal aku mengetahui kedatangan Rasyid dari pak kepala desa dua hari yang lalu.

Raditya hanya terdiam mendengar kata-kataku sambil memandang ke hamparan laut tak bertepi.

"Aku sudah melupakan semuanya!" lanjutku menegaskan.

"Semuanya... bagiku Rasyid adalah masa lalu."

"Apakah kamu tidak mau mendengarkan penjelasannya sekali saja." tanya Raditya tidak menyerah.

Aku menggeleng. Hatiku terasa sesak jika membahas masalah ini lagi setiap kali mengucapkan aku ingin melupakanmu aku menjadi sakit.

"Anak-anak sudah selesai tugas dari ibu." teriakku kepada mereka untuk mengalihkan pembicaraan.

"Jika sudah kita kembali ke sekolah dan istirahat ya."

"Horeee..."Jawab anak-anak riuh.

"Oh iya Raditya sepertinya ini pertemuan terakhir kita ...karena kemarin aku sudah mengajukan untuk pindah ke suatu tempat yang gak bakal kalian temukan. ucapku sambil membalikkan badan dan meninggalkan Raditya.

'Maaf sepertinya kamu akan gagal kali, justru saya kemari ingin menyampaikan sama kamu kalau permintaan kamu telah di batalkan." Teriak Radity sambil mengipaskan sebuah kertas.

"Kamu pasti tahu ini kelakuan siapa." Jelas Raditya penuh kemenangan.

Langkahku terhenti, sial !!.... umpatku dalam hati. Aku mencoba menahan diri dengan menarik napas perlahan.

Mendengar ucapan Raditya aku hanya bisa terdiam.

"Ok kalo begitu katakan kepada atasanmu aku terima tantangannya." Jawabku dengan tegas.

Raditya hanya tersenyum sambil mengacungkan tangannya tanda hormat.

"Siap ibu komandan."

"Radityaaaa." teriakku kesal. Raditya malah ngeloyor pergi pura-pura tidak mendengar.

Mungkin sudah waktunya harus berhadapan dengannya cukup sudah 3 tahun ini bermain kucing-kucingan dengannya. Aku sudah lelah melarikan diri, toh kemanapun aku lari pasti akan dia temukan. Statusku tidak bisa bohong aku masih istri Rasyid. Mungkin ini saatnya mengakhiri, supaya semua jelas dan aku bisa membuka lembaran baru yang lebih membahagiakan. Cukup sudah untuk segala kesedihan ini Arumi, kamu juga layak bahagia. Sementara aku sudah enggan berpindah lagi, aku sudah jatuh cinta dengan tanah Maleo ini. hamparan pasir yang susah untuk dilukiskan keindahannya membuat aku betah disini. Keramahan penduduknya juga membuatku sangat nyaman. Sebelum sampai tanah surga ini aku sempat berpetualang ke beberapa daerah bergabung dengan organisasi yang peduli dengan pendidikan di daerah terpencil. tujuan ku awalnya hanya ingin lari dari Rasyid tapi malah aku sangat suka dengan pekerjaan ini.

Sepertinya masa lalu sedang berdiri tegak dihadapanku mungkin dia akan segera menagih hutangnya kepadaku, karena sebelumnya aku selalu bersembunyi layaknya orang yang di kejar-kejar deep colektor.

"Assalamualaikum Bu Arumi, maaf mengganggu sebelumnya." Sapa Pak Musa yang merupakan Kepala Desa tempat aku tinggal.

"Walaikumsalam iya pak ada apa ya..ada yang bisa saya bantu."

"Silahkan masuk Pak Musa."Pintaku kepada Pak Musa yang sudah berdiri didepan pintu dengan baju batiknya.

"Ini bu saya minta ke Bu Arumi untuk menemani saya menyambut pada tentara yang kan datang besok."

Aku tersentak, jantungku berdegup tidak karuan cobaan apa pula ini, menyambut kedatangan mereka berarti sama saja menyambut kedatangan Rasyid. oh tidaak...apakah aku sanggup??

"Bagaimana bu." Tanya Pak Musa.

"Iya pak saya akan bantu." Mulut ini rasanya tidak sanggup untuk berkata tidak. Bagaimanapun juga Pak Musa orangnya sangat ramah tidak mungkin aku menolak permintaannya.Lagi pula Pak Musa tidak tahu permasalahanku dengan Rasyid.

Sudahlah cuma Rasyid yang akan datang isn't big problem. Aku berusaha menyemangati diri. Sial aku tidak bisa tidur... kenapa kepala ini malah membayangkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi besok.

Apakah aku bisa berhadapan lagi dengannya....


Bersambung


Haii akhirnya aku kembali.........Cinta Bugenvil akan lanjuuut

Maaf  banget ................. sudah  menunggu lama.....

Penantian panjang pun berakhir.....

Cinta BugenvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang